M enjelang Persalinan

4.3.1. M enjelang Persalinan

Ket ika menjelang w akt unya bagi seorang perempuan M uyu unt uk bersalin, ada dua hal yang harus dikerjakan at au dipersiapkan oleh seorang suami pada Et nik M uyu agar pada saat nya nant i proses persalinan ist rinya akan berjalan dengan lancar. Berikut adalah hal yang akan dikerjakan menjelang persalinan;

1. M enyiapkan t ana baram bom am bip at au bévak

Sudah merupakan keharusan bagi perempuan M uyu unt uk melahirkan di bévak (pondok kecil) dalam kehidupan yang masih t erbilang t radisional. Sehingga sebelum menjelang persalinan, seorang suami harus membuat kan bévak bagi ist rinya

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

sebelum proses persalinan it u akan t iba. Rumah t empat t inggal bukanlah t empat yang baik unt uk persalinan, ibu hamil dari Et nik M uyu just ru harus bersalin di luar rumah. Unt uk it ulah bévak dibangun. Bévak adalah nama gubuk kecil yang dibangun dengan ukuran 2 x 2 met er dan dipergunakan sebagai t empat t inggal sement ara bagi perempuan Et nik M uyu yang sedang mengalami menst ruasi dan at au bersalin.

Bahan unt uk membuat bévak biasanya mempergunakan daun pohon sagu unt uk at ap bangunan, gaba/ pelepah pohon sagu unt uk dinding, dan pelepah bat ang pohon nibung at au dalam bahasa M uyu biasa disebut sebagai “ am bit ak” , yang dipergunakan sebagai bahan lant ai. Proses pembuat an biasanya memakan w akt u sat u sampai dua minggu. Jarak bévak dari rumah t empat t inggal biasa sekit ar 15-50 met er. Bévak dikerjakan pada saat kandungan ibu berusia t ujuh sampai sembilan bulan, at au mendekat i w akt u persalinan.

2. Rit ual Am bokim o Kangge/ Kanggam an (t arik rambut ) dengan menggunakan sapu lidi.

Ada sat u rit ual lagi yang dilakukan sebelum persalinan perempuan

rambut dengan menggunakan sapu lidi. Rit ual ini sebenarnya secara prosedural sama at au mirip dengan rit ual am bokim o anggaman yang dipakai sebagai salah sat u met ode pada pengobat t radisional Et nik M uyu (dibahas pada Bab 3), t et api pada bab ini dikhususkan sebagai salah sat u rit ual unt uk mendet eksi semua kemungkinan yang bisa menjadi halangan bagi kelancaran persalinan.

M uyu,

yait u

rit ual t arik

Pada saat yang dirasa t epat , bahw a sudah w akt unya bagi perempuan M uyu unt uk bersalin, maka perempuan it u akan memint a kepada suaminya unt uk memanggil ibu kandungnya at au orang t ua lainnya yang paham dan dapat melakukan rit ual t arik rambut t ersebut . Biasanya pelaksanaan rit ual ini dilakukan di dalam rumah, t idak dilakukan di ruangan t erbuka. Pelaksanaan

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

di dalam rumah dimaksudkan agar “ aib” yang t erpaksa dibuka pada proses upacara ini t idak t ersebar kemana-m ana.

Pelaksanaan rit ual ini dilakukan dengan maksud dan t ujuan sebagai berikut :

1) Bent uk pengakuan dosa sang ist ri kepada suaminya dan begit u juga sebaliknya. Apabila ada kesalahan masing-masing suami-ist ri, maka mereka harus membuat pengakuan at as kesalahan mereka dan didengar oleh suami-ist ri t ersebut dan orang yang memimpin rit ual it u. Hal ini dimaksudkan proses persalinan dapat berjalan lancar t anpa ganjalan.

2) Sebagai bent uk pengakuan dosa dari anak (perempuan yang sedang hamil) kepada ibu kandungnya. Dosa disini dalam bent uk suat u kesalahan at au permasalahan yang harus diselesaikan ant ara ibu dan anak.

