Partisipasi buah pikiran. 2. Partisipasi keterampilan.

139 www.kinerja.or.id Berorientasi Pelayanan Publik pengaduan, menyusun rencana tindak lanjut, dan melaksanakan tindak lanjut hasil survei tersebut. Ada beberapa peraturan perundangan yang secara langsung dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan tatakelola sekolah dan survei pengaduan, yakni: a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. b. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 KEPM.PAN72003 memperbaiki keputusan sebelumnya tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. c. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26 KEPM.PAN22004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik. d. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER20M. PAN042006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik. e. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pedoman Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik dengan Partisipasi Masyarakat. Peraturan perundangan tersebut merupakan kebijakan unit pelayanan publik di semua sektor, termasuk sekolah. Kebijakan ini menjadi dasar bagi sekolah untuk melakukan upaya nyata dalam mereformasi pelayanannya. Berdasarkan itu berbagai perubahan pendekatan, metode desakan tetapi sudah ditempatkan sebagai suatu kebutuhan untuk mempertahankan keberadaannya. Tanpa penerapan prinsip-prinsip tatakelola yang baik setiap sekolah dipastikan akan terancam keberadaan dan keberlanjutannya. Di unit pelayanan publik seperti sekolah, peningkatan kualitas pelayanan publik adalah titik penting sebagai muara keseluruhan reformasi pendidikan di Indonesia. Hal ini beralasan oleh karena kualitas pelayanan yang diselenggarakan oleh sekolah sampai saat ini masih sangat memprihatinkan. Begitu banyak pengaduan keluhan atau pernyataan ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan sekolah. Karena itu, kinerja pelayanan publik menjadi titik strategis di mana kepercayaan masyarakat secara luas kepada sekolah dipertaruhkan. Saat ini pengaduan masyarakat terhadap pelayanan sekolah belum dikelola dengan baik sehingga penanganan pengaduan tersebut menjadi tidak sistematis, eisien, efektif, dan bahkan tidak ditangani sama sekali. Akibatnya, pengaduan yang sama berlangsung terus menerus dan karena tidak ditindaklanjuti maka masyarakat menjadi bosan dan bersikap apatis. Tatakelola dan pelayanan sekolah menjadi tidak berkembang. Salah satu tahapan awal dalam pengelolaan pengaduan masyarakat adalah dengan mengkoordinir pengaduan melalui survei pengaduan. Selanjutnya berdasarkan hasil survei tersebut dibuat indeks pengaduan masyarakat IPM sesuai dengan jumlah masing-masing jenis Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah 140 www.kinerja.or.id LAMPIRAN B - URAIAN SUBSTANSI Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah Berorientasi Pelayanan Publik dan instrumen alat bantu untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik telah dikembangkan dan digunakan. Salah satu instrumen tersebut adalah Indeks Pengaduan Masyarakat IPM yang didasarkan pada hasil survei pengaduan.

B. PROSES SURVEI PENGADUAN

Survei pengaduan merupakan tahapan penting dalam penanganan pengaduan masyarakat terhadap pelayanan sekolah. Proses survei pengaduan sudah diatur dalam Permenpan Nomor 132009 sebagai berikut:

1. Persiapan Survei Pengaduan Masyarakat

Dalam tahap persiapan ini masyarakat sebagai pengguna pelayanan diminta untuk berpartisipasi dalam perbaikan pelayanan yang diselenggarakan oleh sekolah. Tujuan dari survei adalah untuk mengkonirmasi pernyataan pengaduan yang ada di kuesioner kepada sebanyak mungkin responden. Terkait dengan persiapan survei, hal yang terpenting adalah bahwa petugas survei siap untuk melaksanakan survei dengan benar dan pengumuman tentang pelaksanaan survei telah sampai kepada seluruh pengguna pelayanan. Adapun langkah- langkah persiapan yang harus dilaksanakan adalah:

1.1. Penyiapan tim pelaksana survei

Kesiapan tim pelaksana survey merupakan prasyarat yang harus dipenuhi sebelum survei. Tim ini terdiri dari pihak sekolah kepala sekolah, guru, dan staf administrasi dan masyarakat pengguna pelayanan yang dapat diwakili oleh anggota komite sekolah. Anggota tim ini nantinya akan bertindak sebagai pengumpul data atau pewawancara masyarakat pengguna pelayanan untuk mengkonirmasi pernyataan pengaduan yang ada di dalam kuesioner.

1.2. Penggandaan kuesioner

Langkah kedua terkait dengan persiapan survei ini adalah penggandaan kuesioner. Sebelum waktu pelaksanaan survei, Tim pelaksana survei harus segera menggandakan kuesioner sejumlah responden yang ditargetkan.

1.3. Pembagian wilayah dan strategi kerja

Untuk memudahkan tim dalam melaksanakan survei, maka perlu dilakukan pembagian wilayah kerja bagi anggota tim. Pembagian wilayah ini dimaksudkan untuk mempermudah tim dalam menjangkau responden yang telah ditargetkan. Selain itu juga untuk menghindari terjadinya dua kali atau lebih survei kepada responden yang sama. Selain itu terkait dengan pembagian wilayah kerja ini maka perlu dipersiapkan pula strategi dalam menjangkau responden. Kegiatan survei yang dilaksanakan ini hanya akan dapat berjalan dengan sukses apabila