Pekerja LSM Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M 3. Gita Kencana, S.K.M, M.P.H

Rika juga menimpali bahwa harapan Astri yang terbesar sebenarnya bukan hanya pindah rumah tetapi juga agar anaknya bisa sekolah di Jawa, dan bersama dengan keluarganya. Menurut Rika, hal ini dipicu karena terjadi konflik dengan kakak iparnya, dimana kakak ipar Astri ingin mengasuh anak Astri agar mendapat bagian warisan dari orangtuanya. “Kalo dia harapannya anaknya kembali ke keluarganya di Jawa.. sekolah di jawa.. Karena gini cakap kasarnya.. Masalah warisan ini.. anaknya kan ada jatah sebenarnya.. tapi kakak suaminya kan seperti ingin menguasai..” Astri sebenarnya sangat ingin untuk pindah rumah dari rumah mertuanya, tetapi yang menghalangi Astri adalah rasa hormatnya kepada mertua. Astri merasa tidak menghormati mertuanya jika mengabaikan hal tersebut. Dalam pikiran Astri, jika ia tidak mengikuti anjuran mertuanya maka itu adalah keegoisan. Sebenarnya kalo mau egois, bukan ga bisa kakak langsung pindah aja, tapi kita juga mikirin gimana orang-orang di sekitar kita ya kan.. Apalagi sebenarnya mertua aku lebih dekat ama ku daripada ama anak-anak mereka kandung.. Gimana ya.. soalnya responku biasanya lebih cepat.. Aku menghargai mereka sebenarnya” Astri merasa bersyukur karena diterima oleh keluarga mertuanya, tapi di sisi lain, Astri merasa kurang sepaham dengan cara mertuanya membesarkan anaknya. Astri ingin agar anaknya menjadi pribadi yang mandiri. Oleh karena itu, Astri sangat berharap mereka dapat pindah rumah suatu saat nanti dari rumah mertuanya. Astri menghadapi dilema dalam keputusan pindah atau tidak karena rasa hormat terhadap keluarga mertua.

e.Pekerja LSM

Universitas Sumatera Utara Pada awalnya, Astri sebenarnya tidak terlalu dekat dengan LSM tempat ia bekerja saat ini, walaupun ia dijangkau oleh LSM. Astri lebih dekat dengan petugas lapangan yang dari Perbaungan tetapi setelah diusulkan untuk bergabung dengan LSM ini karena Astri tinggal di kota Medan, maka Astri pun menyetujuinya. Astri mendapatkan informasi dari petugas lapangan dan KDS yang ia ikuti, dan kemudian ia mendapat tawaran pekerjaan dari LSM dan mengikuti banyak pelatihan sejak saat itu baik di Medan ataupun nasional. Sebagai seorang pekerja LSM, Astri memiliki tanggung jawab yang baik terhadap pekerjaannya. Astri menikmati pekerjaannya sekarang karena berhubungan dengan hasrat hatinya yaitu menolong orang lain. Astri dapat menyalurkan keinginannya dan memperoleh kepuasan dalam menolong orang lain mengatasi permasalahannya. Astri juga telah mengalami berbagai peran di LSM ini, dan dia terbuka untuk terus belajar. Kenginan Astri untuk terus terlibat bekerja di LSM adalah karena keinginannya untuk menolong banyak orang. Astri merasa senang ketika dapat berbagi pengalaman yang sudah 5 tahun hidup bersama virus ini kepada orang lain. Astri melihat sangat pentingnya informasi bagi orang yang terinfeksi HIV-AIDS dan kebutuhan untuk didengarkan dan dimengerti. “Yang diubuthkan ODHA itu walaupun dah dibilang berdaya ya tetap informasi. Apalagi dalam kondisi sakit, mereka kan jadi lebih sensitif.. butuh didengarkan.. Walaupun sebenarnya yang bisa menyelesaikan masalah itu ya mereka sendiri.” Atas dasar pemikiran itu, maka Astri sendiri rela memberikan waktunya kepada ODHA yang membutuhkan pertolongannya. Astri mengakui telepon yang dia pegang Universitas Sumatera Utara harus siap sedia 24 jam untuk menjawab kebutuhan dari ODHA. Rika, juga menyatakan pengalaman yang sama dalam berhubungan dengan ODHA. “Sebenarnya dia loyalnya sih ama kita juga, teman-teman juga.. tapi kalo kami sih sebenarnya wajib loyal sih semua.. ada yang sakit wajib datang, mau jam 11 malam juga wajib datang.. kami kerja ga ada batas waktunya sih sebenarnya.. masuknya aja ada jdwalnya tapi pulangnya enggak.. pulang dari lapangan disitulah punya waktu ke rumah