Aspek Pengobatan HIV-AIDS Dampak HIV-AIDS

h.Bila melakukan pemeriksaan kesehatan atau perawatan gigi, ODHA harus memberitahu pemeriksanya bahwa mereka terkena HIV-AIDS sehingga penangannya akan lebih hati-hati agar tidak menularkan kepada yang lain i.Uji untuk antibodi HIV harus dilakukan kepada orang-orang yang terinfeksi akibat berkontak dengan individu yang positif, misalnya pasangan, bayi, keluarga j.ODHA tidak perlu berhenti dari pekerjaannya selama pekerjaannya tidak berpotensi memaparkan darah atau cairan tubuhnya kepada orang lain. Tidak ada bukti penularan virus ini melalui makanan k.ODHA yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan, harus sangat berhati-hati ketika menangani prosedur yang invasif agar tidak menularkan kepada orang lain l.Anak-anak dengan tes positif tidak perlu berhenti sekolah tetapi yang perlu diperhatikan adalah kebiasaan anak-anak yang menimbulkan luka atau lecet seperti menggigit temannya atau terjatuh sampai memiliki luka berdarah

2.2.5 Aspek Pengobatan HIV-AIDS

Pengobatan untuk AIDS dilakukan dengan mengendalikan jumlah virus pada darah dan mengatasi infeksi oportunistik yang muncul akibat virus ini. Untuk mengendalikan jumlah virus di darah maka dipakai kombinasi 3 obat yang sering disebut dengan ART Anti Retroviral Therapy. ART lini pertama bagi ODHA dewasa adalah ZDV + 3TC + NVP. Konsumsi obat dalam jangka waktu yang lama Universitas Sumatera Utara akan berisiko toksik. Jika resisten terjadi, maka ART lini kedua dapat diberikan. ART lini kedua adalah TDF atau ABC + ddl + LPVr atau SQVr. A Jawetz et al, 1995. Pemberian ART juga bermanfaat dalam mencegah penularan HIV dari ODHA kepada yang lain. Konsumsi ART yang teratur memperlihatkan kenaikan kadar CD4 dan penurunan jumlah virus dalam tubuh seseorang. Hal ini berarti menurunkan risiko penularan virus kepada yang lain. Royce et al, 1997, Thea et al, 1997.

2.2.6 Dampak HIV-AIDS

HIV-AIDS memunculkan berbagai dampak pribadi pada psikologis ODHA seperti ketakutan, keputusasaan yang disertai dengan prasangka buruk dan diskriminasi dari orang lain, yang kemudian dapat menimbulkan tekanan psikologis Green Setyowati, 2004. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tsevat et al Arriza dkk, 2011, ODHA juga sebenarnya memiliki keinginan yang besar untuk terus hidup, dan memiliki harapan bahwa kehidupan mereka lebih baik daripada kehidupan mereka sebelumnya. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa setelah lima minggu beradaptasi dengan kabar tersebut, mereka memiliki perasaan berduka yang lebih rendah daripada yang dikiranya dan menjadi bahagia. Dampak lain dari HIV-AIDS adalah reaksi sosial yang timbul di masyarakat. Walaupun masyarakat dunia sudah lama berhadapan dengan epidemi HIV-AIDS, reaksi emosional histeria masyarakat kepada penyakit ini juga masih sering muncul kepermukaan. Stigma dan diskriminasi adalah bentuk reaksi sosial masyarakat yang muncul akibat kurangnya pemahaman masyarakat tentang cara-cara penularan Universitas Sumatera Utara penyakit ini dan ketakutan berlebihan terhadap akibatnya. Stigma dan diskriminasi ini berbeda-beda sesuai dengan konteks daerah yang terkena HIV-AIDS. 2.2.7 Stigma dan Diskriminasi 2.2.7.1 Definisi Stigma dan Diskriminasi