15
BAB II : Bab Kajian Teoritis yang membahas tentang Teori
Konstruksi Sosial,
Teori Performa
Komunikatif, Konseptualisasi Kampanye Politik, dan Konseptualisasi
Strategi Komunikasi Politik.
BAB III : Bab Gambaran Umum tentang Partai Keadilan Sejahtera
mulai dari sejarah Berdirinya Partai keadilan Sejahtera, Kerangka Landasan Ideologi Partai, Prinsip Dasar Partai
Keadilan Sejahtera, Visi dan Misi, Karakeristik Partai Keadilan Sejahtera dan Lambang Partai.
BAB VI :Bab ini membahas tentang Strategi Komunikasi Politik
Partai kedilan Sejahtera PKS Di Media Sosial Jelang Pemilu 2014 Antara lain, Strategi Komunikasi Politik PKS
Jelang Pemilu 2014 dan Ekspresi Simbolik PKS di Media Sosial.
BAB V : Bab ini merupakan penutup dari penelitian ini yang
berisikan Kesimpulan dan Saran.
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Teori Konstruksi Sosial
Teori konstruksi sosial ini berlangsung dengan pembentukan citra partai politik pada masa kampanye pemilu berlangsung. Konstruksi sosial
diarahkan untuk menciptakan pengetahuan dan persepsi yang beredar dan berkembang di masyarakat dalam bentuk kesadaran umum dan wacana
publik. Melalui media sosial pembentukan konstruksi sosial ini akan lebih cepat dan luas dalam pemberian pengetahuan dan persepsi.
Substansi teori konstruksi sosial media massa adalah pada sirkulasi informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung dengan
sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas yang membentuk opini massa cenderung apriori dan sinis.
1
Target image merupakan tahapan dalam konstruksi citra, dalam konteks yang lebih luas, target image menunjukkan eksistensi sebuah naskah
iklan dalam konteks pemasaran karena itu biasanya amat signifikan dengan media iklan yang mereka pilih.
2
Biasanya pesan iklan atau konstruksi iklan memiliki klasifikasi tingkatan; pertama, untuk menyampaikan informasi produk; kedua, untuk
menyampaikan informasi dan membangun citra image; ketiga, pembenaran
1
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat Jakarta: Kencana, 2008, cet.3 h.203
2
Ibid. h.210
17
tindakan; empat menyampaikan informasi, membentuk citra mage, pembenaran dan persuasi tindakan.
3
Menurut Berger dan Luckmann sebagaimana yang dikutip oleh Subiakto, realitas sosial terdiri dari realitas objektif, realitas simbolis dan
realitas subjektif. Realitas objektif adalah realitas yang terbentuk dari realitas subjektif. Dan realitas objektif adalah realitas yang terbentuk dari pengalaman
di dunia objektif yang berada di luar diri individu, dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Realitas simbolis merupakan ekspresi simbolis dari
realitas objektif dalam berbagai bentuk. Sedangkan realitas subjektif adalah realitas yang terbentuk sebagai proses penyerapan kembali realitas objektif
dan simbolis ke dalam individu melalui proses internalisasi.
4
Mereka juga menegaskan bahwa, konstruksi sosial tidak berlangsung dalam ruang hampa, namun sarat dengan kepentingan-kepentingan. mereka
menjelaskan realitas sosial di konstruksi melalui proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Eksternalisasi, yaitu penyesuaian diri dengan
dunia sosiokultural sebagai bagian dari produk manusia. Objektivasi, yaitu interaksi yang terjadi dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau
mengalami proses institusional.
5
Hal terpenting dalam objektivasi adalah pembuatan signifikasi, yakni pembuatan tanda-tanda oleh manusia, internalisasi, yaitu proses yang mana
individu mengidentifikasikan dirinya pada lembaga-lembaga sosial atau
3
Ibid, h.213
4
Henry Subiakto, Dominasi Negara dan Wacana Pemberitaan Pers, dalam Basis Susilo ed., Masyarakat dan Negara, Surabaya: AUP,1997, h.93.
5
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat Jakarta: Kencana, 2008, cet.3, h. 192