dampingan kan.. pulang jam 10 jam 11 malam udah biasa.. nemani ke rumah sakit, semua la, kita yang bawa.. mereka butuh apa kita bantu.. terkadang kan orangtuanya atau keluarganya ga ngerti dengan kondisi dampingan kita ini yang 3 huruf itu.. apalagi kalo dah ngedrop.. mana ngerti mereka mau dibawa kemana, rumah sakit mana.. kita la yang bawa.. kami bareng la, gimana cara bawanya, naik becak, mau naik apa.. suka duka di ugd gimana, berhadapan dengan dokter yang koas itu gimana, udahlah udah dialami semua, yang begado gimana, disitulah semua” Dari cerita Rika, Astri sendiri sebenarnya di LSM ini sudah menjalani berbagai peran, mulai dari pekerja lapangan, koordinator Permata, koordinator Kelompok Dukungan Sebaya KDS, dan sekarang bagian keuangan. Astri sendiri bercerita selama 5 tahun ia bekerja di LSM ini ia sudah pernah ambil bagian dalam pendampingan, pengembangan kelompok, penjangkauan, administrasi, supervisi dan terakhir ini community organizer. “Kalo kakak 5 tahun ini udah pernah apa aja ya.. Pendampingan pernah, pengembangan kelompok, penjangkauan, administrasi, supervisi dan yang sekarang CO, community organizer la..” Astri “Sekarang dia kasir.. kemarin itu koordinator untuk KDS. Dia ngurusin semua KDS. Duluya kan dia koordinator Permata. Apa itu kepanjangan Permata ya.. sambil berpikir.. Perempuan-perempuan yang tegar gitu la..” Rika Universitas Sumatera Utara Selanjutnya menurut Rika, Astri memiliki kepemimpinan yang bagus dalam bekerja. Rika melihat sebagai pribadi yang bertanggungjawab, terutama mengenai keuangan. Rika tidak pernah menemukan Astri mengambil yang bukan hak miliknya ketika mengelola keuangan. Rika juga melihat Astri dapat menjaga emosinya ketika menjadi seorang pemimpin, bagi Rika itu adalah hal yang sulit, dan Astri bisa melakukannya. “Kalo jadi pemimpin sebenarnya dia bagus.. dia mengundurkan diri kemarin itu jadi koordinator.. Di Permata kemarin pertanggungjawaban dia jelas.. ini lo data keuangan, ini lo data kegiatan.. dia fair juga ama anggotanya.. dia ga diktator.. emang sulit jadi pemimpin, harus jaga emosi, liat keperluan anggota.. Kalo soal pertanggungjawaban dia tegas.. jujur juga.. mau uang 100 perak pun dipaparin disitu.. mana mau dia korup” Astri sendiri mengakui bahwa ia memiliki niat yang tulus dalam bekerja membantu orang lain. Pada awal ia bergabung dengan LSM ini, ia menjumpai teman-teman yang memiliki motivasi lain seperti untuk uang, dan ia merasa hal tersebut bertentangan dengan hati nuraninya. Hal ini membuat Astri sempat memutuskan untuk tidak bergabung secara formal dengan LSM tetapi ia tetap mengerjakan bagiannya tanpa gaji selama 6 bulan. “Ada beberapa orang yang dari hati mau membantu, tapi ada yang hanya program.. Untuk uang.. Kalo aku ga cocok kayak gitu. Jadi selama 6 bulan, kakak tetap melakukan tanpa gaji.. Justru kakak yang lebih sering masuk daripada yang dibayar..” Selain kelebihan dalam hal tersebut, kelemahan Astri dalam pekerjaan adalah Astri kesulitan untuk tegas jika ia berada sebagai bawahan. Menurut pengakuan Rika, Astri lebih tegas jika ia menjadi pimpinan dibanding ia menjadi bawahan. Astri sebagai bawahan akan mengikuti apapun yang menjadi keputusan dari pemimpinnya baik itu sesuai ataupun menurut pandangannya. Demikian penuturan Rika: Universitas Sumatera Utara “Kalo tegas sih sebagai pemimpin dia bisa tegas.. tapi kalo sebagai bawahan dia ga bisa tegas.. misalnya tentang keuangan, kalo dia bawahan, ya kalo pemimpin bilang gini.. ya dia ga bisa tegas.. ikut aja.. tapi kalo dia sebagai pemimpin dia bisa tegas..” Dalam hal dukungan keuangan, Astri mengaku bahwa pastilah ia membutuhkan uang untuk kebutuhannya. Tetapi, Astri sendiri tidak terlalu khawatir dengan masalah finansial jika bekerja di suatu LSM. Astri sendiri mengaku jika bekerja di LSM harus rela juga tidak mendapat gaji. “Kalo aku, masalah dukungan, gimana ya dibilang, kalo