Sekolah sebagai unit pelayanan 2. Hak pengguna layanan untuk

175 www.kinerja.or.id Berorientasi Pelayanan Publik negara maju. Good governance dijadikan aspek pertimbangan lembaga donor dalam memberikan pinjaman dan hibah.Good governance ini sudah memasuki ranah universitas dengan label good university governance dan ranah sekolah dengan label good school governance. Good governance mengharuskan penggunaan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan kepemrintahan. Deklarasi Tokyo mengartikan akuntabilitas sebagai kewajiban- kewajiban dari individu-individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber- sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk menjawab hal-hal yang terkait dengan pertanggungjawaban iskal, manajerial, dan program. Akuntabilitas terkait dengan asesemen tentang standar pelaksanaan kegiatan. Beberapa negara maju di Eropa seperti Jerman dan Inggris telah menerapkan konsep akuntabilitas hampir di setiap aspek kepemerintahan sejak tahun 1970-an. Inggris di era John Major dan Toni Blair memasyarakatkan akuntabilitas dengan menyusun Output and Performance Analysis OPA Guidance. Pemerintah Inggris menetapkan gagasan tentang Public Services for The Future: Modernisation, Reform, Accountability”, yang mengharuskan setiap keputusan tidak hanya berorientasi pada pengeluaran dan atau penyerapan dana,tetapi juga mengenai peningkatan jasa yang diberikan beserta dengan perbaikannya. Jerman menetapkan bahwa keterlibatan pusat central involvement dalam kegiatan setiap menteri dibatasi pada masalah kepegawaian, teknologi informasi dan hal-hal keuangan. Dari pola pemerintahan ini, maka pemerintah sesuai dengan tingkatannya secara formal mempunyai akuntabilitas public accountability kepada parlemen di tiap tingkatan pemerintahan federal, negara bagian, dan lokal.

2. MAKNA TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS

Transparansi atau keterbukaan berarti seluruh warga sekolah dan pemangku kepentingan dapat mengetahui mekanisme pengelolaan sumberdaya sekolah. Selanjutnya sekolah memperoleh kepercayaan dan dukungan dari pemangku kepentingan. Keterbukaan dapat dilakukan melalui penyebarluasan informasi di sekolah dan pemberian informasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sumberdaya sekolah, untuk memperoleh kepercayaan publik terhadap sekolah. Tumbuhnya kepercayaan publik merupakan langkah awal upaya sekolah dalam meningkatkan peran serta masyarakat terhadap sekolah Kemendikbud, 2012. Keterbukaan atau transparansi dalam pengelolan sekolah merupakan karakteristik sekolah yang menerapkan MPMBS. Keterbukantransparansi ini ditunjukkan dalam pengambilan keputusan, perencana dan pelaksanaan kegiatan, penggunaan uang, dan sebagainya, yang selalu melibatkan pihak-pihak terkait sebagai alat kontrol. Akuntabilitas secara hariah dalam bahasa inggris biasa disebut dengan accoutability yang diartikan sebagai “yang dapat dipertanggungjawabkan”. Atau dalam kata sifat disebut sebagai accountable. Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah 176 www.kinerja.or.id LAMPIRAN B - URAIAN SUBSTANSI Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah Berorientasi Pelayanan Publik Lalu apa bedanya dengan responsibility yang juga diartikan sebagai “tanggung jawab”. Pengertian accountability dan responsibility seringkali diartikan sama. Padahal maknanya jelas sangat berbeda. Beberapa ahli menjelaskan bahwa dalam kaitannya dengan birokrasi, responsibility merupakan otoritas yang diberikan atasan untuk melaksanakan suatu kebijakan. Sedangkan accountability merupakan kewajiban untuk menjelaskan bagaimana realisasi otoritas yang diperolehnya tersebut. Berkaitan dengan istilah akuntabilitas, Sirajudin H Saleh dan Aslam Iqbal berpendapat bahwa akuntabilitas merupakan sisi-sisi sikap dan watak kehidupan manusia yang meliputi akuntabilitas internal dan eksternal seseorang. Dari sisi internal seseorang akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban orang tersebut kepada Tuhan- nya. Sedangkan akuntabilitas eksternal seseorang adalah akuntabilitas orang tersebut kepada lingkungannya baik lingkungan formal atasan- bawahan maupun lingkungan masyarakat. Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan evaluasi kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil serta cara-cara yang digunakan untuk mencapai semua itu. Pengendalian control sebagai bagian penting dalam manajemen yang baik adalah hal yang saling menunjang dengan akuntabilitas. Dengan kata lain pengendalian tidak dapat berjalan eisien dan efektif bila tidak ditunjang dengan mekanisme akuntabilitas yang baik demikian juga sebaliknya. Media akuntabilitas yang memadai dapat berbentuk laporan yang dapat mengekspresikan pencapaian tujuan melalui pengelolaan sumber daya suatu organisasi, karena pencapaian tujuan merupakan salah satu ukuran kinerja individu maupun unit organisasi. Tujuan tersebut dapat dilihat dalam rencana stratejik organisasi, rencana kinerja, dan program kerja tahunan, dengan tetap berpegangan pada Rencana Jangka Panjang dan Menengah RJPM dan Rencana Kerja Pemerintah RKP. Media akuntabilitas lain yang cukup efektif dapat berupa laporan tahunan tentang pencapaian tugas pokok dan fungsi dan target-target serta aspek penunjangnya seperti aspek keuangan, aspek sarana dan prasarana, aspek sumber daya manusia dan lain-lain. Perkembangan penyelenggaraan negara di Indonesia memperlihatkan upaya sungguh-sungguh untuk menghasilkan suatu pemerintahan yang berorientasi pada pemenuhan amanah dari seluruh masyarakat. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN menguraikan mengenai azas akuntabilitas dalam penyelenggaraan negara dan pengelolaan pemerintahan. Hal ini mengisyaratkan bahwa untuk mewujudkan suatu pemerintahan yang responsif, bebas KKN serta berkinerja, kondisi akuntabilitas merupakan sufficient condition atau kondisi yang harus ada . Akuntabilitas menekankan pada pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan di sekolah, utamanya pencapaian sasaran peningkatan mutu sekolah. Sekolah dalam mengelola sumberdaya berdasar pada peraturan 177 www.kinerja.or.id Berorientasi Pelayanan Publik perundangan dan dapat mempertangungjawabkan kepada pemerintah, seluruh warga sekolah dan pemangku kepentingan lainnya. Pertanggungjawaban meliputi implementasi proses dan komponen manajemen sekolah. Pertanggungjawaban dapat dilakukan secara tertulis disertai bukti-bukti administratif yang syah, menunjukkan bukti isik seperti bangunan gedung, bangku, dan alat-alat laboratorium, atau lisan misalnya rapat dengan mengundang pemangku kepentingan.

