Faktor- faktor Pembentukan Konsep Diri

2.1.3 Faktor- faktor Pembentukan Konsep Diri

Konsep diri dapat berubah secara dinamis dan dipengaruhi berbagai faktor yang lahir dari hasil interaksi individu dengan orang lain. Calhoun dan Acocella 1990 mengambil pendapat dari para ahli untuk menjelaskan hal-hal yang membentuk konsep diri: 1.Konsep dasar: Perkembangan masa kanak-kanak Manusia dilahirkan tanpa memiliki konsep diri, maksudnya tidak memiliki pengetahuan tentang diri sendiri dan tidak memiliki penilaian terhadap diri sendiri. Pada awal penghidupan ini, pentingnya orang lain dalam hal ini orangtua membangun konsep diri untuk menyediakan kebutuhan utama yaitu kehangatan, makanan, kontak fisik dan interaksi sosial. Pengertian ini disebut sebagai konsep dasar yaitu pandangan terhadap diri kita sendiri yang merupakan bibit konsep diri kita. Jika kita diperlakukan dengan penuh cinta, maka konsep dasar dapat berupa perasaan positif, tetapi jika kita mengalami penolakan maka di masa yang akan datang, konsep diri kita dapat menjadi negatif. Setelah menggunakan bahasa, terjadi loncatan kemajuan dalam perkembangan konsep diri. Dengan memahami apa yang dikatakan orangtua atau orang lain tentang kita, maka kita memperoleh informasi tentang diri kita dan mulai menghubungkan yang satu dengan yang lain. 2.Sumber informasi untuk konsep diri Universitas Sumatera Utara Jika kita hanya bergantung pada diri kita sendiri, kita mungkin tidak pernah membentuk sesuatu yang menyerupai konsep diri. Konsep diri kita diperoleh dari interaksi kita dengan sumber informasi diluar kita. Dengan kata lain, konsep diri adalah ciptaan sosial, hasil belajar kita melalui hubungan kita dengan orang lain. Yang dimaksud dengan “orang lain” menurut Calhoun dan Acocella 1990 yaitu: a. Orang tua Orang tua adalah kontak sosial yang paling awal yang dialami oleh seseorang dan yang paling kuat. Informasi yang diberikan oleh orang lain dan berlangsung hingga dewasa mengatakan bahwa anak-anak yang tidak memiliki orangtua, disia-siakan oleh orangtua akan memperoleh kesukaran dalam mendapatkan informasi tentang dirinya sehingga hal ini akan menjadi penyebab utama remaja memiliki konsep diri yang negatif. b. Teman sebaya Teman sebaya menempati posisi kedua setelah orangtua dalam mempengaruhi konsep diri. Peran yang diukur dalam kelompok sebaya sangat berpengaruh terhadap pandangan individu mengenai jati dirinya sendiri. c. Masyarakat Masyarakat sangat menentukan fakta-fakta yang ada pada seorang anak, seperti siapa bapaknya, ras dan lain-lain sehingga hal ini berpengaruh terhadap konsep diri yang dimiliki seorang individu. 3. Belajar Universitas Sumatera Utara Konsep diri kita merupakan hasil belajar. Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan psikologis yang relatif permanen yang terjadi dalam diri kita sebagai akibat dari pengalaman. Dalam mempelajari konsep diri harus mempertimbangkan tiga faktor yaitu asosiasi, akibat dan motivasi. Manusia cenderung berpikir melalui asosiasi yaitu mempelajari hubungan-hubungan antara hal-hal yang berbeda. Proses berpikir dan menilai sesuatu lewat asosiasi merupakan dasar pembentukan konsep diri. Sebagai contoh, dengan mengasosiasi dada berbulu dengan kejantanan dan payudara besar dengan kewanitaan, kita dapat belajar menyukai tubuh kita sendiri, tergantung pada apakah tubuh kita memenuhi norma budaya atau tidak. Belajar lewat akibat akan memengaruhi penciptaan standar kita untuk diri kita sendiri, sebagai akibatnya juga terhadap penilaian diri kita. Ideal-ideal diri kita dan sebagai akibatnya harga diri kita, sebagian besar merupakan hasil yang diperoleh setelah mengalami berbagai akibat. Ukuran yang kita pakai menilai diri kita adalah hadian dan hukuman yang kita alami di masa lalu. Belajar mencakup motivasi adalah keadaan yang membangkitkan yang kita alami ketika bekerja untuk mencapai suatu tujuan. Secara ringkas dapat dikatakan apa yang kita pelajari sebagian besar bergantung pada apa yang sedang memotivasi kita. Para psikolog telah menyarankan bahwa tipe motivasi tertentu berpengaruh besar terhadap mempelajari konsep diri. Jadi, segala sesuatu yang berhubungan dengan motivasi- seperti pujian, hadiah atau bahkan kritikan, hukuman akan tergabung ke dalam konsep diri. Universitas Sumatera Utara Sedangkan dalam Rakhmat 1992, faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah:

a. Orang lain