Keuntungan Mengklasifikasikan Kebutuhan Pelanggan dengan Model Kano Cara Perhitungan dan Analisa Menggunakan Model Kano

5. Reverse Kategori Reverse merupakan kebalikan dari kategori One Dimensional dimana apabila atribut terpenuhi maka dapat menurunkan kepuasan pelanggan atau dengan menurunnya kinerja atribut justru akan meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan. 6. Questionable Kategori Questionable merupakan katagori yang dipertanyakan. Biasanya, jawaban yang diberikan responden tidak jatuh dalam kategori ini. Pada umumnya kategori ini menandakan bahwa pertanyaan yang diutarakan salah, atau bahwa orang yang diwawancarai salah paham terhadap pertanyaan atau memberi tanda pada jawaban yang salah.

3.8.4. Keuntungan Mengklasifikasikan Kebutuhan Pelanggan dengan Model Kano

Keuntungan mengklasifikasikan kebutuhan pelanggan dengan menggunakan model Kano antara lain: 1. Memprioritaskan pengembangan produk. Sebagai contoh perusahaan tidak akan berguna berinvestasi untuk meningkatkan atribut berkategori must-be yang merupakan tingkat kebutuhan dasar, tetapi lebih meningkatkan atribut berkategori one-dimensional atau attractive yang mempunyai pengaruh lebih besar dalam penerimaan kualitas produk dan konsekwensinya meningkatkan kepuasan pelanggan. Universitas Sumatera Utara 2. Atribut-atribut produk dapat diketahui lebih baik, sehingga diketahui kriteria produk yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap kepuasan pelanggan. 3. Metode kano memberikan bantuan yang bernilai dalam menghadapi kondisi pada tahap pengembangan produk. 4. Menemukan dan memenuhi kategori attractive akan menciptakan kemungkinan besar untuk menciptakan daya tarik produk yang dapat membedakan dengan produk perusahaan pesaingnya. 5. Kategori must-be, one dimensional, attractive adalah berbeda dalam menentukan segmen pelanggan karena kebutuhan tiap segmen yang berbeda 6. Metode Kano dapat secara optimal dikembangkan dengan model QFD Quality Function Development.

3.8.5. Cara Perhitungan dan Analisa Menggunakan Model Kano

11 Cara perhitungan model Kano Dapat menggunakan Tabel evaluasi kano seperti Tabel 3.1. Tabel 3.1 Evaluasi Kano Kebutuhan konsumen Disfungsional 1 2 3 4 5 Suka Harap Netral Toleran Tidak Suka Fungsional 1. Suka Q A A A O 2. Harap R I I I M 3. Netral R I I I M 4. Toleran R I I I M 5. Tidak Suka R R R R Q Sumber: A. Theresia. 2001 11 Byoung jin dan shubbhapriya bennur. A conceptual Process of Implementing Quality Apparel Retail Store Atributes : An Application of kano’s model and the quality function deployment approach .USA Universitas Sumatera Utara Keterangan : Q = Questionable Diragukan R = Reverse Kemunduran A = Attractive Menarik I = Indefferent Netral O = One dimensional Satu Ukuran M = Must be Keharusan Keterangan dari kuesioner Kano dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Keterangan Kuisioner Kano No Atribut FungsionalDisfungsional Skor Kesesuaian dengan fasilitas 1. Suka 2. Harap 3. Netral 4. Toleran 5. Tidak suka Ketidaksesuaian dengan fasilitas 1. Suka 2. Harap 3. Netral 4. Toleran 5. Tidak suka Sumber: A. Theresia. 2001 Kombinasi dari pertanyaan-pertanyaan dalam tabel evaluasi apabila menghasilkan kategori A, menunjukkan bahwa fitur produk merupakan persyaratan pelanggan yang menarik dari sudut pandang konsumen. Jika kategori jawaban adalah I, ini berarti bahwa konsumen acuh tak acuh terhadap fitur produk. Konsumen tidak peduli apakah fitur tersebut ada atau tidak. Dia, bagaimanapun, tidak bersedia untuk menghabiskan lebih pada fitur ini. Kategori Q merupakan katagori yang dipertanyakan. Jawaban yang diberikan oleh Universitas Sumatera Utara responden pada umunnya tidak jatuh dalam kategori ini. Pada umumnya skor Q menandakan bahwa pertanyaan yang diutarakan salah, atau bahwa orang yang diwawancarai salah paham terhadap pertanyaan atau memberi tanda pada jawaban yang salah. Pada literatur, tidak ada kriteria produk yang menerima katagori Q yang lebih tinggi dari 2. Jika jawaban termasuk dalam kategori R, fitur produk tidak diinginkan oleh pelanggan. Misalnya, ketika menawarkan wisata liburan dengan baik mungkin beberapa segmen pelanggan tertentu ingin direncanakan kegiatan persiapan setiap hari, sementara yang lain akan tidak menyukainya.

3.8.6. Analisis Kuantitatif Model Kano

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Perbaikan Rancangan Produk dengan Metode Concurrent Function Deployment dan TRIZ

3 100 53

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227

Optimasi Kepuasan Konsumen dengan Integrasi Penerapan Model Kano dan Quality Function Deployment (QFD)

0 0 23