3. JENIS-JENIS AKUNTABILITAS SEKOLAH

Jenis-jenis akuntabilitas di sekolah terdiri atas sebagai berikut: 1. Akuntabilitas akademik yang ditunjukkan dengan: a. Prestasi akademik tinggi b. Tingkat Kelulusan Tinggi c. Punya kejuaraan di berbagai bidang akademik d. Kejuaraan lomba mata pelajaran e. Kejuaraan olimpiade f. Lulusannya terserap di lembaga pendidikan lanjutan dengan kategori baik. 2. Akuntabilitas non akademik, yang ditunjukkan dengan: a. Mengakomodasi keragaman potensi non akademik peserta didiknya. b. Ada pengembangan potensi non akademik secara optimal. c. Punya kejuaraan non akademik di berbagai bidang. d . Punya kejuaraan non akademik banyak di tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional. 3. Akuntabilitas moral, yang ditunjukkan dengan: a. Adanya moral meaning, moral feeling, dan action di sekolah. b. Mengaitkan manajemen dengan fungsi normatif pendidikan, sebagai wahana untuk membangun moral anak didik di masa kini dan masa depan. c. Bertanggungjawab untuk tetap memelihara moralitas masyarakat melalui strategic group di lembaga pendidikan. 4. Akuntabilitas hukum, yang berarti: . a. Kinerja pendidikan tidak keluar dari koridor hukum. b. Kinerja pendidikan menjadi contohteladan terkait penaatan terhadap hukum. c. Kinerja pendidikan tidak menimbulkan masalah dari segi hukum. 5. Akuntabilitas politik, yang berarti: a. Apa yang diperbuat oleh pimpinan lembaga pendidikan bisa diterima oleh stakeholders- nya institusi yang menaungi, orangtua, masyarakat dan warga sekolah. b. Apa yang diperbuat oleh pimpinan lembaga pendidikan menimbulkan satisfaction oleh Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah 178 www.kinerja.or.id LAMPIRAN B - URAIAN SUBSTANSI Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah Berorientasi Pelayanan Publik stakeholders-nya institusi yang menaungi, orangtua, masyarakat dan warga sekolah. 6. Akuntabilitas administratif, yang berarti: a. Kinerja lembaga pendidikan dapat dipertanggungjawabkan secara administratif kepada stakeholders-nya. b. Pertangungjawabannya dalam bentuk laporan yang mudah dipahami dan sesuai dengan pedoman yang ditentukan. 7. Akuntabilitas ekonomik yang berarti: a. Lembaga pendidikan mempunyai prospectus pertumbuhan dan kualitas. b. Kelembagaan pendidikan mempunyai pertumbuhan: ada peningkatan aset: lahan, peserta didik, sumber daya, dan sumber dana. c. Kelembagaan pendidikan mempunyai peningkatan kualitas: secara horisontal dan vertikal.

