dapat memberi kesempatan siswa untuk mengaplikasikan materi, membangun pengetahuannya
dan bekerja
dalam kelompok
sehingga dapat
mengembangkan sikap ilmiahnya, selain siswa dapat penguasaan konsep, keterampilan proses sainsnya juga dapat meningkat.
Penggunaan model learning cycle dalam proses belajar mengajar dapat memberikan peluang yang lebih besar kepada siswa untuk memperoleh
prestasi belajar yang baik, khususnya pada mata pelajaran biologi. Selain itu, dapat memberikan kesempatan penuh kepada siswa untuk mengungkapkan
kemampuan dan
keterampilan untuk
membuat sendiri
dalam mengembangkan proses berfikirnya.
3
Anggapan yang dimaksud diatas tentu perlu dibuktikan kebenarannya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan
gambaran tentang pengaruh model learning cycle 5E terhadap hasil belajar siswa pada sistem ekskresi.
Oleh karena itu dengan penggunaan model learning cycle 5E ini diharapkan dapat menjadikan siswa lebih tertarik untuk memperhatikan
pelajaran biologi khususnya pada materi sistem ekskresi, serta lebih mudah dalam memahami konsep-konsep sistem ekskresi yang bersifat abstrak dan
rumit, sehingga siswa dapat lebih memahami dan menguasai proses dan alat ekskresi serta meningkatkan hasil belajarnya.
Berdasarkan latar belakang itulah, penulis mencoba untuk mengadakan penelitian penggunaan model learning cycle 5E. Dengan mengambil judul
skripsi
“Pengaruh Model Learning Cycle 5E Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Ekskresi.
”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka akan terdapat beberapa masalah, diantaranya yaitu:
3
Sultan, “Perbandingan Prestasi Belajar Siswa yang Diajar Menggunakan LKS dan yang
Tidak Menggunakan LKS pada Mata Pelajaran Biologi SMU ”, Jurnal Ilmu Kependidikan, Vol. 1,
No. 1, Mei 2004, h. 32.
1. Pembelajaran lebih banyak terpusat kepada guru dibanding siswa teacher
centered. 2.
Kurang tepatnya guru dalam penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan konsep.
3. Pemahaman para siswa terhadap konsep biologi sangat kurang.
4. Rendahnya hasil belajar siswa.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat begitu luas dan banyaknya identifikasi masalah maka penulisan ini hanya dibatasi pada masalah model learning cycle 5E terhadap hasil
belajar siswa pada sistem ekskresi baik pada manusia maupun hewan. Model pembelajaran yang digunakan adalah model learning cycle 5E, sedangkan
untuk penguasaan konsep yang dimaksud adalah hasil belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom, meliputi jenjang ingatan
C1, pemahaman C2, penerapan C3, dan analisis C4.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah pengaruh model learning cycle
5E terhadap hasil belajar siswa pada sistem ekskresi ?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model learning cycle 5E terhadap hasil
belajar siswa pada konsep sistem ekskresi.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai informasi bagi peneliti dalam memilih bahan ajar yang tepat
sesuai dengan kemampuan anak didiknya dan situasi serta keadaan lingkungannya.
2. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan menjadi motivasi dalam
kegiatan belajar mengajar disekolah serta meningkatkan hasil belajar siswa. 3.
Bagi guru yang terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi dan
bahan pertimbangan dalam merencanakan pengajaran khususnya dalam menentukan bahan ajar yang tepat untuk pengajaran biologi.
4. Diharapkan dapat dijadikan sebagai studi pendahuluan bagi peneliti lain
yang tertarik untuk melakukan penelitian tentang bahan ajar.
7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A.
Deskripsi Teoretik
1. Lembar Kerja Siswa
a. Pengertian Lembar Kerja Siswa
Menurut Trianto Lembar Kerja Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah.
LKS dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek pembelajaran dalam
bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.
1
LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan
kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Pengaturan awal advance organizer dari pengetahuan dan
pemahaman siswa diberdayakan melalui penyediaan media belajar pada setiap kegiatan eksperimen sehingga situasi belajar menjadi lebih bermakna,
dan dapat terkesan dengan baik pada pemahaman siswa. Karena nuansa keterpaduan konsep merupakan salah satu dampak pada kegiatan
pembelajaran maka muatan materi setiap lembar kegiatan siswa pada setiap kegiatannya diupayakan agar dapat mencerminkan hal itu.
2
Menurut Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar yang dikutip oleh Andi Praswoto, Lembar Kerja Siswa adalah lembaran-lembaran berisi
tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Dan,
tugas tersebut haruslah jelas kompetensi dasar yang akan dicapai.
3
1
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, h. 73.
2
Ibid.
3
Andi Praswoto, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: DIVA Press, 2011, h. 203-204.