135
www.kinerja.or.id
Berorientasi Pelayanan Publik
1. Membuat rancangan kebijakan, 2. Menginformasikan rancangan itu ke masyarakat yang akan
terlibat, 3. Mengumpulkan tanggapan masyarakat tentang isi rancangan
kebijakan, 4. Memadukan pendapat masyarakat dengan rancangan
kebijakan, 5. Membuat kebijakan baru yang mengarah pada pelaksanaan.
STRATEGI DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI
Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah
136
www.kinerja.or.id
LAMPIRAN B - URAIAN SUBSTANSI
Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah Berorientasi Pelayanan Publik
137
www.kinerja.or.id
Berorientasi Pelayanan Publik
6
6
Survei Pengaduan untuk Perbaikan
Layanan di Sekolah
Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah
138
www.kinerja.or.id
LAMPIRAN B - URAIAN SUBSTANSI
Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah Berorientasi Pelayanan Publik
Survei
Pengaduan
untuk Perbaikan
Layanan
di Sekolah
..... peserta
menguasai pengaduan masya-
rakat mengenai pelayanan publik
di sekolah.
MODUL 6
BAHAN BACAAN: SURVEI PENGADUAN
UNTUK PERBAIKAN LAYANAN SEKOLAH
A. PENDAHULUAN
Sejalan dengan reformasi, otonomi sekolah melalui MBS telah berlangsung sekitar limabelas tahun dan
berbagai usaha dan inovasi telah dilakukan untuk mencari model yang lebih efektif dalam mewujudkan
tata kelola sekolah yang baik. Di lingkungan sekolah telah dilakukan sejumlah inisiatif untuk membentuk
tatakelola sekolah yang semakin memenuhi tuntutan masyarakat. Pembentukan komite sekolah
merupakan salah satu inisiatif tersebut. Tatakelola sekolah yang baik adalah konsep
pengelolaan sekolah yang menekankan pada pelibatan unsur pemerintah, sekolah, dan
masyarakat secara proporsional sebagai tiga pilar utama. Konsep ini merupakan dasar bahwa
siapa pun yang berperan dan peran apapun yang dijalankan dalam penyelenggaraan sekolah dituntut
untuk lebih berorientasi ke pelayanan publik yang semakin baik. Dengan kata lain, tidak ada tatakelola
sekolah yang dapat disebut lebih atau semakin baik jika tidak ada bukti bahwa pelayanan publik semakin
baik dan semakin bermutu. Penerapan prinsip tatakelola sekolah yang baik
tidak lagi dipandang sebagai keharusan karena ada
139
www.kinerja.or.id
Berorientasi Pelayanan Publik
pengaduan, menyusun rencana tindak lanjut, dan melaksanakan tindak lanjut hasil survei tersebut.
Ada beberapa peraturan perundangan yang secara langsung dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan
tatakelola sekolah dan survei pengaduan, yakni: a. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik. b. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 63 KEPM.PAN72003 memperbaiki keputusan sebelumnya tentang
Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
c. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26 KEPM.PAN22004
tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan
Pelayanan Publik. d. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor PER20M. PAN042006 tentang Pedoman Penyusunan
Standar Pelayanan Publik. e. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pedoman Peningkatan Kualitas Pelayanan
Publik dengan Partisipasi Masyarakat. Peraturan perundangan tersebut merupakan
kebijakan unit pelayanan publik di semua sektor, termasuk sekolah. Kebijakan ini menjadi dasar
bagi sekolah untuk melakukan upaya nyata dalam mereformasi pelayanannya. Berdasarkan
itu berbagai perubahan pendekatan, metode desakan tetapi sudah ditempatkan sebagai suatu
kebutuhan untuk mempertahankan keberadaannya. Tanpa penerapan prinsip-prinsip tatakelola yang
baik setiap sekolah dipastikan akan terancam keberadaan dan keberlanjutannya.
Di unit pelayanan publik seperti sekolah, peningkatan kualitas pelayanan publik adalah titik
penting sebagai muara keseluruhan reformasi pendidikan di Indonesia. Hal ini beralasan oleh
karena kualitas pelayanan yang diselenggarakan oleh sekolah sampai saat ini masih sangat
memprihatinkan. Begitu banyak pengaduan keluhan atau pernyataan ketidakpuasan
masyarakat terhadap kualitas pelayanan sekolah. Karena itu, kinerja pelayanan publik menjadi titik
strategis di mana kepercayaan masyarakat secara luas kepada sekolah dipertaruhkan.
Saat ini pengaduan masyarakat terhadap pelayanan sekolah belum dikelola dengan baik sehingga
penanganan pengaduan tersebut menjadi tidak sistematis, eisien, efektif, dan bahkan tidak
ditangani sama sekali. Akibatnya, pengaduan yang sama berlangsung terus menerus dan karena tidak
ditindaklanjuti maka masyarakat menjadi bosan dan bersikap apatis. Tatakelola dan pelayanan sekolah
menjadi tidak berkembang. Salah satu tahapan awal dalam pengelolaan
pengaduan masyarakat adalah dengan mengkoordinir pengaduan melalui survei
pengaduan. Selanjutnya berdasarkan hasil survei tersebut dibuat indeks pengaduan masyarakat
IPM sesuai dengan jumlah masing-masing jenis
Tata Kelola Manajemen Berbasis Sekolah