Membangun Citra Politik PKS
                                                                                80
Partai  nomor  urut  3  pada  Pemilu  legislatif  2014  ini,  ingin mengubah  citra  dan  persepsi  yang  telah  terbangun  di  masyarakat.  Citra
yang  terbangun  di  masyarakat  adalah  PKS  sebagai  partai  Islam  yang ekslusif atau sebagai partai  Islam fundamentalis.  Citra politik inilah  yang
ingin dirubah dan diperbaiki oleh PKS karena dinilai menjadi citra buruk bagi  partai.  Jadi  ini  merupakan  agenda  utama  kampanye  PKS  melalui
media massa dan juga para kinerja kader-kadernya di bawah.
Tabel 5 Perkiraan Citra dan Tema Pesan PKS Pemilu Legislatif 2004 dan 2009
4
PEMILU PERSONAL
IMAGE BRAND
IMAGE INSTITUSIONAL
IMAGE SOSIOCULTUR
AL IMAGE 2004
Hidayat Nur Wahid
Bulan Sabit Padi
Dominan Putih dan
Peduli Islam Kampus
Peduli Masyarakat Islam Santun
Islam Metropolis Terpelajar
2009 Hidayat Nur
Wahid Tifatul
Semibirig Bulan Sabit
Padi Dominan
Putih Bersih, Peduli dan
Profesional Pemimpin Muda
Partai untuk semua Partai Perubahan
Islam Metropolis Terpelajar
4
Hifni Ali Fahmi, Sinergi Integrasi Iklan, Komunikasi Publik Relations, Pemasaran dan Promosi Jakarta: Quantum, 2005, h.95
81
Kepribadian  seseorang  yang  sukses  dan  menarik  terletak  pada personal image citra pribadi  yang  merupakan  intregrasi  intelektualitas,
watak,  perilaku,  karya  dan  penampilan  seseorang  di  depan  umum. Berbicara pencitraan tak lepas dari preposisi seseorang atau partai terhadap
citranya dimata publik sehingga melahirkan sebuah respon positif. Tokoh  PKS  seperti  Hidayat  Nur  Wahid  dan  Tifatul  Sembiring
dipilih  karena  memiliki akselerasi  publik  terhadap  pribadi yang selalu dapat  dilihat  dari  sejauh mana bisa menampilkan  kesan  positif PKS  dan
dapat membangun  tingkat  kepercayaan  terhadap figur pribadi  atau brand image PKS  kepada  terhadap  khalayak  masyarakat.
Aktor  utama  dalam model  lingkungan  politik  adalah contenders,  kelompok-kelompok  yang
berkompetisi  untuk  masuk  ke  dalam  lingkungan  politik,  suatu  bentuk hubungan  yang  berkesinambungan dan  efisien  dengan  pemegang  otoritas
tertinggi  dalam  populasi.  Dengan  demikian  keberlakukan  model  performa komunikatif  dalam  penelitian  ini  berimplikasi  pada  eksistensi
objek dari penelitian ini yaitu iklan kreatif partai PKS.
Brand  image dapat  dianggap jenis  asosiasi  yang  muncul  di  benak masyarakat ketika  mengingat  sebuah partai tertentu.  Asosiasi  tersebut
secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan pada personal image yang ditampilkan.
5
Inovasi  yang  dimiliki  setiap partai  politik  saat  membentuk institutional  image adalah untuk  mengembangkan  segala  hal  yang  lama
menjadi  sebuah “produk” yang  terbaru dan memiliki  nilai  jual  tinggi.
5
Ibid, h.95
82
Disini PKS wajib untuk bisa membaca sebuah situasi yang nyata dan jelas disetiap waktu dan suasana. PKS harus bisa memanage aset yang dimiliki
mulai aset gerak dan tidak bergerak. Semua itu harus di kelola secara baik dan terkonsep.
Aspek yang menarik yaitu perkiraan citra dan tema pesan kampaye partai  politik,  dilihat  dari  figur dan  beberapa  atribut  yang  menonjol,
simbol-simbol yang muncul, serta slogan key word yang digunakan:
6
a. Partai  mengandalkan figure  personal,  yaitu  deklarator  pendiri  atau
ketua  umum  sebagai  magnet  penarik  pendukung  massa,  sehingga bertumpu pada figure tunggal ini. Dalam hal ini pada Pemilu legislatif
2009,  PKS  sesuai  dengan  perkataan  Ahmad  Mabruri  bahwa  PKS adalah  partai  yang  tidak  memiliki  figure  tunggal  partai,  namun  ada
tokoh  yang  memangn  dipromosikan  atau  sengaja  dipublisitaskan  oleh PKS untuk menarik suara pemilih.
b. Diferensiasi partai, dengan perbedaan tema pada identitas berupa logo
dan  warna  partai  belumlah  cukup  untuk  menggaet  pemilih  hingga mereka  loyal,  karena  tidak  berbasis  pada  nilai-nilai  atau  kesesuaian
platform yang  menjadi  ikatan  hubungan  antara partai  dengan pemilihya.  PKS  mencoba  merubah image yang  ada  dimasyarakat
melalui iklan-iklannya, yakni sebagai partai yang terbuka untuk semua kalangan.
