Strategi Pengembangan Budaya Baca Mahasiswa PBSI

dari segi kebahasaan dan makna-makna yang ada dalam bacaan, baik makna tersirat dan tersuratnya. Oleh karena itu, untuk membantu memahami bacaan tersebut, para responden dapat menandai bagian-bagian yang belum dimengerti. Para responden dapat menggaris bawahi, menandai dengan warna, membuat catatan sendiri perihal kata-kata maupun kalimat yang belum tahu maknanya. Setelah itu, para responden dapat mencari tahu maknanya. Ketiga, unsur recall yakni proses untuk mengomunikasikan kembali hasil ingatan terhadap suatu aktivitas, dalam hal ini adalah ingatan mengenai isi bacaan yang telah dibaca. Para responden mengulangi membaca bacaan yang telah diketahui makna dari bagian-bagian yang sebelumnya belum diketahui. kemudian para responden akan berperan aktif dalam merangkum apa yang telah dibaca dengan bahasa sendiri dan gaya permakanaan sendiri. Me-recall bertujuan agar siswa memiliki kesempatan membentuk atau menyusun kembali informasi yang telah mereka terima Jamarah, 2005: 108. Senada dengan Soedarso 2005: 77 dengan membuat rangkuman, mengambil intisari suatu bab, bagian, atau paragraf, kita akan menguasai ide yang dikandungnya. Hal ini akan membuat responden semakin memahami secara mendalam dan luas terhadap isi suatu bacaan. Selain itu, ilmu yang telah didapatkan tidak mudah untuk terlupakan, karena telah secara mendalam memahami bacaan tersebut, baik menelaah arti kata dan kalimat-kalimat yang belum diketahui artinya, selanjutnya membaca ulang dan membuat rangkuman dengan bahasa sendiri. Keempat, unsur digest yakni proses untuk menelaah kembali bacaan yang telah dibaca dan membaca ulang rangkuman yang telah dibuat. Konfirmasi ulang kata-kata atau kalimat-kalimat yang sebelumnya belum diketahui maknanya di sumber-sumber lain, baik dari buku lain, pengajar, atau lingkungan sekitarnya. Selain itu, proses menelaah dapat dilakukan dalam unsur ini, lebih maksimal apabila dilakukan secara berdiskusi. Para responden akan mencari kesalahan-kesalahan kebahasaan, ejaan, maupun muatan informasi yang terdapat dalam bacaan. Hal ini diharapkan dapat merangsang kemampuan membaca pemahaman dari para responden untuk lebih interaktif dan aktif terhadap bacaan. Kelima, unsur expand yakni proses pengembangan. Pada tahap ini para responden mencoba untuk mengembangkan informasi yang telah didapat dengan cara menginformasikan kepada orang lain. Para responden dapat mempresentasikan hasil telaah bacaan kepada dosen atau teman-teman sekitarnya. Hal ini berguna untuk mengukur seberapa jauh para responden menguasai informasi yang didapatkan sebelumnya. Selain itu para responden harus berpikir bagaimana alur pikiran dari penulis tersebut, kemudian responden harus aktif untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam minat dari responden, dan membuat “kemasan” informasi yang telah dipahami berupa rangkuman atau bahan presentasi yang menarik agar orang lain dapat memahami dengan mudah. Keenam, unsur review yakni proses mengulang kembali. Pada proses ini kelanjutan setelah proses memahami telah selesai. Pada tahap ini para responden akan mengulang kembali dengan bentuk rangkuman dan dipresentasekan dengan teman- temannya ataupun dengan pengajar baik guru maupun dosen. Hal ini dilakukan untuk memantapkan informasi yang telah didapatkan. Strategi di atas merupakan pengembangan yang berasal dari hasil tes kemampuan membaca pemahaman, teori-teori membaca, dan kolaborasi penggunaan teknik MURDER sebagai strategi untuk membaca pemahaman para responden. Hal ini tentu diharapkan dapat mendukung pengembangan budaya baca sekaligus meningkatkan kemampuan membaca pemahaman para responden. 142 BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester V Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta angkatan 2013 termasuk dalam kategori rendah. Hasil tersebut didapat, setelah ditemukan hasil bahwa nilai rata-rata tes kemampuan membaca pemahaman para responden sebesar 21,60, padahal untuk mencapai kategori tinggi, para responden harus berada pada kisaran skor 32 hingga 42. Hasil tersebut dilihat dari kemampuan para responden yang masih kurang, yakni pada aspek menangkap arti kata dan istilah, menangkap makna tersurat, dan aspek menyimpulkan. Pada aspek yang memiliki hasil jawaban benar lebih banyak, yakni aspek menangkap makna tersirat, aspek kemampuan memprediksi, dan aspek kemampuan mengevaluasi tidak menunjukkan perbedaan yang terlalu signifikan Kedua, faktor pendukung pembentukan budaya baca para responden yang merupakan para mahasiswa semester V Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta angkatan 2013 termasuk dalam kategori rendah . Hasil tersebut didapat dari analisis data yang menunjukkan bahwa faktor pendukung pembentukan budaya baca para responden sebesar 34,28. Para responden memiliki motivasi, sikap, dan minat membaca yang baik, serta kesadaran bahwa rajin dan tekun dalam membaca akan lebih berpengaruh daripada mengandalkan tingkat intelejensi saja. Akan tetapi para responden masih memiliki kekurangan dalam hal kebiasaan membaca, pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dan pengetahuan tentang cara membaca, kondisi emosi dan kondisi kesehatan juga menjadi kelemahan para responden untuk memahami suatu bacaan, kemudian latar belakanag sosial ekonomi keluarga turut mempengaruhi pengembangan budaya baca para responden, keterbacaan teks, pengaruh budaya lisan dan media elektronik, serta ketertarikan dan kebermanfaatan bacaan bagi responden. Ketiga, berdasarkan hasil dari angket faktor pendukung budaya baca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman. Peneliti menyimpulkan bahwa hasil angket faktor budaya baca berbanding lurus dengan hasil tes kemampuan membaca pemahaman, yakni rendah. Maka dari itu, peneliti memberikan beberapa alternatif strategi untuk meningkatkan budaya membaca dan kemampuan membaca pemahaman. Peneliti memodifikasi teknik MURDER dengan dasar dari data yang peneliti dapatkan dari hasil penelitian tes kemampuan membaca pemahaman dan hasil angket faktor pendukung budaya baca. Berikut strategi-strategi tersebut: 1 Mood, para responden harus piawai mengatur suasana hati atau perasaan sebelum melakukan aktivitas membaca 2 Understand, Pada tahap ini responden tidak hanya sekedar mengerti bacaan secara kebahasaan saja, tetapi juga memahami isi bacaan secara mendalam. 