Sejarah Model Kano Prinsip Dasar Model Kano Kategori-kategori Model Kano

karakteristik-karakteristik desain sistem jasa pelayanan yang diperlukan perusahaan untuk memenuhi persyaratan pelanggan tersebut.

3.7.2. Manfaat QFD

9 Manfaat dari QFD yaitu: 1. Rancangan produk baru dapat dipusatkan pada kebutuhan pelanggan karena kebutuhan tersebut sudah lebih dulu dipahami. 2. Kegiatan menganalisa dapat lebih diutamakan dan dipusatkan pada kebutuhan pelanggan. 3. Menganalisis kinerja produk perusahaan terhadap pesaing utama untuk memenuhi kebutuhan pelanggan 4. Memfokuskan pada upaya rancangan sehingga akan mengurangi waktu untuk perubahan rancangan secara keseluruhan sehingga akan mengurangi waktu pemasaran produk baru 5. Mendorong terselenggaranya tim kerja antardepartemen 6. Menyediakan cara untuk membuat dokumentasi proses dan dasar yang kuat untuk pengambilan keputusan.

3.8. Model Kano

10

3.8.1. Sejarah Model Kano

Pada tahun 1984, seorang konsultan TQM yang berasal dari Jepang yang bernama Dr. Noriaki Kano mempersembahkan sebuah metode yang dinamakan 9 Op Cit. Ginting, Rosnani. Hlm. 136-137 10 eprints.undip.ac.id32919 Universitas Sumatera Utara “The Model Kano” yang bertujuan untuk mengkategorikan atribut-atribut dari produk atau jasa berdasarkan seberapa baik produk atau jasa tersebut mampu memuaskan kebutuhan pelanggan.

3.8.2. Prinsip Dasar Model Kano

Model Kano menyajikan suatu model kepuasan pelanggan yang sangat bermanfaat karena berhubungan dengan karakteristik produk. Model Kano membagi karakteristik produk dalam tiga kategori yang berbeda dimana masing- masing kategori mempengaruhi pelanggan dengan cara yang berbeda. Gambar Diagram Model Kano dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2. Diagram Model Kano Sumber: Cohen, Lou . 1995 Ketiga kategori tersebut adalah:  Kurang puas, juga merupakan suatu keharusan, mendasar, kriteria yang diharapkan.  Puas, dilihat dari satu dimensi atau karakteristik garis lurus.  Puas sekali, merupakan karakter yang menarik. Universitas Sumatera Utara Penjelasannya yaitu  Kurang puas. Pelanggan menganggap bahwa ada karakteristik dari produk yang hilang sehingga mengakibatkan pelanggan kurang puas. Produk atau jasa yang dihasilkan dianggap kurang memenuhi kebutuhan pelanggan., sehingga pelanggan berusaha untuk mencari alternatif pengganti dari produk tersebut.  Puas. Pelanggan merasa bahwa produk yang dihasilkan sudah memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga konsumen mungkin akan tetap eksis terhadap produk tersebut.  Puas sekali. Produk yang dihasilkan mampu membuat konsumen takjub, dan produk tersebut dianggap sudah melebihi dari apa yang diharapkan oleh konsumen. Reaksi pelanggan yang seperti ini mampu untuk mempengaruhi orang lain bahkan konsumen bisa menarik konsumen lain untuk membeli produk tersebut.

3.8.3. Kategori-kategori Model Kano

Kano Kano,1984 mengutarakan enam jenis kategori kebutuhan produk yang berpengaruh pada kepuasan pelanggan. Keenam kategori tersebut mempengaruhi kepuasan pelanggan dengan cara yang berbeda-beda seperti diutarakan berikut: 1. Attractive Excitement Needs Universitas Sumatera Utara Kategori Attractive merupakan kategori yang tingkat kepuasan pelanggan akan meningkat sangat tinggi dengan meningkatnya kinerja atribut sedangkan penurunan kinerja atribut tidak akan menyebabkan penurunan tingkat kepuasan. 2. One Dimensional Ferformance Needs Kategori One Dimensional adalah kategori yang apabila terpenuhi maka dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan akan menyebabkan ketidakpuasan bila tidak terpenuhi. Atau dengan kata lain tingkat kepuasan pelanggan berhubungan linier dengan kinerja atribut, sehingga menurunnya kinerja atribut akan menurunkan pula tingkat kepuasan pelanggan. 3. Must Be Basic Needs Kategori Must Be merupakan kategori dimana pelanggan menjadi tidak puas apabila kinerja dari atribut yang bersangkutan rendah tetapi kepuasan pelanggan tidak akan meningkat jauh diatas netral meskipun kinerja dari atribut tersebut tinggi. Kategori ini merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa kepada konsumennya. Bila perusahaan ingin meningkatkan performansi pada kategori ini maka tidak akan meningkatkan kepuasan tetapi atribut-atribut ini wajib dipenuhi oleh perusahaan dengan kata lain atribut tersebut harus ada pada setiap produk atau jasa agar dapat diterima karena bila tidak maka konsumen tidak akan memakai jasa yang kita sediakan. 4. Indefferent Kategori Indefferent terjadi jika ada maupun tidaknya layanan tidak akan memberikan pengaruh kepada kepuasan konsumen. Universitas Sumatera Utara 5. Reverse Kategori Reverse merupakan kebalikan dari kategori One Dimensional dimana apabila atribut terpenuhi maka dapat menurunkan kepuasan pelanggan atau dengan menurunnya kinerja atribut justru akan meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan. 6. Questionable Kategori Questionable merupakan katagori yang dipertanyakan. Biasanya, jawaban yang diberikan responden tidak jatuh dalam kategori ini. Pada umumnya kategori ini menandakan bahwa pertanyaan yang diutarakan salah, atau bahwa orang yang diwawancarai salah paham terhadap pertanyaan atau memberi tanda pada jawaban yang salah.

3.8.4. Keuntungan Mengklasifikasikan Kebutuhan Pelanggan dengan Model Kano

Dokumen yang terkait

Aplikasi Integrasi Metode Fuzzy Servqual dan Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Layanan Pendidikan (Studi Kasus: SMP Swasta Cinta Rakyat 3 Pematangsiantar)

10 125 85

Perbaikan Rancangan Produk dengan Metode Concurrent Function Deployment dan TRIZ

3 100 53

Penerapan Metode Kano, Quality Function Deployment Dan Value Engineering Untuk Peningkatan Mutu Produk Sarung Tangan Karet

11 73 101

Aplikasi Kansei Engineering Dan Quality Function Deployment (QFD) Serta Teoriya Resheniya Izobretatelskikh Zadatch (TRIZ) Untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Pada Instalasi Hemodialisis

9 92 70

Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Quality Function Deployment (Qfd); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan)

8 152 80

Strategi Perbaikan Kualitas Pelayanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Pendekatan Blue Ocean Strategy di LotteMart Wholesale Medan

13 167 189

Integrasi Aplikasi Metode Quality Function Deployment (QFD) dengan Blue Ocean Strategy (BOS) untuk Meningkatkan Mutu Pelayanan Hotel, Studi Kasus: Hotel Grand Angkasa Internasional Medan

15 91 169

Rancangan Penggiling Buah Kopi Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus di UKM Tani Bersama

4 70 111

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227

Optimasi Kepuasan Konsumen dengan Integrasi Penerapan Model Kano dan Quality Function Deployment (QFD)

0 0 23