Pesan Politik Konseptualisasi Strategi Komunikasi Politik
32
kepartaian, undang-undang pemilu pernyataan politik, artikel atau isi bukubrosur dan berita surat kabar, radio, televisi dan internet yang berisi
ulasan politik dan pemerintahan, puisi politik, spanduk dan baliho, iklan politik, propaganda, perang urat saraf psywar, makna logo, warna baju
atau bendera, bahsa badan body language dan semacamnya.
24
Bertolak dari paradigma khalayak aktif di Negara demokratis, sesungguhnya khalayaklah yang menentukan pesan politik yang harus
disampaaikan oleh para politikus dalam kampanye politiknya, baik dalam menggunakan retorika politik pidato maupun melalui media politik,
pesan politik disusun setelah mengetahui kondisi khalayak, hal itulah yang disebut sebagai persuasi dalam arti yang sesungguhnya positif.
25
Harus disadari bahwa individu-individu dalam saat yang
bersamaan selalu dirangsang oleh banyak pesan dari berbagai sumber,termasuk pesan politik. Akan tetapi, tidaklah semua rangsangan itu
dapat memengaruhi khalayak karena tidak menimbulkan perhatian atau pengamatan yang terfokus. Artinya, tidak semua yang diamati dapat
menimbulkan perhatian kecuali pesan yang memenuhi syarat. Selanjutnya menurut Wilbur Schramm 1955 yang dikutip Anwar
Arifin, dalam syarat-syarat untuk berhasilnya suatu pesan yaitu: a. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga
pesan itu dapat menarik perhatian khalayak.
24
Cangara Hafied,
“
Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi”Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2009, h.32
25
Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011 cet ke-1, h.248
33
b. Pesan haruslah menggunakan tanda-tanda yang sudah dikenal oleh komunikator dan khalayak sehingga kedua pengertian itu bertemu.
c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi daripada pesan sasaran dan menyarankan agar cara-cara tersebut dapat mencapai kebutuhan
itu. d. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan
yang layak bagi khalayak.
26
Sesungguhnya syarat-syarat yang dikemukakan di atas pada prinsipnya hanyalah terdiri atas intensitas dan pokok persoalannya. Jika
diterapkan dalam komunikasi politik, intensitas pesan politik dapat dilakukan, misalnya pada tanda-tanda komunikasi sign of communication
dan diisi komunikasi politik. Isi pesan politik yang menarik perhatian apabila ia memuat pemenuhan kebutuhan pribadi personal needs dan
kelompok social needs dalam masyarakat. Suatu pesan politik hanya akan menarik perhatian selama ia memberikan harapan atau hasil yang
kuat relevansinya dengan persoalan kebutuhan needs tersebut.
27
Dengan demikian, upaya pertama yang harus dilakukan dalam menyusun pesan politik yang pesuasif adalah bangkitnya perhatian dari
khalayak terhadap pesan-pesan politik yang disampaikan. Pesan yang dapat menimbulkan perhatian adalah pesan yang mudah diperoleh
availability dan karena itu harus menyolok perbedaannya contrast
26
Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011 cet ke-1, h.248
27
Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011 cet ke-1, h.249
34
dengan pesan-pesan yang lain. Kedua hal ini ditujukan terutama dalam pengunaan tanda-tanda komunikasi sign of communication dan
pengunaan medium.
28