2. Reliabilitas
Reliabilitas bermakna
keterpercayaan, keterandalan,
keajegan, kestabilan, atau konsistensi; dapat diartikan sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.
7
Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa suatu tes dapat mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk mengetahui reabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan rumus K-R 20 sebagai berikut:
⅀
Keterangan: r
11
= reliabilitas tes secara keseluruhan p = proporsi subjek yang menjawab item yang benar
q = proporsi subjek yang menjawab item yang salah q= 1-p ⅀ = jumlah hasil perkalian antara p dan q
banyaknya item standar deviasi
Untuk menginterprentasikan nilai koefisien reabilitas yang diperoleh adalah dengan melihat tabel berikut ini:
Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Interval Koefisien Kriteria
0,9 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,70 ≤ r ≤ 0,90 Tinggi
0,40 ≤ r ≤ 0,70 Sedang
0,2 ≤ r ≤ 0,40 Rendah
0,20 Kecil
7
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 105.
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas tes didapat hasil sebesar r
11
= 0.96 dari 51 butir soal yang valid. Hal ini dapat dinyatakan memiliki
reliabilitas tinggi dan selanjutnya dapat dipergunakan dalam penelitian. Perhitungan reliabilitas instrumen dengan menggunakan program ANATES
pilihan ganda ver 4.0.9.
8
3. Taraf Kesukaran Butir Soal
Taraf kesukaran butir soal digunakan untuk mengetahui kriteria bobot soal yang dijadikan instrumen tes pada penelitian ini termasuk sukar, sedang,
atau mudah. Taraf kesukaran butir soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
9
Keterangan: P = indeks kesukaran soal
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah siswa peserta tes
Untuk meninterpretasikan nilai tingkat kesukaran butir soal yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut:
10
Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen
Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran
0,00 P ≤ 0,30
Sukar 0,30 P
≤ 0,70 Sedang
0,70 P ≤ 1,00
Mudah
8
Lampiran, hal. 109.
9
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2002, h. 208.
10
Ibid., h. 210.
Berdasarkan pengujian tingkat kesukaran instrumen penelitian dari 60 soal, didapatkan kategori soal yang termasuk sangat mudah sebanyak 28 soal,
nomer soal adalah 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 17, 21, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 32, 35, 41, 46, 47, 50, 51, 53, 58, dan 60. Kategori soal yang termasuk mudah
sebanyak 7 soal, nomor soalnya adalah 16, 19, 20, 31, 36, 40, 59. Kategori soal yang termasuk sedang sebanyak 16 soal, nomor soalnya adalah 3, 6, 12,
14, 15, 27, 37, 39, 42, 43, 48, 49, 52, 54, 55, dan 56. Kategori soal yang termasuk sangat sukar sebanyak 9 soal, nomor soalnya adalah 13, 18, 22, 33,
34, 38, 44, 45, dan 57. Perhitungan taraf kesukaran instrumen dengan menggunakan program ANATES pilihan ganda ver 4.0.9.
11
4. Analisis Daya Beda
Analisis daya pembeda soal pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu soal dalam membedakan tingkat kemampuan
siswa. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda pada penelitian ini yaitu:
12
Keterangan: D = indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
banyaknya peserta kelompok atas banyaknya peserta kelompok bawah
Setelah indeks pada daya pembeda diketahui, maka harga tersebut diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda berikut:
13
11
Lampiran, hal. 109.
12
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 213.
13
Ibid., h. 218.