Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

27 b. Faktor fisiologi Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Terdiri dari kondisi fisik dan panca indera. 42 Misalnya kesehatan baik kesehatan rohani maupun kesehatan jasmani. Kesehatan jasmani dan kesehatan rohani berpengaruh terhadap hasil belajar. Jika seseorang kesehatan jasmaninya misalnya pilek, demam, sakit gigi maka akan mengganggu konsentrasi belajarnya. Kesehatan rohani misalnya mengalami gangguan pikiran perasaan kecewa terhadap lawan jenis lain sebagainya. 2. Faktor Eksternal dari luar individu yang belajar. Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar. 43 Keluarga mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Perhatian, kasih sayang dan ekonomi keluarga merupakan faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Sarana, prasarana, guru serta kurikulum sekolah juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Guru yang mempunyai metode mengajar yang kreatif, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak dan lain sebagainya. Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak 44 . Masyarakat merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Jika lingkungannya baik maka akan baik pula belajar anak tersebut. Misalnya, jika anak bergaul dengan lingkungan yang tidak sekolah maka anak tersebut akan terbawa 42 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar …, h. 85 43 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka, 2007, h. 59-60. 44 M. Dalyono, Psikologi …, h. 131 28 untuk malas sekolah tetapi jika anak bergaul dengan lingkungan pelajar dan rajin belajar maka anak tersebut akan terbawa atau terpengaruh juga.

d. Tujuan dan Fungsi Penilaian Hasil Belajar

1 Tujuan Belajar Dalam buku psikologi pendidikan ada beberapa tujuan belajar yaitu: 45  Belajar adalah suatu usaha  Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain tingkah laku .  Belajar bertujuan mengubah kebiasaan, dari yang buruk menjaid baik misalnya kebiasaan merokok.  Belajar bertujuan untuk mengubah sikap, dari negatif menjadi positif, tidak hormat menjadi hormat, benci menjadi sayang dan sebagainya.  Belajar bertujuan uttuk mengubah keterampilan.  Belajar bertujuan untuk menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu. 2 Tujuan Penilaian Hasil Belajar a Tujuan Umum  Menilai pencapaian kompetensi peserta didik  Memperbaiki proses pembelajaran  Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa b Tujuan Khusus  Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa  Mendiagnosis kesulitan belajar  Memberikan umpan balikperbaikan proses belajar mengajar penentuan kenaikan kelas 45 M. Dalyono, Psikologi …, h. 49-50 29  Memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan. c Fungsi Penilaian Hasil Belajar Fungsi penilaian hasil belajar sebagai berikut:  Bahan pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas.  Umpan balik dalam perbaikan proses belajar mengajar.  Meningkatkan motivasi belajar siswa.  Evaluasi diri terhadap kinerja siswa.

e. Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar

Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar pendidik perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:

1. Validsahih

Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi standar kompetensi dan kompetensi dasar dan standar kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. 2. Objektif Penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subyektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, jender, dan hubungan emosional.

3. Transparanterbuka

Penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan. 30 4. Adil Penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. 5. Terpadu Penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. 6. Menyeluruh dan berkesinambungan Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. 7. Bermakna Penilaian hasil belajar oleh pendidik hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, bermanfaat, dan dapat ditindaklanjuti oleh semua pihak, terutama guru, peserta didik, dan orangtua serta masyarakat 8. Sistematis Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. 9. Akuntabel Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. 10. Beracuan criteria Keberhasilan belajar menurut Yustini Yusuf dan Mariani Natalia dalam jurnal mengatakan bahwa keberhasilan proses dan keberhasilan belajar dikelas dipengaruhi antara lain oleh guru dan siswa. Cara guru menciptakan suasana kelas akan berpengaruh terhadap respon siswa dalam proses pembelajaran. Apabila guru 31 berhasil menciptakan suasana yang menyebabkan siswa termotivasi aktif dalam belajar akan memungkinkan terjadinya peningkatan hasil belajar. 46

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Suprapto Mukti Nugroho dalam jurnalnya yang berjudul ” Remedial Teaching dengan Teknik Jigsaw Sebagai Pendukung Kurikulum 2004” mendapatkan hasil penelitian bahwa implementasi penerapan remedial teaching dengan teknik jigsaw ini cukup efektif untuk membantu meningkatkan ketuntasan belajar siswa sehingga pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa. 47 Yuli Purwanti Hasanah dalam skripsinya yang berjudul “Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Jigsaw dalam Materi Pokok Klasifikasi Makhluk Hidup di MTs NU Unggaran” mendapatkan kesimpulan bahwa diketahui bahwa rata-rata hasil pre-test kelompok A sebesar 45,714 dan kelompok B sebesar 44,315. Hasil uji-t diperoleh t hitung = - 0,85 t tabel = 1,99. Hal ini berarti bahwa antara kelompok A dan kelompok B mempunyai kemampuan awal yang relatif sama dalam memahami materi pokok klasifikasi makhluk hidup sebelum mengikuti pembelajaran. Rata-rata hasil post-test kelompok A sebesar 69,01 dan kelompok B sebesar 64,14. Hasil uji-t data post- test diperoleh t hitung = 3,31 t tabel = 2,88. Dengan demikian penerapan pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif diterapkan pada materi pokok klasifikasi makhluk hidup dibandingkan dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW. 48 46 Yustini Yusuf dan Mariana Natalina, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di kelas 17 SLTP Negeri 20 Pekanbaru, laboratorium Pendidikan Biologi Jurusan MIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru Jurnal Biogenesis Vol.21:8-11, 2005 47 Nugroho, Suprapto Mukti. Remedial Teaching dengan Teknik Jigsaw Sebagai Pendukung Kurikulum 2004 . Jurnal Widya Tama. Volume 2, No. 3, September 2005, h. 49 48 Yuli Purwanti Hasanah. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatfi Tipe STAD dan Jigsaw dalam Materi Popok Klasifikasi Makhluk Hidup di MTs NU Unggaran, skripsi, Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2007. Dipublikasikan. Diakses dari http:idb4.wikispaces.comfileviewss4005.pdf, 6 November 2010

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa

1 4 202

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) DAN TEAM Perbedaan Hasil Belajar Biologi Dengan Menggunakan Pembelajaran Two Stay-Two Stray (Ts-Ts) Dan Team Assisted Individualitation (Tai) Siswa Kelas Viii Smp

0 2 15

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII1 MTS Negeri Enok

0 1 9