Sejarah HIV-AIDS Kelompok rujukan reference group

Kriptosporidiosis kronis Isosporiasis kronis Mikosis diseminata histoplasmosis atau kokidiomikosis di luar paru Septikemia yang berulang termasuk Salmonela nontifoid Limfoma serebral atau non-Hodgkin sel-B Karsinoma leher rahim invasif Leishmaniasis diseminata atipikal Nefropati bergejala terkait HIV atau kardiomiopati bergejala terkait HIV Sumber : INTERIM WHO Clinical Staging of HIV-AIDS and HIV-AIDS Case Definitions for Surveillance, 2005

2.2.2 Sejarah HIV-AIDS

HIV-AIDS memiliki perjalanan yang cukup panjang dalam sejarah peradaban manusia. Menurut Harahap 2000 dalam bukunya Pers Meliput AIDS, keberadaan kondisi yang menunjukkan gejala HIV-AIDS, sejauh yang dapat ditelusuri, diperkirakan muncul sejak tahun 1959. Paling tidak, ada delapan kasus yang sangat relevan sebagai indikasi adanya AIDS di tiga benua. Harahap menuliskan bahwa pada tahun 1959, seorang laki-laki Amerika Serikat kelahiran Haiti berusia 45 tahun meninggal dunia dengan gejala mirip AIDS. Pada tahun yang sama tercatat pula seorang pelaut Inggris mengidap Sarcoma Kaposi dan Penumocystis yang meninggal di Machester, Inggris. Tahun 1969 seorang bocah berkulit hitam berusia 15 tahun meninggal di St. Louis, Amerika Serikat juga karena sarcoma kaposi dan infeksi opurtunistik. Tahun 1975 seorang bayi berkulit hitam berusia tujuh bulan di New York City, yang sebelumnya sehat kemudian diketahui mengidap pneumocystis. Tahun 1979 seorang laki-laki homoseksual penduduk New York, Amerika Serikat, meninggal karena sarcoma kaposi. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya tambah Harahap, pada tahun 1977, ditemukan kasus pertama dari benua Afrika: seorang ahli bedah Denmark berusia 47 tahun yang bekerja di pedalaman Zaire, Afrika, meninggal di Denmark dengan gejala AIDS. Pada tahun yang sama seorang perempuan asal Zaire yang berusia 34 tahun berobat ke Belgia dengan gejala AIDS dan meninggal setahun setelahnya di Kinshasa. Pada tahun 1978 seorang ibu rumah tangga di Rwanda, Afrika yang berusia 27 tahun, didapati menderita penurunan kekebalan tubuh. Delapan kasus ini menunjukkan cikal bakal epidemi yang melanda dunia saat ini. Akhirnya pada tahun 1983 Luc Montagnier, seorang ilmuwan di Perancis, berhasil mengisolasi virus pada darah seorang penderita dengan gejala limfadenopati. Virus itu kemudian disebut Montagnier sebagai Lymphadenopathy Associated Virus LAV. Robert Gallo, ilmuwan di National Institute of Health NIH di Bethesda, Amerika Serikat, dan rekan-rekannya berhasil pula menemukan virus penyebab AIDS yang disebut Human T-cell Lymphotropic Virus type III HTLV-3. Levy dan kawan- kawannya di San Fransisco, Amerika Serikat yang juga meneliti penderita-penderita menemukan AIDS related Virus ARV. Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa ketiga virus itu, yaitu LAV, HTLV-3 dan ARV adalah virus yang sama. Badan Kesehatan Sedunia WHO kemudian mengajukan nama HIV Human Immunodeficiency Virus sebagai terminologi yang disepakati pada pertemuan International Commmitee on Taxonomy Viruses 1986. Harahap, 2000 Penyebaran HIV-AIDS secara cepat dan global, diperkirakan karena mobilitas penduduk dunia yang cepat pula. Perpindahan individu yang terinfeksi ke bagian Universitas Sumatera Utara dunia yang lain dan cara penularan virus yang luas, mengakibatkan HIV-AIDS menjadi epidemi di seluruh dunia.

2.2.3 Aspek Penularan HIV-AIDS