setuju, sehingga sebanyak 20 responden dengan persentase sebesar 30,30 responden berada dalam kategori lemah dan dipandang sebagai sikap yang positif karena berpikir
daripada untuk membeli pakaian, lebih baik untuk membeli buku. Selanjutnya sebanyak 30 responden dengan persentase sebesar 45,45 responden termasuk
kategori cukup dan tidak memiliki jawaban.
4.2.3.2.2 Suasana Lingkungan dan Waktu
Suasana lingkungan dan waktu merupakan faktor eksternal seseorang yang dapat mempengaruhi membaca pemahaman. Membaca di tempat yang tenang dan
nyaman tentu mendukung dan memudahkan seseorang untuk memahami isi sebuah bacaan. Namun, sebaliknya membaca di tempat yang berisik, gaduh dan ramai
membuat seseorang sulit untuk memahami isi sebuah bacaan. Ada dua subindikator yang termasuk dalam indikator suasana lingkungan dan waktu, yakni 1 Lingkungan
rumah tangga atau tempat tinggal seseorang sangat nyaman untuk membaca, 2 Lingkungan masyarakat tempat seseorang tinggal sangat kondusif untuk membaca.
Tabel 4.20 Indikator Suasana Lingkungan Dan Waktu
NO SUBINDIKATOR
RENTANG SKOR 1
2 3
4 5
STS TS
N S
SS 1
Lingkungan rumah tangga saya atau tempat saya tinggal sangat nyaman
untuk membaca. 1
10 10
33 12 2
Lingkungan masyarakat tempat saya tinggal sangat kondusif untuk membaca.
2 7
13 35
9
Dari tabel di atas, dapat dilihat pada subindikator pertama yakni “Lingkungan rumah tangga saya atau tempat saya tinggal sangat nyaman untuk membaca
” sebanyak 1 responden memilih sangat tidak setuju dan 10 responden memilih tidak setuju,
sehingga sebanyak 11 responden dengan persentase sebesar 16,67 responden berada dalam kategori sangat lemah dan dipandang sebagai sikap negatif, karena kesulitan
memahami bacaan dengan kondisi lingkungan tempat tinggalnya. Kemudian sebanyak 33 responden memilih setuju dan 12 responden memilih sangat setuju, sehingga
sebanyak 45 responden dengan persentase sebesar 68,18 responden berada dalam kategori kuat dan dipandang sebagai sikap positif dalam memahami bacaan akibat
pengaruh tempat tinggalnya. Selanjutnya sebanyak 10 responden dengan persentase sebesar 15,15 responden berada dalam kategori sangat lemah dan tidak memiliki
jawaban. Pada subindikator kedua, yakni “Lingkungan masyarakat tempat saya tinggal
sangat kondusif untuk membaca” sebanyak 2 responden memilih sangat tidak setuju dan 7 resoponden memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 9 responden dengan
persentase sebesar 13,63 responden berada dalam kategori sangat lemah dan dipandang sebagai sikap negatif, karena kondisi lingkungan sekitar membuat pembaca
sulit memahami bacaanya. Kemudian sebanyak 35 responden memilih setuju dan 9 responden memilih sangat setuju, sehingga sebanyak 45 responden dengan persentase
sebesar 68,18 responden berada dalam kategori kuat dan dipandang sebagai sikap yang positif karena lingkungan sekitarnya membuat pemahaman bacaan semakin baik.
Kemudian sebanyak 13 responden dengan persentase sebesar 18,69 responden berada dalam kategori sangat lemah dan tidak memiliki jawaban.