6
Ibid, h.96
83
c. Citra  parpol  sebagai  institusi.umunya  dikaitkan  dengan  Orde  Baru,
militer,  atau  ormas  Islam.  Dalam  hal ini  PKS  dikaitkan  dengan  Islam kampus atau prilaku jujur dan santun serta sebagai partai Islam. Namun,
pada  Pemilu  legislative  2009,  PKS  mencoba  meraih  suara  dari  massa pendukung  Orde  Baru  dan  dua  ormas  Islam  terbesar  di  Indonesia,  NU
dan Muhammadiyah melalui iklan-iklan mereka. d.
Aspek  sosial  budaya,  dari  partai  yang  lolos electoral  threshold, partai Demokrat,  Golkar  PDI-P,  Gerindra  dan  Hanura  memiliki  atribut  sama
sebagai partai pluraris dan nasionalis. Sedang yang berlalbe Isla, yakni PPP  dan  PKB  dianggap  partai  Islam  tradisional,  PAN  dan  PKS
dianggap partai Islam modern dan metropolis. Untuk membangun citra yang baik, salah satu caranya adalah dengan
membangun  strategi  penyampaian  pesan  yang  baik  kepada  masyarakat. Oleh karena itu, dalam komunikasi politik, strategi mengemas pesan politik
merupakan  hal  yang  sangat  penting.  Pengemasan  pesan  sangat  berperan dalam  mengarahkan  cara  masyarakat  memaknainya.  Pesan  yang  akan
diangkat harus sesuai dengan isu-isu politik yang sedang berkembang dalam masyarakat.
84
Selain  itu,  pesan  politik  juga  harus  membuka  dan  mengungkapkan tentang suatu masalah yang sedang dihadapi masyarakat. Selanjutnya, pesan
tersebut  diharapkan  tidak  hanya  merupakan  wacana,  tetapi  juga mengandung cara memecahkannya.
7
Sesuai  dengan  pernyataan  Ketua  DPP  PKS,  Mardani  Ali  Sera tentang strategi citra politik PKS dalam setiap iklan kampanye politiknya,
“Ya  secara  sederhananya  kami  ingin  membangun  citra  politik  yang baik pada setiap iklan kampanye kami, tetapi ada tiga selain itu yang
ingin  kami  tekankan, yang  pertama membangun awareness, yang kedua penguatan brand, dan yang ketiga baru serangan udara secara
spesifik.  Tapi  utamanya  untuk  saati  ini  adalah Grand  designnya, PKS  ingin  diterima  oleh  semua  kalangan,  karena  bahwasannya  kan
yang beredar kencang dimasyarakat PKS itu partai yang ekslusif nah kita ingin mendobrak itu makanya kita jabarkan sama berbagai iklan
yang variatif”.
8
Secara  khusus  media  massa  tetap  berpengaruh  terhadap pembentukan  sikap-sikap  khalayak  pemilih  terhadap  partai  dan  kandidat
serta terhadap keputusan memilih. Akan tetapi, secara khusus media massa tetap  berpengaruh  dalam  dua  hal:  sikap-sikap  dan  keputusan  memilih
khususnya. Hal  ini  berlaku  bagi  khalayak  pemilih  golongan menengah
perkotaan  yang  relatif terpelajar  dan  tidak  memiliki  ikatan  emosional dengan  partai  atau  kandidat  mana  pun.  Jenis  pemilih  ini  adalah  pemilih
yang  aktif  mencari  informasi  tetang  pemilihan  melalui  media  massa  dan mencermati  penampilan  para  kandidat,  program-program  platform  yang
7
Tabroni Roni, Komunikasi Politik Pada Era Multimedia Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012 h.144-145
8
Wawancara  Pribadi  dengan  Mardani  Ali  Sera  Ketua  DPP  PKS,  DI Kompleks DPRMPR  RI,  Gedung  Nusantara  I,  Lantai  3,  Ruang  No.335,  Jl.  Jend.  Gatot  Subroto, Senayan,
Jakarta, Senin, 20 Mei 2013 pada pukul 11.30 WIB
85
ditawarkan,  dan  posisi  kandidat  berkenaan  dengan  berbagai  isu  atau persoalan penting.
9
Karena  isu  PKS  sempat  menjadi leading dan  perbincangan  yang hangat  di  media.  Artinya  PKS  secara  tidak  langsung  mendapatkan
publisitas. Sesuai penjelasan Panitia Pengawas Pemilu, Spanduk  yang  dipasang  oleh  PKS  di  sejumlah  titik  keramaian
termasuk  dalam  kampanye  terselubung  jelang  Pemilu  2014, Sebenarnya,  sosialisasi  bakal  caleg  diperbolehkan,  asalkan  tidak
menggunakan nomor urut.
10
Jadi  iklan  PKS  sudah  bisa  dikatakan  dapat  memberikan  kesan kepada khalayak yang melihatnya, terutama dengan iklan-iklan PKS yang
dinilai kontrovesial oleh media, aktivis dan masyarakat.