Performa Enkulturasi Ekspresi Simbolik Komunikasi Politik PKS di Media Sosial

121 Performa enkulturasi PKS dapat dilihat dari beberapa foto kampanye kader PKS Aep Nurdin yang juga membawa pesan bahwa kader-kader yang telah terpilih kini bekerja berdasarkan cinta, kerja dan harmoni, contohnya seperti foto Kader PKS Aep Nurdin yang sedang menyapa dan menyaring aspirasi para pedagang di pasar sindangkerta. Dari performa komunikatif yang dilakukan oleh PKS, disini PKS memperlihatkan bahwa tidak terlalu mengutamakan kampanye melalui media massa dengan membuat iklan politik, tetapi melalui iklan-iklan politik yang dibuat PKS terutama di media sosial ditunjukkan untuk mengubah persepsi dan image PKS di masyarakat. Iklan-iklan politik PKS sebagai pendukung strategi-strategi kampanye PKS yang lain seperti kaderisasi dan membuka simpul-simpul massa. Berbeda halnya dengan misalnya, Gerindra dan Demokrat yang menghabiskan dana kampanye yang luar biasa banyaknya untuk beriklan di media massa. Kedua partai ini memang lebih mengutamakan berkampanye melalui media massa dengan iklan politik. Dan tentu saja dengan dana raksasa yang disediakan untuk berkampanye di media massa, hasilnya pun terbukti berpengaruh pada perolehan suara kedua partai ini. Namun dengan dana kampanye yang jauh dibawah Gerindra dan Demokrat, PKS menciptakan iklan-iklan yang menjadi perhatian publik semasa kampanye berlangsung. Ini terbukti dari iklan politik PKS beberapa minggu diperbincangkan dan diperdebatkan di media massa. 122 Dari hasil perolehan suara diatas, dapat disimpulkan bahwa iklan politik PKS tidak mempengaruhi dari elektabilitas suara PKS pada Pemilu legislatif 2009 lalu. Walaupun dari iklan politiknya, PKS melakukan manuver-manuver politik yang berani dan terobosan-terobosan baru dalam iklannya yang dilakukan partai lain, namun fakta berkata lain dan PKS hanya mendapatkan 7 persen suara dengan target suara 15 persen serta perolehan suara 20 juta suara hanya mendapatkan 8,2 juta suara.

F. Makna Ekspresi Simbolik Komunikasi Politik PKS di Sosial Media.

Apa yang dilakukan para capres, cagub, dan cawalkot pada period era belakang ini merupakan proses kampanye model baru bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. Kendati kampanye lewat internet masih terkesan dilakukan seadanya, banyaknya situs yang dibuat para caleg dan partai politik, diharapkan mengalami kemajuan pada masa yang akan datang. PKS ingin memberi tahu masyarakat bahwa PKS itu dapat dipercaya. Oleh sebab itu, PKS melancarkan strategi komunikasi politik dengan menampilkan jenis-jenis iklan kreatif yang dapat diterima masyarakat banyak. Dari beberapa jenis iklan yang ditampilkan, PKS lebih banyak mengusung jenis iklan Reporte Netral dan jenis iklan Image Content, dengan alasan bahwa jika iklan yang ditampilkan lebih mengangkat image partai, maka feedback nya mudah diterima. Menjelang di Pemilu Legislatif 2014 mendatang, PKS menggunakan “wajah baru” dalam memaknai perihal nomor urut pesertanya yang bernomor tiga, bahkan PKS tidak segan menggunakan ikon metal saat melakukan 123 kampanye, dengan menunjukkan ibu jari, telunjuk, dan kelingking. Ini dimaknai agar masyarakat mudah mengenal PKS dengan simbol yang lebih “kekiniian” dan agar menarik perhatian kalangan pemula tentunya. Sebuah partai memang mempunyai hak penuh mengenai jenis iklan seperti apa yang akan ditampilkan. Namun alangkah baiknya, jika dalam tayangan iklan tersebut tidak hanya mengusung image partai saja, visi misi kedepan dari partai tersebut juga harus dibahas. Masyarakat kita sudah bisa menilai, partai mana yang hanya sekedar mengobral janji-janji palsu dan partai mana yang benar-benar akan membantu mereka kea rah yang lebih baik. Masyarakat sekarang butuh tindakan bukan hanya jargon kosong saja, masyarakat butuh kejelasan dan keyakinan bahwa partai yang nantinya mereka pilih adalah partai yang benar-benar pro terhadap rakyat. Di image PKS yang baru saat ini, PKS pun sudah membentuk sebuah jargon baru, untuk menarik kembali simpati rakyat, jargon “Cinta, Kerja dan Harmoni” dimaknai PKS berdasarkan penjabaran “Cinta” adalah pendekatan ke konstituen dengan sentuhan kemanusiaan. Jargon “Kerja” diusung agar kader PKS se-Indonesia selalu bekerja berdasarkan kerja keras dengan hati untuk membawa partai ini ke tiga besar Pemilu 2014. Dan “Harmoni” membuat Indonesia sebagai bangsa yang beragam tetap utuh, dan pada waktu yang sama Indonesia bisa terus tumbuh. Dengan dasar itu PKS mengandalkan strategi human touch untuk merebut simpati masyarakat. Ujung dari program PKS adalah memassifkan silaturahim ke seluruh elemen oleh kader-kader.