memang mau kaya jangan kerja di LSM la.. mungkin kita bukan kaya uang ya tapi kaya pengetahuan, beramal.. itulah, kalo di MP, mulai dari pernah ga digaji selama 6 bulan.. gimana ya bukannya aku malu bilang nominalnya, bukan .. tapi di bawah rata-rata la.. gaji 200 pun pernah, 300 pun pernah, gaji 5 juta juga pernah , gaji 1 juta pernah..” Keyakinan Astri akan keuangan adalah bukan tergantung pada seberapa banyak uang yang kita dapat, tetapi bagaimana kita mengatur keuangan itu. Rika sendiri sudah pernah melihat bagaimana Astri mengatur keuangannya dengan rapi sehingga dengan gaji yang sedikit, Astri dapat memenuhi kebutuhan anaknya. “Ada tiap bulan terutama untuk yang ke lapangan ya..soalnya mereka kan lebih capek.. jadi kalopun posisiku lebih tinggi dari mereka kan.. dan pemikiran ku pun terkuras, memang tenaga ga terkuras tapi pikiran, gajiku lebih rendah dari mereka. Bagiku sih ga masalah.. karena memang bukan nominal yang dikejar.. karena itu tergantung kita sebenarnya.. gaji 5 juta pun kalo kita bilang kurang ya masih kurang.. tapi gaji 200 ribu pun kita bilang cukup ya cukup..” Astri “Dia manajemen keuangan untuk dirinya sendiri pun kuat. Dlu pernah dia tunjukkin ke aku amplop-amplopnya.. Jadi kalo dia dah gajian, dia masukkin ke pos-posnya, untuk cicilan motor segini, untuk susu anak segini.. ga bisa diganggu itu.. Berapa la Universitas Sumatera Utara gaji ya kan,.. tapi dia bisa ngaturnya, apalagi sekarng kan uang sekolah anaknya udah ga dibiayai mertuanya lagi.. dulu sih masih tapi janji tinggal janji la..” Rika Dalam hubungan dengan teman kerja, Astri bukan orang yang sering terlibat konflik. Astri mengaku cukup mudah beradapatasi dan tidak suka mencari masalah. Kedekatan satu dengan yang lain di tempat kerja tidak dibatasi oleh jenis kelamin. Rika juga mengakui hal ini bahwa Astri adalah orang yang tidak suka mencari konflik, tetapi kelemahan Astri adalah jika sudah marah, maka Astri akan mengabaikan orang itu, tidak peduli siapapun dia. “Pendendam ga.. tapi kalo dia udah sakit hati.. dicakapin pun dia ga mau.. dicuekin abis.. ga peduli sapa orangnya.. dikacanginnya.. kalo awak ngomong bisa kayak ngomong ama tembok..” Selain sebagai tempat bekerja, LSM ini telah menjadi keluarga baru bagi Astri selama 5 tahun terakhir. Astri merasa sangat dekat dengan orang-orang yang ada di dalamnya. Menurut pengakuan Rika, komunitas ini juga banyak mempengaruhi hidup Astri. Berikut penuturan Rika: “Pengaruh ke dia untuk berdaya sebenarnya ya anaknya.. dia berjuang utuk anaknya. Yang kedua ya teman-teman. Mungkin gini, kita kalo ga hidup disini mungkin kita ga tau bagaimana rasanya hidup susah.. teman-teman yang ada memepengaruhi dia. Llingkungan kerjanya... Karna dia pernah ngomong juga waktu dia di kampung dia bisa stress. Ga tau mau ngapain.. Karena dia ga bisa mengeluarkan apa yang ada di hatinya..dia pengen bantu orang tapi ga bisa.. soalnya keluarganya kan ga semua tahu tentang kondisi dia.” Konsep diri Astri dalam pekerjaan adalah Astri melihat bahwa ia harus segera bekerja agar dapat menghidupi keluarganya, Astri juga memiliki hasrat dan tujuan ketika bekerja yaitu untuk menolong banyak orang. Selain itu dari pengakuan Rika, Astri Universitas Sumatera Utara memiliki kepemimpinan yang baik dan bertanggungjawab, hanya saja ketegasan Astri masih tergantung dari posisinya. Astri juga memiliki manajemen keuangan yang baik untuk dirinya sendiri dan juga untuk mengurus keuangan LSM tempat ia bekerja. Astri tidak punya kecenderungan untuk korupsi dan belajar untuk mencukupkan diri dengan berapapun uang yang diterimanya. Astri juga tidak suka mencari konflik dalam pekerjaan walaupun Astri memiliki kelemahan dalam mengatasi konflik yang sudah terlalu berat untuk dia atasi. Di tempat ini juga, Astri mendapatkan keluarga baru yang dapat menolong dia untuk berdaya.

4.3 Konsep Diri ODHA: Studi Kasus Handoko