3) Agar proses persalinan berjalan dengan lancar, dalam art i

jalan lahir bayi t idak mengalami hambat an.

4) Agar sang ibu t idak mengalami kesakit an yang berlebihan pada w akt u bersalin.

5) Agar ibu dan bayi yang akan dilahirkan dijauhkan dari gangguan saw on-saw on (roh-roh yang t idak baik, roh-roh halus). M ungkin selama kehamilan, si ibu pernah melew at i t empat -t empat keramat t ert ent u, at au t anpa sengaja memakan makanan yang seharusnya menjadi pant angan Hal-hal t ersebut diperkirakan dapat mengganggu proses persalinan, sehingga perlu dilakukan rit ual t arik rambut agar semua haw a buruk bisa dijauhkan.

Unt uk keperluan rit ual ini alat yang dipergunakan adalah lidi yang t elah dibacakan mant ra, gunt ing at au pisau sebagai alat unt uk memot ong bagian ujung ram but , dan korek api. Berikut adalah t at a urut an rit ual t arik rambut pada perempuan M uyu yang hendak melakukan persalinan:

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

1) Rambut diambil, dililit kan pada sebat ang lidi, dan kemudian dit arik. Pada w akt u rambut dit arik dan t erdengar bunyi di kulit kepala, maka t iap ujung rambut digunt ing. Hal t ersebut dilakukan sebanyak t iga kali di t idak dibagian kulit kepala yang sama. Pada saat menarik rambut , dilakukan sambil membaca mant ra dan meniup kepala perempuan t adi. Kat a yang dikeluarkan pada saat meniup kepala perempuan yang sedang hamil bisa dengan menyebut nama-nama hew an yang pant angan (am òp) yang secara t idak sengaja si ibu pernah memakannya, nama t empat -t empat t ert ent u yang pernah dilew at i oleh ibu, at au dengan pengakuan dari ibu sendiri apabila dia ada melakukan kesalahan t erhadap suaminya. Orang yang melakukan rit ual ini dengan sendirinya akan mendapat t anda khusus apabila si ibu at au sang suami pernah melakukan kesalahan t et api kesalahan t ersebut t idak diakuinya. Pada saat sepert i it u, orang yang memimpin rit ual t arik rambut t ersebut akan berbicara dengan nada suara yang agak keras kepada ibu at au memint a

unt uk mengakui kesalahannya. Jika suami yang berbuat salah dan mau mengakui kesalahannya, maka dia cukup hanya menyampaikannya dari luar rumah, karena m ulai saat t ersebut berlaku pant angan bagi suami at au laki-laki unt uk mendekat i perempuan yang hendak bersalin.

kepada

suaminya

2) Bagian rambut yang t elah melalui proses t arik dengan lidi dan dipot ong at au digunt ing disisihkan. Bagian rambut ini selanjut nya akan dibakar.

3) Asap yang keluar sebagai bagian dari proses pembakaran rambut , diarahkan di bagian baw ah kedua lengan ibu. Sang ibu yang akan melakukan persalinan harus menghirup asap hasil pembakaran rambut t adi, dan

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

kemudian diusapkan diant ara kedua payudara ibu, t erus lurus sampai ke perut .

Set elah menyelesaikan rit ual t arik rambut , maka seorang perempuan M uyu sudah bisa melanjut kan pada proses persalinan selanjut nya. Pilihan t empat persalinan menyesuaikan dengan ket ersediaan dan aksesibilit as pelayanan yang t ersedia. bila dirasa pelayanan kesehat an jaraknya jauh, m aka pilihan sat u- sat unya adalah bévak.

M enurut pengakuan Pamijaya Wangbon (37 t ahun), set elah melakukan proses t ersebut memang dirinya masih t et ap merasakan sakit saat persalinan, akan t et api dia dapat menahan rasa sakit it u dan ikhlas menerimanya.

“ ...sa m em ang m asih m erasa sakit w akt u bersalin it u, t api sa m asih bisa m enahannya... saya m enerim anya. Proses it u akan berjalan lancar bila si m am a mau m enerim a bayinya... m aka bayinya pula akan m em bant u m am anya

persalinan... t idak akan m engham bat jalan lahir m am anya. It u sa alam i pada saat m elahirkan anak pert am a...”

pada

saat

Berbeda dengan proses kelahiran anak keduanya, w akt u it u Pamijaya merasa belum siap hamil dan memiliki anak dan lagi. Sehingga pada w akt u bersalin, sepert i t idak ada kerjasama ant ara ia dan bayi keduanya, “ …kalo kit a sehat i dengan kit a punya bayi it u, nant i memang w akt u melahirkan sakit t api kit a senang, t idak ada beban. Berbeda dengan kalo kit a t idak sehat i...,” jelas Pamijaya.

M enurut Thadeus Kambayong (54 t ahun), dalam proses rit ual t arik rambut , kesalahan masing-masing pihak (suami at au ist ri) akan diket ahui pada w akt u t erdengar bunyi di kulit kepala sang ibu yang rambut nya sedang dit arik-t arik. Orang yang memimpin upacara t arik rambut it u akan bert anya dengan nada

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

suara melengking kepada perempuan yang hendak bersalin at au kepada suaminya, “ …nant i pas perempuan yang hamil it u dia pu ujung rambut dapat t arik t rus begini bunyi ada suara, nant i orang t ua t u t anya t api t anya keras… e… ini ko ada salah ini… apa? Ada bikin salah apa..?” .

Proses pengakuan kesalahan dan dosa ini dilakukan sebelum perempuan M uyu yang hendak bersalin meninggalkan rumah induk. Jika t idak dilakukan demikian, maka sang ibu bisa mendapat masalah pada w akt u melakukan persalinan.

Kesalahan-kesalahan at au dosa yang dimaksud pada rit ual am bokim o

berhubungan dengan penyelew engan, baik oleh pihak laki-laki maupun perempuan, t ermasuk kesalahan-kesalahan yang dilakukan sebelum mereka resmi hidup sebagai suami-ist ri. Apabila masih ada yang dit ut up- t ut upi at au t idak diakui maka diyakini hal t ersebut dapat mendat angkan kesukaran bagi ibu yang akan melakukan persalinan.

anggam an

ini

bisa

Set elah selesai menjalani rit ual t arik rambut , pemimpin rit ual t ersebut akan menunggu di baw ah rum ah. Perempuan M uyu yang hendak bersalin akan berjalan perlahan-lahan keluar dari dalam rumah dan menuruni t iap t angga-t angga rumah. Selanjut nya, pemimpin rit ual t ersebut akan memegang t angan si ibu dan membaca doa sambil menyebut nama dem a (roh-roh) penguasa t anah set empat . Ini dilakukan demi keselamat an ibu dan bayi yang akan dikandung dan sebagai bent uk penghormat an kepada penguasa bumi set empat . Perempuan M uyu it u kemudian menginjak kaki pemimpin rit ual t ersebut , kemudian menginjak t anah sambil menyebut nama dem a penguasa t anah set empat . Hal ini dimaksudkan sebagai permohonan ijin kepada dem a penguasa t anah set empat , agar t idak mendapat murka saat “ mengot ori” w ilayahnya dengan darah persalinan. Nama dem a-dem a penguasa t anah set empat at aupun dem a-dem a

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

penguasa két pon (t empat keramat ) merupakan informasi t ert ut up, t idak dapat diberit ahukan kepada orang lain, informasi sepert i it u t ermasuk am óp (pamali).

Set elah menginjakkan kaki di t anah, perlahan-lahan perempuan M uyu yang hendak bersalin t ersebut berjalan menuju bévak dengan dibant u oleh keluarga dekat nya. Baik dari pihak si perempuan at aupun bisa juga dari pihak laki-laki t et api khusus hanya para perempuan saja. Tidak dicerit erakan adanya rit ual lainnya yang harus dilakukan sebelum perempuan M uyu yang hendak bersalin masuk ke dalam bévak.

Apabila dirasakan belum w akt unya unt uk bersalin, perempuan it u bisa sesekali dat ang ke rumah t empat t inggalnya. Jadi ia boleh bolak balik dari bévak ke rumahnya sampai w akt u bersalin. Apabila perem puan ini sudah merasa sakit dan siap unt uk bersalin, ia akan memanggil mert ua perempuannya at au keluarga dekat khusus perempuan unt uk membant unya dalam proses persalinan.

M enurut Eduardus Kim bum (35 t ahun), yang ist rinya baru saja melahirkan pada bulan April lalu mengaku memanggil seorang kader kesehat an unt uk melakukan rit ual t arik rambut . Hal ini dilakukan karena t idak ada perempuan lain di rumah pada saat menjelang persalinan.

“ ...bisa orang t ua at au siapa saja t o, yang t erpent ing adalah orang t ersebut m enget ahui t ent ang adat ... dia pu ram but kan t arik-t arik. Tapi it u ada baca m ant ra begit u. Wakt u it u yang bikin ibu Yulia Yononggo. M aksudnya supaya m am a dengan anak t idak dapat gangguan- gangguan...”

Dalam persalinan pada masyarakat Et nik M uyu, biasanya t idak ada persiapan khusus unt uk ibu maupun bayinya. Persiapan yang dimaksud disini yait u perlengkapan baju bayi at aupun pakaian unt uk ibu. Dalam keadaan merasakan sakit w akt u akab

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

bersalin, barulah akan ada beberapa bahan yang dicari apabila dilihat t idak t ersedia di bévak. dalam persalinan perempuan M uyu ini seolah-olah berlaku “ t iba saat , t iba akal” . Beberapa perlengkapan yang diperlukan adalah sebagai berikut :

1. Dim / Ow et

Alat yang dipergunakan unt uk memot ong t ali pusar bayi baru lahir oleh masyarakat Et nik M uyu disebut dengan nama dim at au ow et . Dim at au ow et ini dibuat dari buluh at au bambu. Buluh diraut sedemikian rupa hingga menyerupai bent uk pisau (sembilu).

Buluh semacam ini bisa dit emui sebagai w êlat at au sembilupada Et nik Jaw a. Pola yang sama juga dit emui pada Et nik M anggarai di Desa Wae Codi sepert i dilaporkan Raflizar,

dkk 206 . Pada Et nik M anggarai buluh ini biasa disebut sebagai lam pèk lim a (lima bilah bambu). Jum lahnya memang ada lima

lam pèk, dari yangt umpul hingga t ajam. “ Set elah bayi lahir, dukun t ersebut m enekan t ali pusar

yang akan dipot ong dengan pot ongan bam bu pert am a yang t um pul. Kem udian menekan lagi dengan pot ongan bam bu lain yang lebih t ajam , sam pai pot ongan bambu kelim a yang t ipis dan sangat t ajam ” (Raflisar, dkk., 2012).

2. Sok buluh

Alt ernat if alat lain yang juga bisa dipergunakan unt uk memot ong t ali pusar bayi adalah sok buluh. Sok buluh ini merupakan anak panah yang mat anya dibuat dari buluh at au bambu. Sok buluh ini yang adalah yang biasa dipergunakan

206 Raflizar, Laras Aridhini, Clem entina M . Tagul, Gordiano S. Set yoadi, FX. Sri Sadew o, Tri Juni Angkasaw at i, 2012. Etnik M anggarai Desa Wae Codi,

Kecamatan Cibal, Kabupat en M anggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pusat Hum aniora, kebijakan Kesehat an dan Pem berdayaan M asyarakat , Badan Penelit ian dan Pengem bangan Kesehat an, Kem enterian Kesehat an Republik Indonesia; Surabaya, 65-66

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

oleh laki-laki M uyu (bapak si bayi) pada saat berburu. Boleh dipergunakan hanya unt uk memot ong t ali pusar bayi laki-laki M uyu, t idak unt uk bayi perempuan.

Tujuan memot ong t ali pusar bayi laki-laki dengan sok buluh adalah unt uk menurunkan w aruk (kesakt ian) berburu dari bapak kepada anaknya. Selain it u juga berlaku t imbal balik, agar bapaknya bisa memperoleh keberunt ungan dalam berburu.

3. M en (kant ong)

M en adalah kant ong yang t erbuat dari bagian dalam kulit pohon melinjo at au pohon gnem o. M en ini mirip dengan t as rajut noken pada penduduk pegunungan t engah Papua.

Gambar 4.1 M en (Tas Rajut ) Sum ber: Dokument asi Penelit i, Juni 2014

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

Cara membuat nya dengan cara mengambil dan mengeringkan t erlebih dahulu kulit pohon m elinjo, at au masayarakat Et nik M uyu biasa menyebut nya sebagai pohon gnemo . Set elah kering, kemudian dilepas bagian-bagian kulit pohon, dan dipint al. Hasil pint alan it ulah yang kemudian dianyam menjadi sebuah kant ong at au m en.

4. Tana ayit / em bon ayit

Tana ayit adalah nama salah sat u daun dalam bahasa M uyu. Daun ini dapat dipergunakan sebagai pengalas kepala bayi maupun unt uk membersihkan badan bayi.

Gambar 4.2 Tana Ayit

Sum ber: Dokument asi Penelit i, Juni 2014

Tekst ur permukaan daun ini t erasa lembut dan halus, sehingga dirasa aman unt uk digunakan membersihkan badan bayi yang baru lahir. Lazimnya pula t ana ayit ini biasa digunakan unt uk membungkus kot oran bayi. Pada jaman

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

dulu, kot oran bayi t idak boleh dibuang sembarang. Kot oran akan dibungkus dengan t ana ayit , kemudian dibuang di t empat t ersembunyi. Hal ini dilakukan dengan t ujuan agar bayi t idak sakit dan t idak mendapat gangguan.

5. W onom W onom at au caw at adalah rok yang dipakai oleh perempuan M uyu. Terbuat dari rum put yang t umbuh di raw a. Dijalin dalam sat u ikat an kemudian dibuat menjadi sebuah rok. Pada saat ibu selesai bersalin, maka dia akan melepas sat u bagian dari w onom unt uk dipakai sebagai alas dalam m en unt uk menidurkan bayinya.

Gambar 4.3 Wonom (Caw at ) Sum ber: Dokument asi Penelit i, Juni 2014

Benda-benda t ersebut t erkadang t idak dipersiapkan t erlebih dahulu pada masa-masa kehamilan. Seringkali pada saat menjelang persalinan, barulah benda-benda it u akan diambil sat u persat u.

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

Hal lain yang juga akan dihadapi pada saat perempuan M uyu sudah merasa t iba w akt unya unt uk bersalin adalah suaminya akan secara ot omat is menjauhinya. Hal t ersebut dilakukan sebagai am òp (pamali at au pant angan). Hal it u per dilakukan agar w aruk (kesakt ian) sang suami t idak hilang, dan ia juga akan t et ap sehat . Hal ini juga berlaku buat semua laki-laki M uyu secara keseluruhan, bukan hanya suami si perempuan yang hendak bersalin. Selain it u apabila ada kerabat dekat yang sedang sakit , t idak juga diperbolehkan unt uk mendekat ke bévak, meski dia seorang perempuan.

Tidak sepert i pada et nik lainnya, yang suami boleh dan bahkan disarankan mendekat pada ist rinya saay persalinan, pada Et nik M uyu seorang suami harus menjauhkan diri dari ist rinya. “ ….Kalo ibu melahirkan baru di punya suami dat ang di bévak, anak muda ka, nant i dong (mereka) bisa sakit . It u kan macam darah panas begit u, jadi t ra (t idak) boleh dekat ...,” t erang Pamijaya Wangbon (37 t ahun). Hal ini pun dibenarkan oleh Sisilia Konanem (68 t ahun), “ …pokoknya t idak bisa sembarang orang yang dat ang, apa lagi orang yang sakit , nant i t ra baik unt uk dorang (mereka)…” .