46
a. Mampu meciptakan berita actual, baik dalam bentuk fakta atau pun opini.
b. Mampu dan cakap dalam menanggapi peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat karena itu harus rajin mengikuti berita dari media
massa. c. Mampu menjalin hubungan sosial yang baik dengan wartawan dan
redaktur sebagai komunikator politik yang professional. Selain itu hubungan politikus dengan media massa memang
bersifat mutual-simbiosis saling memerlukan, media memerlukan berita politik dan politikus dapat menjadi obyek berit factual news atau
narasumber berita talking news. Politikus baik sebagai manusia human interest maupun sebag pekerja politik dengan seluruh aktivitasnya
komentar dan prilakunya, memang mrupakan obyek berita yang menarik.
52
Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa media sosial atau media interaktif itu berbeda dengan media massa, meskipun sasaran yang
disentuh jumlahnya besar, namun tidak bersifat “massal”. Media massa mendorong terjadinya massifikasi, sebagai cirri masyarakat industry.
Sebaliknya media interaktif itu lebih banyak bersifat individual, sehingga terjadi individuasi dan demassifikasi, sebagai cirri masyarakat informasi.
Tampaknya media sosial atau media interaktif itu telah ditakdirkan menjadi wahana penegakan politik terbuka dan demokratis dengan
52
Tabroni Roni, “Komunikasi Politik Pada Era Multimedia” Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2012 h. 153
47
dampak positif dan negatifnya. Justru itu rakyatnya dimana saja di dunia ini akan memahami bahwa akses internet itu semakin bisa diterima
sebagai bagian dari hak asasi manusia dan semakin menjadi komponen penting dalam komunikasi politik
53
G. Konseptualisasi Kampanye Politik 1. Definisi Kampanye
Sekarang, seiring berjalannya waktu, dan perkembangan tekonologi komunikasi yang juga begitu pesat, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya tentang munculnya media-media baru menjadikan terjadinya pergeseran dalam kampanye tersebut. Banyak yang
menggunakan media baru dalam kampanye untuk menarik masa sebanyak- banyaknya dan untuk memilih dalam pemilu. Dalam waktu dekat ini,
Indonesia akan merayakan salah satu pesta demokrasi terbasar untuk Pemilu 2014 yang baru untuk masa jabatan selanjutnya. Dari beberapa
peserta pemilu telah mulai melakukan cara untuk menarik perhatian massa dan memlihi pada pemilu. Berbagai cara mulai dari cara-cara lama seperti
penggunaan baliho, menyebarkan berbagai poster juga umbul-umbul. Muncul diberbagai acara televisi dengan berbagai pencitraan yang ada
juga dilakukan oleh seluruh pasangan cagub cawagub. Beberapa tim sukses peserta pemilu pun juga memanfaatkan sosial media sebagai sarana
untuk menarik perhatian massa. Hampir semua sosial media yang ada juga dimanfaatkan salah satunya adalah forum jejaring sosial dan media online.
53
Arifin Anwar, “Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia” , Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011 cet ke-1, h 171-172
48
Antar Venus mengambil kutipan dari Roders dan Sttorey, kampanye adalah serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan
tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan dalan dalam kurun waktu tertentu.
54
Kampanye Politik tidak berbeda dengan kampanye public relation, seperti Ruslan menjelaskan, kampanye public relations
bertujuan meningkatkan kesadaran dan pegetahuan khalayak sasaran target
audience untuk merebut perhatian serta menumbuhkan persepsi ata opini yan positif terhadap suatu kegiatan dai suatu lembaga atau organisasi agar
tercipta suatu kepercayaan dan citra yang baik dari masyarakat melalui penyampaian pesan secara intensif dengan proes komunikasi dan jangka
waktu tertentu yang berkelanjutan.
55
2. Karakteristik Kampanye
Kampanye mengunakan interaksi simbolis symbolic interaction, artinya pengoperan simbol-simbol atau lambang komunikasi yang
mempunyai makna tertentu dalam berkampanye. Lambang komunikasi itu sendiri bisa berbentuk bahasa, baik tulisan maupun lisan, tanda sign,
gambar-gambar, isyarat tertentu yang telah dirumuskan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian sekaligus berpengaruh terhadap pesan yang
54
Antar Venus, Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004, h. 7.
55
Risady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations, edisi revisi Jakarta: PT. raja Grafindo Persada, 202, cet.3 h. 101.