Proses survei ulang tidak berbeda dari survei pertama Dokumen yang harus dipersiapkan

174 www.kinerja.or.id LAMPIRAN B - URAIAN SUBSTANSI Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah Berorientasi Pelayanan Publik Penutup 10 menit Fasilitator mereview hasil diskusi. BAHAN BACAAN BAHAN BACAAN: TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS DALAM MANAJEMEN SEKOLAH

1. PENDAHULUAN

Diskursus tentang good governance atau kepemerintahan yang baik, merupakan kelanjutan perkembangan diskursus tentang good governmet. Good governance merupakan isu yang paling mengemuka belakangan ini, terutama ketika keinginan untuk mewujudkan kepemerintahan yang kapabel sekaligus yang baik menjadi tekad hampir semua negara bangsa. Pemahaman umum tentang good governance mulai mengemuka di Indonesia sejak tahun 1990-an dan semakin populer pada era tahun 2000-an. Kepemerintahan yang baik banyak diperkenalkan oleh lembaga donor atau pemberi pinjaman luar negeri seperti World Bank, Asean Development Bank, IMF maupun lembaga-lembaga pemberi pinjaman lainnya yang berasal dari negara- Pengantar 5 menit Fasilitator mengajak peserta bermain game. Apersepsi 10 menit 1. Fasilitator melakukan apersepsi materi peningkatan partisipasi masyarakat dan stake holders dalam pelayanan publik d sekolah. 2. Fasilitator memancing pendapat peserta tentang urgensi transparansi dan akuntabilitas. 3. Fasilitator memancing pikiran kritis peserta terhadap fenomena sekolah yang kurang transparan. Presentasi 30 menit Fasilitator presentasi garis-garis besar tentang transparansi dan akuntabilitas dalam manajemen sekolah. Diskusi Kelompok 30 menit 1. Fasilitator membentuk kelompok. 2. Fasilitator memberikan topik yang didiskusikan dalam kelompok. 3. Kelompok mendiskusikan topi k yang diberikan. 4. Kelompok merekam hasil diskusi dalam kertas plano. Presentasi 50 menit 1. Wakil Kelompok Presentasi 2. Anggota kelompok menambahkan jika ada. 3. Kelompok presenter bertanya jawab dengan para peserta. 175 www.kinerja.or.id Berorientasi Pelayanan Publik negara maju. Good governance dijadikan aspek pertimbangan lembaga donor dalam memberikan pinjaman dan hibah.Good governance ini sudah memasuki ranah universitas dengan label good university governance dan ranah sekolah dengan label good school governance. Good governance mengharuskan penggunaan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan kepemrintahan. Deklarasi Tokyo mengartikan akuntabilitas sebagai kewajiban- kewajiban dari individu-individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber- sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk menjawab hal-hal yang terkait dengan pertanggungjawaban iskal, manajerial, dan program. Akuntabilitas terkait dengan asesemen tentang standar pelaksanaan kegiatan. Beberapa negara maju di Eropa seperti Jerman dan Inggris telah menerapkan konsep akuntabilitas hampir di setiap aspek kepemerintahan sejak tahun 1970-an. Inggris di era John Major dan Toni Blair memasyarakatkan akuntabilitas dengan menyusun Output and Performance Analysis OPA Guidance. Pemerintah Inggris menetapkan gagasan tentang Public Services for The Future: Modernisation, Reform, Accountability”, yang mengharuskan setiap keputusan tidak hanya berorientasi pada pengeluaran dan atau penyerapan dana,tetapi juga mengenai peningkatan jasa yang diberikan beserta dengan perbaikannya. Jerman menetapkan bahwa keterlibatan pusat central involvement dalam kegiatan setiap menteri dibatasi pada masalah kepegawaian, teknologi informasi dan hal-hal keuangan. Dari pola pemerintahan ini, maka pemerintah sesuai dengan tingkatannya secara formal mempunyai akuntabilitas public accountability kepada parlemen di tiap tingkatan pemerintahan federal, negara bagian, dan lokal.

2. MAKNA TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS

Transparansi atau keterbukaan berarti seluruh warga sekolah dan pemangku kepentingan dapat mengetahui mekanisme pengelolaan sumberdaya sekolah. Selanjutnya sekolah memperoleh kepercayaan dan dukungan dari pemangku kepentingan. Keterbukaan dapat dilakukan melalui penyebarluasan informasi di sekolah dan pemberian informasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sumberdaya sekolah, untuk memperoleh kepercayaan publik terhadap sekolah. Tumbuhnya kepercayaan publik merupakan langkah awal upaya sekolah dalam meningkatkan peran serta masyarakat terhadap sekolah Kemendikbud, 2012. Keterbukaan atau transparansi dalam pengelolan sekolah merupakan karakteristik sekolah yang menerapkan MPMBS. Keterbukantransparansi ini ditunjukkan dalam pengambilan keputusan, perencana dan pelaksanaan kegiatan, penggunaan uang, dan sebagainya, yang selalu melibatkan pihak-pihak terkait sebagai alat kontrol. Akuntabilitas secara hariah dalam bahasa inggris biasa disebut dengan accoutability yang diartikan sebagai “yang dapat dipertanggungjawabkan”. Atau dalam kata sifat disebut sebagai accountable. Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah