Tabel 4. 6 Perhitungan Uji Homogenitas Α
N F
hitung
F
tabel
Kesimpulan Pretest
Posttest
0.05 70
1.04 1.0015
1.74 Ho diterima
3. Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa kedua data berdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian
hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Uji t. untuk menentukan nilai t
hitung
digunakan rumus berikut ini.
Hasil penghitungan dengan menggunakan uji-t, maka didapat hasil sebagai berikut:
t
hitung
= 4.44 t
tabel
= 2.000 α = 0.05 5
Karena t
hitung
t
tabel
, maka Hipotesis nol Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
sebelum menggunakan metode pembelajaran dengan Jigsaw dan TSTS pada pelajaran IPA
–Biologi konsep sistem ekosistem. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7:
Tabel 4. 7 Hasil pengujian Hipotesis Nilai N-
gain dengan “t test” Kelompok Eksperimen Jigsaw dan TSTS
Kelompok Eksperimen
Jumlah Dk
_ x
N-gain thitung
ttabel Keputusan
Jigsaw 35
68 0.59
4.44 2.00
Ha diterima
TSTS 35
0.46
2 1
2 1
1 1
n n
S t
Dari hasil perhitungan, diperoleh thitung sebesar 24.44
3
, dengan dk derajat kebebasan sebesar 68 35 + 35
– 2 tidak ada pada tabel sehingga menggunakan dk yang mendekati yaitu 70 maka diperoleh ttabel pada
taraf signifikansi 0.05 sebesar 2.00.
4
Karena didapat perhitungan N-gain kelompok eksperimen Jigsaw dan TSTS thitung ttabel 4.44 2.00. Hal ini menunjukkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan hasil belajar biologi siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw
dengan teknik Two Stay Two Stray.
4. Hasil Lembar Observasi
Rekap data hasil observasi yang dilakukan oleh dua orang observer dengan melihat apakah setiap tahapan dari setiap metode dilakukan oleh
peneliti benar dan sesuai atau tidak dengan tahapan masing –masing
metode tersebut. Hasil dari observasi yang dilakukan pada teknik jigsaw yang terdiri
dari beberapa tahapan yaitu pembentukan kelompok, pembagian materi, diskusi kelompok, membagi informasi dan evaluasi. Pada tahap
pembagian materi siswa terlihat antusias untuk berkumpul dengan kelompok ahli masing-masing. Penerapan teknik jigsaw ini dalam
pembelajaran dilakukan sebanyak 3 pertemuan, pada pertemuan pertama penerapan teknik jigsaw berdasarkan pengamatan observasi suasana
kelas terlihat kurang kondusif hal ini terlihat dari alokasi waktu yang belum sesuai rencana belajar, motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan
diskusi kelompok yang masih kurang, baik dalam mengajukan pertanyaan, memberikan ide dan jawaban, menghargai teman, tanggung jawab
terhadap tugas dan kerjasama antara anggota kelompok. Pada penerapan teknik jigsaw pertemuan kedua dan ketiga pelaksanaan pembelajaran
dengan teknik jigsaw suasana kelas dalam keadaan lebih kondusif dari
3
lampiran 15, h. 164-165
4
ibid