4. CONTOH PENERAPAN TRANSPARANSI DAN

AKUNTABILITAS DI SEKOLAH Penerapan transparansi telah dilakukan oleh sekolah-sekolah yang menerapkan MBS dan mendapatkan pendampingan dari kinerja. SD-SD yang berada di Kota Probolinggo, telah menunjukkan transparansi dala pengelolaan sekolah. Bentuk transparansi yang mereka tunjukkan adalah: 1. Terbuka saat menyusun perencanaan sekolah, karena ada keterlibatan dari multi stake holders dalam proses-proses penusunannya. 2. Hasil penyusunan rencana sekolah yang berbentuk RKS dan program-program sekolah, dipajang pada dinding pengumuman sekolah sehingga dapat dilihat oleh publik yang menjadi pengguna pelayanan pendidikan. 3. Rencana anggaran kegiatan sekolah RAKS juga disusun dengan melibatkan komite sekolah, disetujui dan dketahui oleh komite sekolah. Semua warga sekolah bisa mengetahui secara transparan terhadap kebutuhan dana sekolah beserta dengan pembelanjaan dan atau pengeluarannya. 4. RKS pada sekolah-sekolah yang didampingi oleh kinerja selama menerapkan MBS, juga dipajang pada suatu tempat yang dapat diketahui dan diakses dengan mudah oleh publik atau masyarakat. 5. Sebagai bentuk pertanggungjawaban akuntabilitas, sekolah yang menerapkan MBS selama didampingi oleh kinerja, juga melaporkan kegiatan dan sekolah beserta dengan pengunaan anggarannya kepada orang tua, UPTD, Dinas Pendidikan, Komite Sekolah dan bahkan kepada multi stake holder yang lainnya. 6. Setelah sekolah menerapkan transparansi dan akuntabilitas, maka kepercayaan masyarakat terhadap sekolah makin meningkat, dan partisipasi yang diberikan juga semakin meningkat lebih lanjut, baca bab: Partisipasi masyarakat dan stake holders dalam pelayanan publik di sekolah. 179 www.kinerja.or.id Berorientasi Pelayanan Publik KOMITE SEKOLAH DI JEMBER BANGKIT SETELAH ADA USAID -KINERJA I bu Lulus Yuliastutik, Kepala Sekolah SDN Sidomekar 08 Kec. Semboro Kab. Jember yang merupakan salah satu sekolah mitra Program USAID -KINERJA, telah mulai menerapkan MBS berpelayanan publik da membuka ruang partisipasi bagi masyarakat dalam meningkatkan mutu sekolah. Menyadari manfaat partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas Ibu Lulus segera memulai langkah terobosan dengan mereformasi komite sekolah, yang sebelumnya keberadaan komite sekolah hanya sekedar ada. Alhasil, beliau berhasil menemukan tokoh masyarakat yang peduli terhadap pendidikan bernama Bpk. Risqon, SE yang terpilih menjadi Ketua Komite. Pendampingan teknis KINERJA melalui Lokakarya Penguatan dan Pemberdayaan Komite Sekolah, komite dan kepala sekolah serta guru memahami apa peran dan fungsi komite sekolah. SK Pengurus Komite tertanggal 14 April 2012 telah diterbitkan dan saat ini sudah memiliki ADART serta program kerja Komite sekolah yang dilengkapi dengan visi misi. Dibawah kepemimpinan Bapak Risqon, komite Sidomekar 08 mulai bangkit untuk terlibat dalam pengelolaan sekolah sesuai dengan peran dan fungsinya yaitu sebagai Supporting, Mediator, Advisor dan controlling. Beberapa hal yang telah dilakukan oleh Komite Sekolah SDN Sidomekar 08 antara lain : Berpartisipasi aktif dalam proses penyusunan perencanaan sekolah, membantu guru menghitung menentukan KKM mengadakan workshop penghitungan penetapan KKM, membantu meningkatkan mutu dan promosi sekolah. Bekerjasama dengan PT Indofood mie sedap, Teh Botol Sosro, Yamaha sebagai sponsor lomba baca puisi, mewarna menggambar untuk anak TK calon murid, drumband dan Famili Cerdas. Acara digelar agar masyarakat dan orang tua murid bersama keluargnya datang ke sekolah dan mengetahui kondisi sekolah sekaligus promosi Bekerjasama dengan Pabrik Gula Semboro untuk mencarikan bea siswa untuk peserta didik Bekerjasama dengan Koperasi Unit Desa KUD Semboro, memanfaatkan lahan milik KUD untuk bercocok tanam hortikultura Pepaya, kangkung, bayam, gambas, dan katu sebagai kegiatan Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah 180 www.kinerja.or.id LAMPIRAN B - URAIAN SUBSTANSI Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah Berorientasi Pelayanan Publik ekstra dan praktek pertanian untuk siswa. Hasilnya dijual dengan pembagian 50 komite sekolah untuk dikembangkan lagi, 25 sekolah dan pengelola. Mendirikan KANTIN SEKOLAH, hasilnya 50 komite dan 50 sekolah. Tujuannya selain untuk support dana ke sekolah, juga menciptakan jiwa wirausaha siswa dan masyarakat sekolah karena menjual makanan yang diproduksi orang tua murid seperti Klepon, Kripik Pisang, Opak gepit, Kacang telur, Roti kering, dan rengginan. Siswa mengambil sendiri makanan yang dibeli dan mengadministrasikan sendiri dengan memasukan uang serta mencatat sendiri dalam buku, pengelola hanya mengkoordinir mengawasi serta membantu siswa yang belum bisa baca, tulis. .