4.2.3.2.3 Keterbacaan Teks
Teks adalah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pemahaman dalam kegiatan membaca. Berikut beberapa subindikator yang mendukung faktor keterbacaan
teks, yakni 1 Kata-kata asing, 2 Kalimat panjang, 3 Tingkat keterbacaan, 4 Terlalu banyak kata-kata asing, 5 Struktur teks yang tidak sistematis, 6 Bacaan yang
tidak sesuai dengan bidang keahlian seseorang, 7 Sesulit apapun isi dari sebuah bacaan, jika berkaitan dengan bidang yang dipelajari seseorang akan berusaha sampai
dapat memahami isi bacaan, 8 Meskipun berkaitan dengan bidang yang dipelajari, kadang-kadang seseorang sulit untuk memahami isi bacaan. Berikut tabel indikator
berkaitan keterbacaan teks. Tabel 4.21 Indikator Teks
NO SUBINDIKATOR
RENTANG SKOR 1
2 3
4 5
STS TS
N S
SS 1
Ketika membaca, kesulitan yang saya hadapi adalah kata-kata yang
tidak saya ketahui artinya. 2
4 7
39 14
2 Kalimat yang terlalu panjang
mempersulit saya untuk memahami isi bacaan.
2 14
15 28
7
3 Tingkat keterbacaan yang terlalu
sulit sering menghambat pemahaman isi bacaan.
2 5
12 42
5
4 Teks yang terlau banyak kata-kata
asing sering mempersulit pemahaman isi bacaan.
3 6
11 32
14
5 Struktur teks yang tidak sistematis
sering mempersulit pemahaman isi bacaan.
1 11
13 35
6
6 Bacaan yang tidak berkaitan
dengan bidang yang saya pelajari, saya sering mengalami kesulitan
untuk memahami isinya. 1
15 16
26 8
7 Sesulit apapun isi dalam bacaan,
jika berkaitan dengan bidang ilmu yang saya pelajari, saya akan
berusaha sampai dapat memahami isi bacaan.
1 4
9 39
13
8 Meskipun berkaitan dengan
bidang ilmu yang saya pelajari, kadang-kadang saya mengalami
kesulitan untuk memahami isi bacaan.
1 6
10 45
4
Pada tabel di atas dapat dilihat beberapa subindikator berkaitan dengan keterbacaan teks. Pada subindikator pertama, yakni “Ketika membaca, kesulitan yang
saya hadapi adalah kata-kata yang tidak saya ketahui artinya ” sebanyak 2 responden
memilih sangat tidak setuju dan 4 responden memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 6 responden dengan persentase sebesar 9,09 responden termasuk dalam kategori
sangat lemah dan dipandang bersikap positif, karena tidak mengalami kesulitan walau ada kata-kata asing. Kemudian sebanyak 39 responden memilih setuju dan 14
responden memilih sangat setuju, sehingga sebanyak 53 responden dengan persentase
sebesar 80,30 responden sehingga dikategorikan sangat kuat dan dipandang sebagai sikap negatif karena mengalami kesulitan dengan teks asing akibatnya kesulitan
memahami isi bacaan. Selanjutnya sebanyak 7 responden dengan persentase sebesar 10,61 responden dikategorikan sangat lemah dan tidak memiliki jawaban.
Pada subindikator kedua, yakni “Kalimat yang terlalu panjang mempersulit
saya untuk memahami isi bacaan ” sebanyak 2 responden memilih sangat tidak setuju
dan 14 responden memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 16 responden dengan persentase sebesar 24,24 responden dikategorikan lemah dan dipandang sebagai
sikap positif, karena kalimat yang panjang tidak mempemgaruhi pemahaman teradap bacaannya. Selanjutnya sebanyak 28 responden memilih setuju dan 7 responden
memilih sangat setuju, sehingga sebanyak 35 responden dengan persentase sebesar 53,03 responden dikategorikan cukup dan dipandang sebagai sikap negatif, karena
proses pemahaman pembaca harus dihalangi kalimat-kalimat yang panjang. Kemudian sebanyak 15 responden dengan persentase sebesar 22,73 responden dikategorikan
lemah dan tidak memiliki jawaban. Pada subindikator ketiga, yakni “Tingkat keterbacaan yang terlalu sulit sering
menghambat pemahaman isi bacaan” sebanyak 2 responden memilih sangat tidak setuju dan 5 responden memilih tidak setuju, sehingga sebanya 7 respoden dengan
persentase sebesar 10,61 responden dikategorikan sangat lemah dan dipandang sebagai sikap positif, karena optimis bahwa tingkat keterbacaan tes yang terlalu sulit
tidak terlalu menghambat pemahaman bacaan. Selanjutnya sebanyak 42 responden