Pengertian teknik jigsaw Teknik Jigsaw

13 mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran yang baru. 3. Siswa dibagi berkelompok setiap kelompok beranggotakan 4 orang. 4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama, sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua. Demikian seterusnya. 5. Kemudian, siswa disuruh membacamengerjakan bagian mereka masing-masing. 6. Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibacadikerjakan masing-masing. Dalam kegiatan ini, siswa bias saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. 7. Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. Siswa membaca bagian tersebut. 8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau dengan seluruh kelas. Dalam makalah yang ditulis oleh Ahmad Noor Fatirul menyebutkan beberapa langkah teknik jigsaw: 14 a. Siswa dibagi berkelompok dengan 5 atau 6 anggota kelompok belajar heterogen. b. Materi diberikan dalam bentuk teks. c. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu dari bahan yang diberikan. Misalnya: Siswa akan mempelajari tentang Ekskresi, maka siswa akan mempelajari materi yang berbeda yaitu tentang paru-paru, hati, ginjal dan kulit. 14 Ahmad Noor Fatirul, Cooperative Learning, Makalah, di akses dari trimanjuniarso.wordpress.com, h. 38 25 November 2010 14 d. Anggota dari kelompok lain juga mempelajari hal yang sama. Kelompok tersebut kita sebut dengan kelompok ahli yaitu ahli paru, ahli hati, ahli ginjal dan ahli kulit. e. Selanjutnya anggota tim ahli kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa yang dipelajarinya dan didiskusikan dalam kelompok ahlinya untuk diajarkan pada temen sekelompoknya. f. Pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa dikenai kuis secara individual tentang materi belajar. g. Jigsaw versi Slavin, skor tim menggunakan prosedur skoring yang sama dengan STAD yaitu Tim dan individu yang mendapat skor tinggi mendapat pengakuan dalam lembar pengakuan mingguan. Gambar 2.1. Pelaksanaan Teknik Jigsaw Keterangan: A = Klasikal B = Kelompok asal C = kelompok ahli

c. Kelebihan dan Kelemahan Teknik Jigsaw

Ada beberapa manfaat menggunakan teknik jigsaw dalam kegiatan belajar mengajar, diantaranya sebagai berikut: 15 15 Carolyn Kessler, Cooperative Langua ge…, h.137 15 Pertama, teknik jigsaw mendukung pendekatan komunikatif dalam pengajaran karena memberikan pengalaman belajar yang sangat interaktif. Namun yang lebih penting, dalam proses pembelajaran teknik jigsaw yaitu mendorong siswa untuk bekerja sama. Setiap anggota kelompok harus bekerja sama sebagai sebuah tim untuk mencapai tujuan bersama, serta terjadi saling ketergantungan. Siswa bisa berhasil sepenuhnya dengan bekerja sama secara kompak sebagai sebuah tim. Teknik jigsaw merupakan cara yang sangat efisien untuk mempelajari materi. Kedua, meningkatkan motivasi siswa. Terkait dengan teknik ini, para siswa mampu mencapai keberhasilan dengan mengajukan pertanyaan, mengajar satu sama lain, dan membantu satu sama lain untuk mengajar dalam kelompoknya. Manfaat afektif kerja sama dalam kelompok adalah meningkatan motivasi siswa. Sebagai contoh, jika kinerja kelompok dan individu adalah komponen dari penilaian akhir, individu termotivasi untuk belajar tidak hanya materi tetapi juga untuk mendorong semua anggota kelompok untuk memahami dasar pengetahuan. Sehingga siswa akan ikut berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran. Ketiga, menumbuhkan kesenangan dalam pembelajaran. di dalam kelas konvensional ada kebosanan daripada dalam kelas jigsaw. Sehingga pengalaman belajar dapat berubah dari tugas membosankan menjadi sebuah tantangan yang menarik. Karena jigsaw menuntut siswa untuk lebih interaktif. Dalam kelas Jigsaw, manfaat tambahan untuk guru dan siswa adalah ketersediaan bahan belajar di berbagai tingkat kesulitan. Tehnik ini memungkinkan guru untuk menggunakan beberapa teks atau sumber-sumber informasi pada tingkat perbedaan kesulitan konseptual linguistik atau dalam satu kelas. 16 16 Carolyn Kessler, Cooperative Langua ge…, h.138

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajarkan melalui pembelajaran kooperatif teknik stad dan teknik jigsaw: kuasi eksperimen di SMP attaqwa 06 Bekasi

0 4 76

Pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa

1 4 202

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray(Dua Tinggal Dua Tamu) Dengan Pendekatan Nilai Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Cahaya

0 6 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan

1 10 130

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa yang Menggunakan Metode Pembelajaran Two Stay Two Stray dan Jigsaw Pada Konsep Pencernaan

2 14 198

Pengaruh teknik kooperatif Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Guided Note Taking (GNT) terhadap hasil belajar siswa pada konsep archaebacteria dan eubacteria: kuasi eksperimen di SMA Negeri 1 Kota Tangerang Selatan.

0 9 243

perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan pendekatan sts, sets, dan stem pada pembelajaran konsep virus

3 22 77

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN TWO STAY-TWO STRAY (TS-TS) DAN TEAM Perbedaan Hasil Belajar Biologi Dengan Menggunakan Pembelajaran Two Stay-Two Stray (Ts-Ts) Dan Team Assisted Individualitation (Tai) Siswa Kelas Viii Smp

0 2 15

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII1 MTS Negeri Enok

0 1 9