Tujuan Membaca Pemahaman Kajian Teori
intelektual, 3 psikologis, dan 4 faktor fisiologis, faktor ini mencakup, kesehatan fisik, pertimbangan biologis, dan jenis kelamin. Dari faktor-faktor tersebut dipaparkan
bahwa : 1
Faktor lingkungan: latar belakang, pengalaman, serta sosial ekonomi 2
Faktor intelektual: metode mengajar guru, prosedur kemampuan siswa dan guru 3
Faktor psikologis: motivasi, minat, kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri 4
Faktor fisiologis: kesehatan fisik dan pertimbangan neurologis Selain faktor-faktor di atas, terdapat faktor yang berasal dari budaya atau suatu
kebiasaan sekelompok masyarakat tertentu yang mempengaruhi kemampuan membaca khususnya membaca pemahaman di Indonesia. Menurut Somadayo 2011: 29 faktor
penyebab rendahnya kemampuan membaca seseorang dalam konteks Indonesia adalah 1 tradisi kelisanan orality, seperti kita ketahui bahwa secara historis kultur
masyarakat kita mengantongi warisan budaya lisan atau budaya tutur yang memfosil dan 2 sistem persekolahan kita yang kurang memberikan peluang yang cukup bagi
hadirnya tradisi keberaksaraan literacy atau tradisi membacakan bacaan kepada peserta didik, seperti guru terlalu banyak menjadi pembicara dan murid terlalu banyak
menjadi pendengar. Dari teori tersebut semakin dipertegas bagaimana kebiasaan yang telah terjadi secara turun temurun turut mempengaruhi kemampuan membaca
pemahaman, diilutrasikan dengan kegiatan yang lebih banyak beretorika. Faktor-faktor mengenai membaca dikelompokkan menjadi dua bagian, yakni
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari
dalam diri seseorang atau pembaca, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang timbul dari luar atau lingkungan seseorang atau pembaca. Hal tersebut didasari oleh
Pearson dalam buku Somadayo 2011: 30 yaitu faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca dapat diklasifikasikan ke dalam dua faktor 1 faktor yang
bersifat eksternal yang berasal dari luar pembaca dan 2 faktor yang bersifat internal yang berasal dari dalam diri pembaca. Dua kelompok faktor tersebut mengandung
beberapa faktor, yakni: 1
Faktor internal: minat, motivasi, dan kemampuan membacanya. 2
Faktor eksternal: a.
Unsur yang berasal dari dalam teks bacaan b.
Unsur yang berasal dari luar lingkungan baca
Dari beberapa faktor di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pembaca memiliki kemampuan yang berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang dibawanya, bisa dari faktor internal yang berasal dari dalam diri pembaca seperti minat, motivasi diri, tingkat kemampuan membaca, emosi, psikologis, dan intelegensi
pembaca. Kemudian, selain faktor internal yang terdapat dalam faktor kemampuan membaca pemahaman yang menjadi penentu kemampuan membaca pemahamannya,
terdapat faktor eksternal yang mencakup lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah atau tempat bekerja, serta dari segi tulisan yang dibaca.
Secara eksplisit beberapa masalah membuat orang-orang enggan untuk membaca suatu buku. Menurut Winarno 2012: 35 terdapat beberapa alasan mengapa
orang-orang kurang berminat membaca buku, yakni: a.
Tingginya susunan bahasa yang dipakai penulis untuk mengungkapkan isi. Seperti kebanyakan buku-buku klasik yang ditulis oleh para ulama masa lampau yang
mulia. b.
Tidak memahami istilah yang diulang-ulang dalam buku itu, sehingga terjadi pertentangan antara pemahaman dan bacaan.
c. Cepat bosan, kurang sabar, dan tidak betah duduk sebagaimana yang dituntut dalam
membaca. Fenomena ini sangat tampak pada orang-orang lapngan yang suka berpergian, jalan-jalan, gerakan fisik dan tidak kuat duduk di satu tempat dalam
waktu yang lama. d.
Tidak mengetahui nilai membaca dan keutamaannya. Manusia adalah musuh dari apa yang tidak diketahuinya.
e. Pikiran menerawang dan tidak konsentrasi. Ini adalah problem yang banyak
dikeluhkan oleh para pembaca, dimana sering mereka berkata “Kami sudah selesai membaca satu halaman, akan tetapi tidak memahami apa-
apa”. Menurut kami, hal- hal semacam itu terjadi dikarenakan pikiran mereka melayang dan tidak
konsentrasi. f.
Karena cita-cita yang rendah dan rela kepada cita-cita rendah tersebut, seakan-akan dia diciptakan hanya untuk makan, minum, dan tidur. Dia tidak mengetahui buku-
buku kecuali hanya bentuknya, tidak memahami bacaan kecuali hanya lewat begitu saja.
g. Panjangnya pembahasan atau judul kajian
h. Salah memulai, yaitu membaca buku-buku klasik dalam bidang tertentu sebelum
membaca buku-buku yang mudah atau dasar. i.
Tidak adanya teman yang memberikan semangat kepada sesama temannya untuk membaca, atau malahan adanya teman-teman yang menghalanginya untuk belajar
ilmu. j.
Mengubah gizi dengan lemak atau sibuk membaca buku-buku yang membahayakan seperti majalah-majalah yang tidak ada manfaatnya.
k. Tidak adanya dorongan dari masyarakat untuk membaca dan keterbatasan pelajar
dalam membaca hanya pada buku-buku wajib saja. l.
Keliru meminta nasihat atau meminta nasihat kepada orang yang bukan ahlinya. m.
Tidak memakai kaidah bahasa dan minimnya kemampuan dalam memahami kalimat-kalimatnya serta kurangnya pengetahuan tentang susunan kalimat yang
mengandung makna kiasan. n.
Sibuk dengan dunia hiburan seperti menonton film, drama, sinetron, aktifitas yang menghabiskan waktu, mengikuti lomba-lomba olahraga secara berlebihan, bermain
kartu, dan duduk-duduk yang tidak ada gunanya. Dari daftar di atas, tampak berbagai permasalahan nyata yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari mengenai hambatan-hambatan untuk melakukan aktifitas