3 Recall, Para responden mengulangi membaca bacaan yang telah diketahui makna dari bagian-bagian yang sebelumnya belum diketahui. 4 Digest, proses untuk menelaah kembali bacaan yang telah dibaca dan membaca ulang rangkuman yang telah dibuat. 5 Expand, Pada tahap ini para responden mencoba untuk mengembangkan informasi yang telah didapat dengan cara menginformasikan kepada orang lain. 6 Review, pada tahap ini para responden akan mengulang kembali dengan bentuk rangkuman dan dipresentasekan dengan teman-temannya ataupun dengan pengajar baik guru maupun dosen. Strategi-strategi di atas diharapkan dapat mendukung pengembangan budaya membaca dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman para responden yakni para mahasiswa semester V Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta angkatan 2013.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan hasil analisis data angket faktor pendukung pengembangan budaya membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman, dan kesimpulan. Maka ada beberapa saran bagi para mahasiswa dan peneliti lain, yakni: a. Bagi Mahasiswa Bagi para mahasiswa diharapkan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya membaca. Para mahasiswa harus yakin dan percaya bahwa dengan membaca akan menambah ilmu pengetahuan, wawasan, dan kemampuan kebahasaan. Mahasiswa juga harus memiliki tanggungjawab terhadap diri sendiri, keluarga atau orang tua, dan para siswanya nanti untuk ikut dibudayakan membaca. Para mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia harus memiliki jiwa kebahasaan yang tinggi, karena para mahasiswa ini adalah para pejuang bahasa Indonesia, sehingga harus memiliki daya juang kebahasaan, salah satunya adalah membudayakan membaca. Tidak lupa juga bahwa para mahasiswa harus menjadikan buku sebagai guru dan sahabat. b. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi atau masukan terbaru mengenai penelitian membaca, sehingga penelitian berkaitan budaya membaca ataupun kemampuan membaca pemahaman dapat terus dilanjutkan dan diperbaharui. Berbagai strategi-strategi demi meningkatkan budaya membaca dan kemampuan membaca pemahaman masih banyak untuk dievaluasi dan dicari inovasi-inovasinya. DAFTAR PUSTAKA Adler, Mortimer, dan Charles Van Doren. 2007. How to Read A Book. Jakarta: Ipublishing. DePorter, Bobbi. 2009. Quantum Reader: Membaca Lebih Efektif, Lebih Bermakna, dan Lebih Cerdas. Bandung: PT Mizan Pustaka. Djamarah, S. Bahri. 2010. Guru Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Ghony, M. Djunaidi Fauzan Almanshur. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hakim, Dzikrul. 2013. Penerapan Strategi Pembelajaran MURDER Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Standar Kompetensi Melakukan Pekerjaan Mekanik Dasar di Kelas X SMK Negeri 1 Cerme Gresik. http:id.scribd.comdoc189298792PENERAPAN-STRATEGI PEMBELAJARAN-MURDER-TERHADAP-HASIL-BELAJAR-SISWA PADA-STANDAR-KOMPENTENSI-MELAKUKAN-PEKERJAAN MEKANIK-DASAR-DI-KELAS-X-SMK-NEGERI-1scribd diakses hari Senin, 25 Januari 2016 pukul 06:08 WIB. Harris, Albert. 1947. HOW TO INCREASE READING ABILITY. New York: Van Rees Press. Hasan, M. Iqbal.2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia. Iskandarwassid dan Sunendar, D. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kuncoro, Mudrajat.2003. Metode Riset untuk Bisnis Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Mohammad, Nurdin dan Hamzah B. Uno. 2011. Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara. Noer, Muhammad. 2012. Speed Reading for Beginners. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Nuriadi. 2008. Teknik Jitu Menjadi Pembaca Terampil. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dokumen yang terkait

Strategi pengembangan budaya baca melalui membaca pemahaman pada mahasiswa kelas A semester IV Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2016.

0 0 2

Faktor - faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester V program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 172

Pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa kelas B semester IV program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 2 228

Pengembangan modul pembelajaran membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik 2015/2016.

3 31 446

Pengembangan kebiasaan membaca pemahaman mahasiswa semester VI Pprogram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik 2015/2016.

1 16 334

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

0 7 265

Strategi pembelajaran kemampuan membaca kritis berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca kritis pada mahasiswa semester VI kelas A Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

0 7 241

Strategi kemampuan membaca pemahaman berdasrakan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2014/2015.

0 0 229

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2

0 1 239

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17