Respon Netizen Terhadap Komunikasi Politik PKS di Media Sosial.
130
Menurut Rhenald Kasali yang dikutip oleh Hafied Cangara, iklan politik sama sekali tidak punya andil pada jumlah perolehan suara, meski
ditayangkan habis-habisan. Iklan hanya berdampak pada naiknya kesadaran awareness pemilih terhadap partai. Orang memilih bukan hanya karena
awareness saja, melainkan yang dibutuhkan adalah kepercayaan dan karakter kandidat.
58
Lebih lanjut Kasali menambahkan bahwa partai politik perlu menggunakan metode pemasaran politik political marketing untuk
memasarkan diri, khususnya bagi partainya yang memperoleh predikat “kepercayaan rendah” lowtrust ataupun distrust. Mereka sudah harus
merancng kemasan mulai dari penampilan tokoh, kegiatan partai itu sndiri, pemberian pernytaan politik sampai jajak pendapat yang bisa mengeevaluasi
secara terus-menerus, karena dalam political marketing bukan iklan yang seharusnya dikomunikasikan ke publik, malainkan perilaku orang-orang
partai.
59
Dan menurut Bambang Haryanto, seorang konsultan strategi komunikasi di media sosial, kampanye di media sosial jauh lebih efektif
apabila dijalankan menurut norma internet sebagai media yang egaliter, yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Tidak dijalankan secara monolitis,
terpusat, top down. Peluang inilah yang harus bisa dimanfaatkan oleh PKS agar dapat memberi peluang kepada konstituen untuk memberikan pendapat
58
Cangara Hafied, Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009, h 437
59
Cangara Hafied, Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009, h 437
131
dan pemikiran-pemikirannya kepada para kandidat, dan para kandidat dapat menyerap aspirasi dan suara rakyat.
60
Penggunaan media sosial dalam politik sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan pengetahuan tentang media berbasis internet. Minimnya efek
media berbasis internet disebabkan oleh pengelolaan yang kurang professional, termasuk mengisi konten yang tidak sesuai dengan karakter
media online yang cenderung update setiap saat. Media sosial menjadi strategis bukan hanya persoalan kecanggihannya,
melainkan yang paling penting adalah tingkat aksebilitasnya yang luar biasa. Perkembangan jumlah penguna internet yang dari hari ke hari semakin
meningkat, menjadi sesuatu yang harus dipertimbangkan bagi siapa pun yang memiliki kepentingan politis.
Melihat peluang tersebut PKS tak ingin kalah saing dalam memanfaatkan media sosial untuk memberikan informasi terutama dalam
membentuk dan memperbaiki citra, seperti halnya penilaian masyarakat yang nampak kepada PKS sebagai partai politik yang sedang didera kasus korupsi
dan kasus-kasus sosial yang mengiringinya. Tentunya sulit mengetahui kesan apa yang ada di masyarakat tentang PKS saat ini, terutama dalam
mengembalikan kepercayaan masyarakat. Dan jika dilihat berdasarkan komentar-komentar masyarakat yang
masuk pada berita-berita PKS yang dimuat di Kompas.com, Detik.com dan
132
lainnya terlihat bahwa mayoritas komentator terlihat ada emosi kemarahan yang ditujukan kepada pihak PKS.
PKS dianggap partai yang kontroversial karena pemimpin partai dakwah ini dianggap telah melakukan perbuatan tercela. Begitu juga dengan
Facebook, Twitter dan juga Kompasiana dimana respon dalam berita tersebut lebih banyak cercaan yang ditujukan kepada PKS dibanding yang
memujinya.
61
Tiadanya pesan yang jelas tentang misi sebuah kampanye politik, terutama yang dilakukan di melalui media sosial, memperkuat dugaan bahwa
pelaku politik lebih banyak menjadikan media ini sebagai jembatan menuju popularitas saja. Iklan politik media tak ubahnya ”serangan udara”, bahkan
propaganda melalui sarana media kepada publik.
62
Seperti contoh Iklan PKS yang menampilkan tokoh KH Ahmad Dahlan yang menuai respon negatif dari kalangan Muhammadiyah. Mantan
Ketua PP Muhammadiyah Amien Rais pun menilai sikap PKS tersebut adalah sesuatu yang berbahaya.
Berikut pernyataan Amien Rais mengenai iklan PKS tersebut,
63
Ahmad Dahlan itu simbol Muhammadiyah. Kalau parpol memanfaatkan ketokohan Ahmad Dahlan, itu berbahaya dan penuh
risiko. Karena kalau nanti parpol itu akhirnya bertentangan dengan keinginan rakyat, skandal korupsi dan lain-lain. Itu kan menjadi parah
wajah Ahmad Dahlan,.
61
“Tahun 2014 PKS Mungkin Menjelma Menjadi Partai Keluarga” diunduh tanggal 26 Juli 2013 pukul 19:45 dari
http:politik.kompasiana.com20130603tahun-2014-pks-mungkin- akan-menjelma-menjadi-partai-keluarga-565604.html
62
“Pencitraan Lebih Diutamakan” diunduh tanggal 26 Juli 2013 pukul 19:45 dari http:nasional.kompas.comread201301280314375Pencitraan.Lebih.Diutamakan
63
Amien Rais, “Amien, Iklan PKS berbahaya” diunduh tanggal 28 Juli 2013 pukul 8:58 dari
http:news.detik.comread20131106185428103261810amien-iklan-pks-berbahaya
133
Dalam pernyataannya tersebut Amien menilai, reaksi keras yang pernah disampaikan PP Muhammadiyah kepada PKS beberapa waktu lalu
bukan karena ormas Islam itu tidak bangga akan tokohnya yang dijadikan simbol partai. Melainkan karena ketokohan Ahmad Dahlan tidak pantas
disandingkan dengan parpol yang sarat kepentingan. Pendukung PKS sendiri dapat dikategorisasikan menjadi dua
kelompok. Pertama; kelompok masyarakat yang loyal, tidak mudah berubah dari hulu sampai sekarang, yang disebut sebagai basis tradisional.
Kedua; kelompok simpatisan yang dukungannya ditentukan oleh kinerja dan isu yang diusung partai. Rekapitulasi dan akumulasi kedua
kelompok pendukung ini menuujukan tingkat kebesaran dan akseptabilitas PKS.
Dalam strategi komunikasi politik dan pendekatan terhadap
konstituen, PKS memandang masyarakat sebagai insan yang mempunyai kesadaran dinamis, bahwa masyarakat semakin rasional dalam menentukan
pilihan politik, serta hubungan-hubungan sosial mereka yang bersifat organis, longgar dan terbuka. Dengan pendekatan ini masyarakat dapat menentukan
pilihanya tidak lagi hanya berdasarkan symbol dan kesadaran semu bagi kepentingan mereka sendiri.
BAB V PENUTUP