56
www.kinerja.or.id
LAMPIRAN B - URAIAN SUBSTANSI
Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah Berorientasi Pelayanan Publik
C. DASAR HUKUM STANDAR PELAYANAN PUBLIK
Di Indonesia, upaya untuk menetapkan standar pelayanan publik dalam kerangka peningkatan
kualitas pelayanan publik sebenarnya telah lama dilakukan. Upaya tersebut antara lain ditunju
kkan dengan terbitnya berbagai kebijakan seperti:
1. Undang-undang No 20 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
2. Inpres No. 5 Tahun 1984 tentang Pedoman Penyederhanaan dan Pengendalian Perijinan di
Bidang Usaha, dihapus?? 3. Surat Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara No. 81 Tahun 993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum,
4. Inpres No.1 Tahun 1995 tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur
Pemerintah Kepada Masyarakat 5. Peraturan Kementrian Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Pedoman Peningkatan Pelayanan Publik
dengan Partisipasi Masyarakat 6. Peraturan Kementrian Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 36 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan, Penetapan dan Penerapan
Standard Pelayanan 7. Surat Edaran Menko Wasbangpan No. 56
Wasbangpan698 tentang Langkah-langkah Nyata Memperbaiki Pelayanan Masyarakat.
Instruksi Mendagri No. 201996; 8. Surat Edaran Menkowasbangpan No. 56MK.
Wasbangpan698; Surat Menkowasbangpan No. 145MK. Waspan31999; hingga Surat
Edaran Mendagri No. 503125PUOD1999, yang kesemuanya itu bermuara pada
peningkatan kualitas pelayanan. 9. Kep. Menpan No: 63KEPM.PAN72003
tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
10. Kep. Menpan No. 811993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum
11. Surat Edaran Depdagri No. 100757OTDA tentang Pelaksanaan Kewenangan Wajib dan
Standar Pelayanan Minimum, pada tahun 2002.
D. STANDAR PROSES STANDAR OPERASIONAL
DAN PROSEDUR BIDANG PENDIDIKAN
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan PPRI No. 19 Tahun 2005
tentang Standan Nasional Pendidikan, Pasal 1 ayat 6. Adapun PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Proses dituangkan dalam Bab IV, yaitu mencakup aspek:
a. Perencanaan proses pembelajaran, b. Pelaksanaan proses pembelajaran,
c. Penilaian hasil pembelajaran. dan d. Pengawasan proses pembelajaran.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
57
www.kinerja.or.id
Berorientasi Pelayanan Publik
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan isik serta psikologis peserta didik. proses pembelajaran pendidik memberikan
keteladanan. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan eisien.
a. Perencanaan Proses Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pe
mbelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
b. Pelaksanaan Proses Pembelajaran
Pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik
per kelas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio maksimal buku teks pelajaran
setiap peserta didik, dan rasio maksimal jumlah peserta didik setiap pendidik. Pelaksanaan
proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya membaca dan
menulis.
c. Penilaian Hasil Pembelajaran
Penilaian hasil pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menggunakan
berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. Teknik
penilaian dapat berupa tes tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan
atau kelompok. Untuk mata pelajaran selain kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, teknik penilaian observasi secara
individual sekurang-kurangnya dilaksanakan satu kali dalam satu semester.
d. Pengawasan Proses Pembelajaran
Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan,
dan pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.
E. STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG
PENDIDIKAN
Standar Pelayanan Minimal diataur dalam bab- bab dan pasal sebagai berikut:
1. Kewenangan Penyelenggaraan Pendidikan
1 Penyelenggaraan satuan pendidikan luar biasa Pendidikan Khusus menjadi
wewenang Pemerintah Pro vinsi;
2 Penyelenggaraan satuan pendidikan dasar dan menengah termasuk
Pendidikan Anak Usia Dini PAUD menjadi wewenang Pemerintah
KabupatenKota ;
3 Pemerintah Pro vinsi dan Kabupaten
Kota menyelenggarakan pendidikan
Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah
58
www.kinerja.or.id
LAMPIRAN B - URAIAN SUBSTANSI
Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah Berorientasi Pelayanan Publik
berdasarkan standar pelayanan minimal pendidikan
; 4 Standar pelayanan minimal pendidikan
sebagaimana dimaksud pada ayat 3 meliputi pelayanan pendidikan, pemuda
dan olahraga yang mencakup semua jenis pelayanan hingga mencapai
indikator kinerja minimal .
2. Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar
1 Standar Pelayanan Minimal SPM Pendidikan Sekolah Dasar SD
Madrasah lbtidaiyah MI terdiri atas: a. 95 persen anak dalam kelompok usia
7-12 tahun bersekolah di SDMI. b. Angka Putus Sekolah APS tidak
melebihi 1 persen dari jumlah siswa yang bersekolah.
c. 90 persen sekolah memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai
dengan standar teknis yang ditetapkan secara nasional.
d. 90 persen dari jumlah guru SD yang diperlukan terpenuhi.
e. 90 persen guru SDMI memiliki kualiikasi sesuai dengan kompetensi
yang ditetapkan secara nasional . f. 95 persen siswa memiliki buku
pelajaran yang lengkap setiap mata pelajaran.
g. Jumlah siswa SDMI per kelas antara 30 - 40 siswa.
h. 90 persen dari siswa yang mengikuti uji sampel mutu pendidikan
standar nasional mencapai nilai “memuaskan”. dalam mata pelajaran
membaca, menulis dan berhitung untuk kelas III dan mata pelajaran
bahasa, matematika, IPA dan IPS untuk kelas V.
i. 95 persen dari lulusan SD melanjutkan ke Sekolah Menengah
Pertama SMPMadrasah Tsanawiyah MTs.
2 SPM Pendidikan Sekolah Menengah Pertama SMPMadrasah Tsanawiyah
MTs terdiri atas : a. 90 persen anak dalam kelompok usia
13 -15 tahun bersekolah di SMP MTs.
b. Angka Putus Sekolah APS tidak melebihi 1 persen dari jumlah siswa
yang bersekolah. c. 90 persen sekolah memiliki sarana
dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis yang
ditetapkan secara nasional. d. 80 persen sekolah memiliki tenaga
kependidikan non guru untuk melaksanakan tugas administrasi
dan kegiatan non mengajar lainnya. e. 90 persen dari jumlah guru SMP
yang diperlukan terpenuhi. f. 90 persen guru SMPMTs memiliki
kualiikasi, sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan secara
nasional.
59
www.kinerja.or.id
Berorientasi Pelayanan Publik
g. 100 persen siswa memiliki buku pelajaran yang lengkap setiap mata
pelajaran. h. Jumlah siswa SMPMTs per kelas
antara 30 - 40 siswa. i. 90 persen dari siswa yang mengikuti
uji sampel mutu pendidikan standar nasional mencapai nilai
“memuaskan” dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
matematika, IPA, dan IPS di kelas I dan II.
j. 70 persen dari lulusan SMPMTs melanjutkan ke Sekolah Menengah
Atas SMA Madrasah Aliyah MA Sekolah Menengah Kejuruan SMK.
3. Standar pelayanan minimal pendidikan menengah
SPM Pendidikan Sekolah Menengah Atas SMA Madrasah Aliyah MA terdiri atas:
a. 60 persen anak dalam kelompok usia 16 -18 tahun bersekolah di SMAMA dan
SMK. b. Angka Putus Sekolah APS tidak
melebihi 1 persen dari jumlah siswa yang bersekolah.
c. 90 persen sekolah memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan
standar teknis yang ditetapkan secara nasional.
d. 80 persen sekolah memiliki tenaga kependidikan non guru untuk
melaksanakan tugas administrasi dan kegiatan non mengajar lainnya.
e. 90 persen dari jumlah guru SMAMA yang diperlukan terpenuhi.
f. 90 persen guru SMAMA memiliki kualiikasi sesuai dengan kompetensi
yang ditetapkan secara nasional. g. 100 persen siswa memiliki buku
pelajaran yang lengkap setiap mata pelajaran.
h. Jumlah siswa SMAMA per kelas antara 30 - 40 siswa.
i. 90 persen dari siswa yang mengikuti uji
sampel mutu standar nasional mencapai nilai “memuaskan” dalam mata pelajaran
bahasa Inggris, Geograi, Matematika Dasar untuk kelas I dan II
j. 25 persen dari lulusan SMAMA
melanjutkan ke Perguruan Tinggi yang terakreditasi.
4. SPM Pendidikan SMK
a. Angka Putus Sekolah APS tidak melebihi 1 persen dari jumlah siswa
yang bersekolah. b. 90 persen sekolah memiliki sarana
dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan secara
nasional. c. 80 persen sekolah memiliki tenaga
kependidikan non guru untuk melaksanakan tugas administrasi dan
kegiatan non mengajar lainnya. d. 90 persen dari jumlah guru SMK yang
diperlukan terpenuhi.
Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah