Ketertarikan Terhadap Bacaan dan Kebermanfaatan Bagi Pembaca

Pada subindikator keenam, yakni “Melalui membaca, saya mampu berpikir lebih kritis ketika memberi tanggap an terhadap pendapat orang lain” sebanyak 1 responden memilih sangat tidak setuju dan 3 responden memilih tidak setuju, sehingga sebanya 4 responden dengan persentase sebesar 6,07 responden dikategorikan sangat lemah dan dipandang sebagai sikap negatif, karena tidak yakin apabila melalui membaca, kemampuan berpikir lebih kritis ketika memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain. Kemudian sebanyak 35 responden memilih setuju dan 20 responden memilih sangat setuju, sehingga sebanyak 55 responden dengan persentase sebesar 83,33 responden dikategorikan sangat kuat dan dipandang sebagai sikap yang positif, karena yakin melalui membaca, kemampuan berpikir lebih kritis ketika memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain. Selanjutnya sebanyak 7 responden dengan persentase sebesar 10,60 responden dikategorikan sangat lemah dan tidak memiliki jawaban.

4.2.3.2 Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang mempengaruhi pemahaman suatu bacaan bagi pembaca. Terdapat lima indikator dalam faktor eksternal, yakni: 1 Latar belakang sosial ekonomi keluarga, 2 suasana Lingkungan dan waktu, 3 Keterbacaan Teks, 4 masih kuatnya budaya lisan, 5 kuatnya pengaruh media elektronik khususnya media Televisi.

4.2.3.2.1 Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga

Latar belakang sosial ekonomi keluarga seseorang merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi membaca pemahaman seseorang. Ada empat subindikator yang berkaitan dengan indikator latar belakang sosial ekonomi keluarga, yakni 1 Karena penghasilan orang tua terbatas, bacaan yang sebenarnya saya butuhkan tidak saya peroleh dengan mudah, 2 Meskipun pendapatan orang tua terbatas, kalau untuk membeli buku, saya selalu diberi uang untuk membelinya, 3 Saya tidak pernah mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan yang saya butuhkan, 4 Saya berpikir, dari pada untuk membeli pakaian lebih baik untuk membeli buku. Tabel 4.19 Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR 1 2 3 4 5 STS TS N S SS 1 Karena penghasilan orang tua terbatas, bacaan yang sebenarnya saya butuhkan tidak saya peroleh dengan mudah. 8 27 13 13 5 2 Meskipun pendapatan orang tua terbatas, kalau untuk membeli buku, saya selalu diberi uang untuk membelinya. 1 7 10 30 18 3 Saya tidak pernah mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan yang saya butuhkan. 4 26 17 16 3 4 Saya berpikir, daripada untuk membeli pakaian lebih baik untuk membeli buku. 1 15 30 14 6 Pada tabel di atas dapat dilihat beberapa subindikator berkaitan dengan latar belakang sosial keluarga. Pada subindikator pertama, yakni “Karena penghasilan orang tua terbatas, bacaan yang sebenarnya saya butuhkan tidak saya peroleh dengan mudah” sebanyak 8 responden memilih sangat tidak setuju dan 27 responden memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 35 responden dengan persentase sebesar 53,03 responden berada pada kategori cukup dan dipandang sebagai sikap yang positif, karena keterbatasan penghasilan orang tua tidak menghambat untuk mencari sumber bacaan. Kemudian sebanyak 13 responden memilih setuju dan 5 responden memilih sangat setuju, sehingga sebanyak 18 responden dengan persentase sebesar 27,27 responden berada pada kategori lemah dan dipandang sebagai sikap negatif, karena pemerolehan bacaan sangat terhambat dari faktor ekonomi keluarga. Selanjutnya sebanyak 13 responden dengan persentase sebesar 19,70 responden berada pada kategori sangat lemah dan tidak memiliki jawaban. Pada subindikator kedu a, yakni “Meskipun pendapatan orang tua terbatas, kalau untuk membeli buku, saya selalu diberi uang untuk membelinya ” sebanyak 1 responden memilih sangat tidak setuju dan 7 responden memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 8 responden dengan persentase sebesar 12,12 responden berada dalam kategori sangat lemah dan merupakan sikap negatif, karena tidak diberi uang untuk membeli buku, akibat keterbatasan pendapatan orang tua. Kemudian sebanyak 30 responden memilih setuju dan 18 responden memilih sangat setuju, sehingga sebanyak 48 responden dengan persentase sebesar 72,73 responden termasuk dalam kategori kuat dan dipandang sebagai sikap positif, karena mendapatkan uang untuk membeli buku walau keterbatasan pendapatan orang tua. Selanjutnya sebanyak 10 responden dengan persentase sebesar 15,15 responden berada dalam kategori sangat lemah dan tidak memiliki jawaban. Pada subindikator ketiga, yakni “Saya tidak pernah mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan yang saya butuhkan ” sebanyak 4 responden memilih sangat tidak setuju dan 26 responden memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 30 responden dengan persentase sebesar 45,45 responden termasuk dalam kategori cukup dan dipandang sebagai sikap yang negatif, karena mengalami kesulitan dalam memperoleh buku. Selanjutnya sebanyak 16 responden memilih setuju dan 3 responden memilih sangat setuju, sehingga sebanyak 19 responden dengan persentase sebesar 28,79 responden termasuk dalam kategori lemah dan dipandang sebagai sikap positif, karena tidak pernah mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan. Kemudian sebanyak 17 responden dengan persentase sebesar 25,76 responden termasuk dalam kategori lemah dan tidak ada jawaban. Pada subindikator keempat, yakni “Saya berpikir, daripada untuk membeli pakaian lebih baik untuk membeli buku ” sebanyak 1 responden memilih sangat tidak setuju dan 15 responden memilih tidak setuju, sehingga sebanyak 16 responden dengan persentase sebesar 24,25 responden berada dalam kategori lemah dan dipandang sebagai sikap yang negatif, karena lebih baik membeli pakaian daripada membeli buku. Akan tetapi, sebanyak 14 responden memilih setuju dan 6 responden memilih sangat setuju, sehingga sebanyak 20 responden dengan persentase sebesar 30,30 responden berada dalam kategori lemah dan dipandang sebagai sikap yang positif karena berpikir daripada untuk membeli pakaian, lebih baik untuk membeli buku. Selanjutnya sebanyak 30 responden dengan persentase sebesar 45,45 responden termasuk kategori cukup dan tidak memiliki jawaban.

4.2.3.2.2 Suasana Lingkungan dan Waktu

Suasana lingkungan dan waktu merupakan faktor eksternal seseorang yang dapat mempengaruhi membaca pemahaman. Membaca di tempat yang tenang dan nyaman tentu mendukung dan memudahkan seseorang untuk memahami isi sebuah bacaan. Namun, sebaliknya membaca di tempat yang berisik, gaduh dan ramai membuat seseorang sulit untuk memahami isi sebuah bacaan. Ada dua subindikator yang termasuk dalam indikator suasana lingkungan dan waktu, yakni 1 Lingkungan rumah tangga atau tempat tinggal seseorang sangat nyaman untuk membaca, 2 Lingkungan masyarakat tempat seseorang tinggal sangat kondusif untuk membaca. Tabel 4.20 Indikator Suasana Lingkungan Dan Waktu NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR 1 2 3 4 5 STS TS N S SS 1 Lingkungan rumah tangga saya atau tempat saya tinggal sangat nyaman untuk membaca. 1 10 10 33 12 2 Lingkungan masyarakat tempat saya tinggal sangat kondusif untuk membaca. 2 7 13 35 9

Dokumen yang terkait

Strategi pengembangan budaya baca melalui membaca pemahaman pada mahasiswa kelas A semester IV Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2016.

0 0 2

Faktor - faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester V program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 172

Pengembangan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa kelas B semester IV program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 2 228

Pengembangan modul pembelajaran membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik 2015/2016.

3 31 446

Pengembangan kebiasaan membaca pemahaman mahasiswa semester VI Pprogram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun akademik 2015/2016.

1 16 334

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

0 7 265

Strategi pembelajaran kemampuan membaca kritis berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca kritis pada mahasiswa semester VI kelas A Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

0 7 241

Strategi kemampuan membaca pemahaman berdasrakan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik 2014/2015.

0 0 229

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2

0 1 239

MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA TERHADAP KURIK

0 1 17