Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Menurut Silberman, seperti yang dikutip Sirih, H.M. dan Muhammad Ali , “jigsaw learning merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan pertukaran dari kelompok ke kelompok dengan suatu perbedaan penting setiap peserta didik mengerjakan sesuatu. Setiap peserta didik mempelajari sesuatu yang dikombinasikan dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain, kemudian dibuat suatu kumpulan pengetahuan. Dalam setting jigsaw learning ini dijelaskan bahwa setiap peserta didik adalah pengajar. Strategi ini memberikan kesempatan pada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang pengajar terhadap peserta didik lainnya.” 6 Sedangkan dalam teknik two stay two stray terdapat dua tamu dan dua penerima tamu. Siswa yang berperan menjadi penerima tamu bertugas memberikan informasi kepada tamu yang datang kekelompoknya layaknya tuan rumah yang menginformasikan apa yang ada dirumahnya, sedangkan yang bertugas menjadi tamu berkunjung kekelompok lain untuk mendapatkan informasi lain. Setelah selesai mereka kemudian mendiskusikan kembali bersama kelompoknya. Teknik two stay two stray ini memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. 7 Iqbal mengatakan bahwa dengan menerapkan model TSTS, para siswa tampak antusias, bahka n mereka ber’akting’ layaknya tamu yang hendak masuk ke rumah orang, ada yang pura-pura mengetuk pintu, ada yang mengucap salam dan lain-lain. Dengan demikian proses pembelajaran menjadi 6 Sirih, H.M. dan Muhammad Ali. Penerapan model pembelajaran tipe jigsaw dengan tongkat estafet untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kendari. Jurnal MIPMIPA, Vol. 6, No.1, Pebruari 2007:19-29, h.23 7 Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovavtif, Surakarta: Yuma Pustaka, 2010, h. 54 5 lebih menyenangkan, dan yang terpenting hal tersebut memungkinkan siswa untuk lebih mudah menyerap informasi secara lebih baik. 8 Dalam konsep ekosistem siswa dituntut untuk memahami, menjelaskan, menyebutkan, membedakan, memberikan contoh komponen ekosistem serta menggambarkan saling ketergantungan antar komponen ekosistem. Dengan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dan two stay two stray siswa dapat saling mengajarkan, member informasi serta mendiskusikan tuntutan dari konsep ekosistem tersebut. Sehingga, siswa diharapkan akan lebih memahami materi ekosistem. Penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dan teknik two stay two stray masih sedikit tetapi lebih banyak yang membandingkan teknik satu dengan teknik yang lain. Pada dasarnya jigsaw dan TSTS memiliki keunggulan masing-masing. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan judul: “Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa Yang Diajarkan Melalui Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw dengan Teknik Two Stay Two Stray ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: a. Proses belajar mengajar sains masih menggunakan metode konvensional. b. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru teacher centered c. Guru di sekolah belum menerapkan model pembelajaran kooperatif yang bervariasi.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada hal berikut: 1. Metode pembelajaran kooperatif yang dikembangkan adalah teknik Jigsaw dan teknik Two Stay Two Stray. 8 Iqbal Ali, Model Pembelajaran One Stay One Stray di akses dari http:iqbalali.com20100217model-pembelajaran-one-stay-two-stray-modifikasi, Sabtu, 30 Oktober 2010 jam 20.15 wib 6 2. Hasil belajar yang diukur adalah aspek kognitif yaitu C1, C2 dan C4. 3. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep ekosistem

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam ini penelitian ini adalah: Apakah terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dengan Two Stay Two Stray?.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw dengan teknik TSTS Adapun kegunaan hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti, memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai model pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga ketika menjadi pendidik bisa diterapkan langsung. 2. Bagi pendidik, agar dapat menambah wawasan pengetahuan dan kemampuan guru SMPMTs khususnya yang berkaitan dengan penyusunan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran biologi dan dapat menjadikannya sebagai alternatif pembelajaran serta menjadi masukan yang berguna bagi pendidik dalam mendidik siswa. Sehingga dapat meningkatkan profesionalisme guru. 7

BAB II KAJIAN TEORITIS,

KERANGKA PIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis

1. Model Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Cooperative Learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu samalainnya sebagai satu kelompok satu tim. Istilah cooperative learning dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif Cooperative Learning adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. 1 Cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar-mengajar yang berpusat pada siswa student oriented, terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa,yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli orang lain. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pengajaran atau pembelajaran yang didasarkan pada faham konstruktivisme. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja dalam membantu diantara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok yang terdiri atas dua atau lebih untuk memecahkan masalah. Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari 1 Sugiyanto, Model-model Pembelajaran Inovavtif, Surakarta: Yuma Pustaka, 2010, h. 37 8 setiap anggota kelompok itu sendiri. Belajar kooperatif maksudnya membelajarkan siswa pada siswa lain atau tutor sebaya. 2 Pada pembelajaran kooperatif tercipta suasana positif, hubungan harmonis antara pelajaran, sekolah dan guru, pembelajaran menyenangkan dan siswa merasa lebih terdorong untuk belajar dan berpikir. 3 Model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok biasa. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Unsur tersebut yaitu: saling gotong royong, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antaranggota dan evaluasi. 4 Pelaksanaan prosedur model cooperative learning dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Dalam pembelajaran kooperatif biasanya siswa mempelajari bagian kecil dari materi yang luas dan kemudian mengajarkannya kepada anggota kelompoknya. Sehingga terjadi transfer ilmu yang memungkinkan mereka memahami materi yang dipelajari secara lebih mendalam. 5

b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Trianto pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama dengan siswa yang mempunyai latar belakang berbeda. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, 2 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Surabaya: Prestasi Pustaka, 2007, h. 42 3 Anita Lie, Cooperative Learning, Jakarta: PT. Gramedia. 2008, h. 91 4 Anita Lie. Cooperative ….h. 31 5 Jhon W. Santrock, Educational Psychology, New York: McGraw-Hill, 2004, h. 322

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa

1 4 202

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) DAN TEAM Perbedaan Hasil Belajar Biologi Dengan Menggunakan Pembelajaran Two Stay-Two Stray (Ts-Ts) Dan Team Assisted Individualitation (Tai) Siswa Kelas Viii Smp

0 2 15

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII1 MTS Negeri Enok

0 1 9