Proses KARAKTERISTIK MBS BERORIENTASI PELAYANAN

44 www.kinerja.or.id LAMPIRAN B - URAIAN SUBSTANSI Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah Berorientasi Pelayanan Publik 11. Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan. • Aksentuasi evaluasi tidak sekedar untuk mengetahui seberapa kemampuan peserta didik, tetapi lebih pada pemanfaatan hasil evaluasi untuk perbaikan terus menerus. • Perbaikan secara terus menerus harus menjadi kebiasaan. 12. Responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan. • Sekolah harus responsif terhadap aspirasi yang muncul guna peningkatan mutu. • Sekolah harus mampu membaca lingkungan dan menanggapinya secara cepat dan tepat. • Sekolah harus pro-aktif atau menjemput bola dan mampu mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi. 13. Sekolah punya komunikasi yang baik. • Komunikasi yang baik antar warga sekolah dan masyarakat. • Komunikasi yang baik akan membentuk team work yang baik, kompak dan cerdas; sehingga berbagai kegiatan bisa dilaksanakan secara merata antar warga sekolah. 15. Sekolah mempunyai akuntabilitas. • Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban terhadap apa yang sudah dilaksanakan. • Bentuk akuntabilitas: laporan prestasi kepada pemerintah, orangtua dan masyarakat. 16. Sekolah memiliki dan menjaga sustainabilitas. • Sustainabilitas dalam program dan pendanaan. • Sustainabilitas program: keberlanjutan program yang dirintis sebelumnya, dan bahkan berkembang menjadi program- program baru yang sebelumnya belum ada. • Sustainabilitas pendanaan: kemampuan mempertahankan besarnya dana yang dimiliki dan bahkan makin besar jumlahnya. Sekolah mampu menggali sumber dana dari masyarakat, tidak sekadar menggantungkan dari pemerintah.

4.3. Input

Sekolah-sekolah yang efektif, lazimnya mempunyai input sebagai berikut: 1. Sekolah memiliki kebijakan, tujuan dan sasaran mutu yang jelas. Kebijakan, tujuan dan sasaran mutu tersebut dinyatakan oleh kepala sekolah dan disosialisasikan kepada warga sekolah. 2. Sekolah mempunyai sumberdaya tersedia dan siap. Sumber daya tersebut, berupa SDM dan sumber daya selebihnya uang, peralatan, perlengkapan, bahan. 3. Sekolah mempumnyai staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi. 4. Memiliki harapan prestasi tinggi. Kepala Sekolah, guru dan siswa punya komitmen dan motivasi kuat untuk meraih prestasi di berbagai bidang. 5. Fokus pada pelanggan khususnya siswa. Pelanggan terutama siswa harus menjadi 45 www.kinerja.or.id Berorientasi Pelayanan Publik fokus dari semua kegiatan sekolah, baik input maupun proses diarahkan ke siswa. 6. Sekolah mempunyai input manajemen yang baik, yaitu adanya tugas yang jelas, rencana rinci dan sistematis, program yang mendukung pelaksanaan rencana, sistem pengendali mutu yang efektif. ASPEK PROSES DAN SUBSTANSI MBS Secara etimologis, manajemen berasal dari kata: management Bahasa Inggeris. Kata management berasal dari kata manage, atau managiare, yang berarti: melatih kuda dalam melangkahkan kakinya Echols, 1985. Dalam manajemen, terkandung dua makna, yakni mind pikir dan action tindakan Sahertian, 1988. Secara terminologis, manajemen berarti: 1. Kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan. 2. Segenap perbuatan menggerakkan sekelompok orang atau mengarahkan segala fasilitas dalam suatu usaha kerja sama untuk mencapai tujuan. 3. Bekerja dengan menggunakanmeminjam tangan orang lain. Tiga pengertian ini memberikan isyarat adanya dua jenis pekerjaan, ialah pekerjaan manajerial di satu pihak dan pekerjaan teknis di sisi lain. Yang dimaksud pekerjaan manajerial adalah suatu pekerjaan yang proses penyelesaiannya menggunakan tangan orang lain; sedangkan pekerjaan teknis adalah suatu pekerjaan yang proses penyelesaiannya dengan menggunakan tangan sendiri. Mengingat para manajer ketika bekerja masih juga mau melibatkan orang lain dan bahkan lebih banyak membagi-bagi pekerjaan kepada mereka, maka dari sudut kemauan untuk berbagi dengan orang lain ini ia boleh disebut sebagai: “sangat dermawan”. Setelah menelaah berbagai jenis pengertian manajemen, penulis sampai pada suatu kesimpulan, bahwa yang dimasud dengan manajemen adalah suatu proses penataan dengan melibatkan sumber-sumber potensial baik yang bersifat manusia manupun yang bersifat non manusia dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan eisien. Beberapa unsur yang terdapat dalam pengertian ini adalah: 1. Adanya suatu proses, yang menunjukkan bahwa ada tahapan-tahapan tertentu yang harus dilakukan jika seseorang melakukan kegiatan manajemen. 2. Adanya penataan, yang berarti bahwa makna dari manajemen sesungguhnya adalah penataan, pengaturan atau pengelolaan. 3. Terdapatnya sumber-sumber potensial yang harus dilibatkan, baik sumber potensial yang bersifat manusiawi maupun yang bersifat non manusiawi. Tetapi, titik tekan pelibatan tersebut lebih banyak ke sumber potensial Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah 46 www.kinerja.or.id LAMPIRAN B - URAIAN SUBSTANSI Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah Berorientasi Pelayanan Publik yang bersifat manusiawinya. Sebab, terlibat dan tertatanya sumber-sumber potensial yang bersifat manusiawi, akan dengan sendirinya menjadikan tertatanya sumber potensial yang bersifat non manusiawi. 4. Adanya tujuan yang hendak dicapai, karena pelibatan sumber potensial yang bersifat manusiawi dan non manusiawi tersebut bukan merupakan tujuan; melainkan sebagai instrumen untuk mencapai tujuan atau misi tertentu. 5. Pencapaian tujuan tersebut diupayakan agar secara efektif sankil dan eisien mankus. Proses MBS terdiri atas 4 hal, yang juga dikenal sebagai fungsi MBS, ialah planning, organizing, actuating, dan controlling. Empat proses ini lazim juga digambarkan dalam bentuk siklus, karena setelah langkah controlling, lazimnya dilanjutkan dengan membuat planning baru. Siklus proses manajemen tersebut sebagaimana pada Diagram 1.1. Diagram 1.1. Siklus Proses Manajemen Dari segi proses, manajemen di bidang apapun, hampir tidak berbeda, karena senantiasa dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan pengawasan. Yang senantiasa membedakan antara manajemen bidang satu dengan bidang yang lain adalah aspek substansinya, atau bidang garapannya. Berarti, yang membedakan antara manajemen pendidikan dengan manajemen ekonomi atau layanan publik yang lain, bukan pada aspek prosesnya melainkan pada aspek substansinya. Aspek substansi ini lazim juga mendapatkan sebutan ruang lingkup, bidang garapan, cakupan dan isi. Bahkan me nurut Nawawi, substansi manajemen pendidikan dapat disebut manajemen operatif. Yang menjadi substansi manajemen pendidikan adalah: 1. Manajemen kurikulum dan pembelajaran. 2. Manajemen peserta didik. 3. Manajemen sumber daya manusia.