Pelayanan Kesehatan M edis M odern

3.4. Pelayanan Kesehatan M edis M odern

Sebagai kot a t ua, meski berada di t apal bat as paling Timur, Kot a M indipt ana mem iliki beberapa fasilit as pelayanan kesehat an. Baik yang disediakan oleh pemerint ah maupun pihak lain. Fasilit as pelayanan kesehat an t ersebut t erdiri dari;

1. Puskesmas M indipt ana

Tersedia t enaga kesehat an sebanyak 32 orang. Dokt er PTT sat u orang, peraw at 12 orang, bidan 14 orang, SKM t iga orang, dan t enaga honorer analis kesehat an sat u

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

orang, dan t enaga honorer lulusan SM A sebagai t enaga loket sat u orang.

Puskesmas M indipt ana bert anggung jaw ab t erhadap

12 kampung (desa) dari 13 kampung yang menjadi w ilayah administ rat if Dist rik M indipt ana. Sat u kampung, Kampung Umap, dikarenakan lebih dekat pada w ilayah kerja Puskesmas Sesnuk, maka diserahkan unt uk menjadi bagian dari w ilayah kerja Puskesmas Sesnuk.

pet ugas kesehat an di Puskesmas, saat ini Puskesmas M indipt ana melayani sekit ar 30-50 pasien set iap harinya. Jumlah kunjungan ini bisa meningkat t ajam pada saat -saat t erjadi out break diare. Tet api berdasarkan cat at an jumlah kasus selama set ahun yang dit angani Puskesmas, jumlah kunjungan rat a-rat a per hari t erlaporkan hanya sekit ar 18 pasien saja.

M enurut

pengakuan

Gambar 3.10 Puskesm as M indipt ana, Kabupaten Boven Digoel Sum ber: Dokument asi Penelit i, M ei 2014

M enurut Kepala Puskesmas, biasanya Puskesmas M indipt ana melayani persalinan di dalam Puskesmas,

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

t et api karena banyak dari t enaga kesehat an di Puskesmas ini (t ujuh orang) yang sekolah, maka saat ini Puskesmas t idak melayani persalinan. Apabila ada persalinan maka dirujuk ke Rumah Sakit Bergerak.

Gedung yang dit empat i Puskesmas M indipt ana saat ini merupakan bekas bangunan gedung Rumah Sakit Umum Daerah M uyu dan M andobo yang dioperasionalkan oleh Keuskupan Agung Kabupat en M erauke. Rumah Sakit Umum pada jaman Belanda ini dibangun sekit ar t ahun 1956-1957, dan menurut cat at an berbahasa Belanda di Puskesmas dikat akan beroperasi pada t ahun 1958.

Pada jamannya, Rumah Sakit M isi Kat olik ini merupakan yang t erbesar di w ilayah Boven Digoel dengan fasilit as raw at inapnya. Pada t ahun 1977 bangunan rumah sakit ini diserahkan ke Pemerint ah Kabupat en M erauke (sebelum mengalami pemekaran menjadi bert ambah t iga kabupat en lain; Boven Digoel, M appi, dan Asmat ), yang kemudian

gedung Puskesmas M indipt ana sampai dengan sekarang.

difungsikan

sebagai

2. Klinik M isi Kat olik Sant o Jacobus

Klinik ini merupakan pelayanan kesehat an kesehat an yang disediakan oleh misi Kat olik di Dist rik M indipt ana sejak t ahun 2001-2002. Klinik yang ada di Kampung M indipt ana ini menyediakan dua orang peraw at sert a dua orang t enaga laborat orium pensiunan PNS dari Puskesmas M indipt ana

pemberi pelayanan kesehat annya. Sedang unt uk t enaga dokt er penanggung jaw ab, klinik ini memint a bant uan dokt er PTT dari Puskesmas M indipt ana, dokt er Emilia Puspit asari Winarno. Sebagai t enaga dokt er penanggung jaw ab klinik, Emilia dat ang dan memberi pelayanan set iap hari Jum’at .

sebagai

t enaga

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

Unt uk mendapat kan pelayanan pengobat an di klinik ini set iap pasien dit arik lima ribu rupiah unt uk pelayanannya saja. Biaya t ersebut di luar biaya obat . Apabila pasien membut uhkan uji laborat orium, maka diperlukan t ambahan biaya lagi.

M isi Kat olik di M indipt ana selain mengusahakan klinik kesehat an juga bergerak di bidang pendidikan. Ada t iga t ingkat an pendidikan yang sudah berhasil didirikan hingga saat ini, dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjut an Tingkat Pert ama (SLTP), sampai dengan Sekolah Lanjut an Tingkat At as (SLTA).

Gambar 3.11

Tenaga M edis dari Klinik M isi di M indipt ana pada Tahun 1954-1956

Sum ber: Schoorl, 1997

3. Rumah Sakit Bergerak

Rumah Sakit ini merupakan sebuah upaya dari Kement erian Kesehat an unt uk memperluas aksesibilit as pelayanan kesehat an di w ilayah t erluar Indonesia. Rumah

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

Sakit Bergerak ini diresmikan oleh M ent eri Kesehat an pada t anggal 16 Okt ober t ahun 2008.

M enurut dokumen perencanaan, bat as operasional Rumah Sakit Bergerak yang dibangun dari beberapa kont ainer ini akan berakhir pada t ahun 2013, namun sampai dengan saat ini (bulan M ei 2014), rumah sakit yang pada aw alnya secara langsung di baw ah kendali Direkt ur Jenderal Bina Upaya Kesehat an t ersebut m asih akt if menjalankan operasinya. Saat ini Rumah Sakit Bergerak sudah diserahkan at au diambil alih oleh Pemerint ah Kabupat en Boven Digoel.

Gambar 3.12

Rum ah Sakit Bergerak Kement erian Kesehat an Republik Indonesia di Kam pung Osso, Distrik M indipt ana Sum ber: Dokument asi Penelit i, M ei 2014

M enurut dokumen perencanaan sarana dan prasarana Puskesmas M indipt ana, Rumah Sakit Bergerak saat ini sedang diusulkan menjadi Rumah Sakit Prat ama sebagai Rumah Sakit Rujukan unt uk w ilayah kerja Puskesmas

M indipt ana

dan

pemekarannya, yait u

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

Puskesmas Iniyandit , Kombut , Sesnukt , dan Puskesmas Woropko. Hal ini diupayakan, agar dapat t et ap konsist en berjalannya sist em rujukan dan raw at inap di bekas w ilayah onderafdeling M uyu ini.

Terlet ak di w ilayah Kampung Osso, Rumah Sakit Bergerak berjarak sekit ar empat sampai lima kilomet er dari Kampung M indipt ana. Saat ini t ersedia t enaga dua dokt er umum, sat u dokt er gigi merangkap sebagai Direkt ur Rumah Sakit , t iga orang bidan (sat u PNS dan dua honorer), 19 peraw at (lima PNS dan 14 honorer), sat u apot eker, sert a dua orang t enaga honorer sebagai t enaga loket pendaft aran.

RSU Tanah Merah, Kab. Boven Digoel

Masy/Orang Puskesmas RSU Merauke

Rumah Sakit

Bergerak (RSB)

Sakit Mindiptana

Mindiptana

Kab. Merauke

RSU Propinsi

di Jayapura

Gambar 3.13 Alur Rujukan Pelayanan Kesehat an di Dist rik M indipt ana, Kabupat en Boven Digoel Sum ber: Puskesm as M indipt ana, 2012

Rumah Sakit Bergerak menyediakan 10 t empat t idur unt uk raw at inap dan dua t empat t idur unt uk persalinan. Selain

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

it u, Rumah Sakit pemerint ah ini juga melayani kasus gaw at darurat .

Secara umum ket ersediaan pelayanan kesehat an dasar di Dist rik M indipt ana hanya t ersedia di Kampung M indipt ana (Puskesmas M indipt ana dan Klinik M isi Kat olik Sant o Jacobus) dan Kampung Osso (RS Bergerak). Sement ara di kampung- kampung lainnya di Dist rik ini sama sekali t idak t ersedia. Tenaga bidan yang biasanya di daerah lain di Indonesia t ersedia di set iap desa, di Dist rik M indipt ana keberadaan bidan hanya t erpusat di Puskesmas M indipt ana.

Gambar 3.14 Ant rian Pasien di Loket Pendaft aran Puskesm as M indipt ana Sum ber: Dokument asi Penelit i, M ei 2014

Aksesibilit as pelayanan kesehat an dalam hal prasarana t ransport asi berupa jalan di Dist rik M indipt ana sudah cukup baik unt uk ukuran daerah perifer pedalaman. Beberapa jalan ut ama, t ermasuk di dalamnya jalan Trans Papua, sudah diaspal sederhana, beberapa lainnya dilakukan pengerasan dengan bat u dan kerikil. Kekurangannya hanya pada ket ersediaan sarana

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

t ransport asi angkut an umum saja yang sama-sekali t idak t ersedia.

Aksesibilit as pelayanan kesehat an dalam w akt u pelayanan sangat t erbat as. Jam pelayanan kesehat an yang t ersedia cukup pendek. Pengamat an penelit i mendapat kan bahw a Puskesmas M indipt ana membuka pelayanan esehat an mulai pukul 08.00 WIT sampai dengan pukul 12.00 WIT. Di luar jam t ersebut masyarakat hanya bisa melakukan akses pelayanan kesehat an di rumah pet ugas kesehat an sebagai pasien pribadi, bila pet ugas kesehat an masih menyimpan st ok obat di rumahnya. Selain it u, penelit i menemukan beberapa kali pada hari Jum ’at , meski bukan hari libur nasional, Puskesmas t ut up, t idak ada pelayanan kesehat an sama sekali.

kesehat an di Puskesmas M indipt ana secara sosial sudah cukup baik. Komposisi t enaga kesehat an yang direkrut sudah t erdiri dari beberapa jenis et nik yang berbeda. Komposisinya sudah cukup mewakili etnik yang ada di w ilayah Dist rik M indipt ana.

Aksesibilit as

pelayanan

Belum ada konsensus final soal definisi t erkait kompet ensi kult ural bagi t enaga kesehat an. Banyak sekali t erminologi yang diberikan para ahli yang mendalami masalah ini. Pada prinsipnya kompet ensi kult ural sangat bergant ung pada siapa yang menjadi

konsumen at au pasien 164 . M eski demikian, dengan melakukan rekrut men t enaga kesehat an dari beragam et nik yang berbeda,

menurut penelit i sudah cukup menjembat ani gagap komunikasi yang kemungkinan bisa t erjadi. M enurut pengamat an penelit i sudah t idak t erjadi kebunt uan komunikasi ant ara pet ugas kesehat an dengan masyarakat yang dilayani di Puskesmas M indipt ana, meski t erdiri dari beragama et nik yang berasal dari

164 Pérez, M iguel A. dan Raffy R. Luquis (edit or), 2008. Cultural Compet ence in Health Education and Health Promot ion. San Fransisco; Jossey-Bass

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

seluruh nusant ara. Apalagi bahasa sehari-hari yang dipakai masyarakat Et nik M uyu adalah bahasa nasional, Bahasa Indonesia.

Sudah t idak ada kendala soal pembiayaan kesehat an di Papua. Saat ini unt uk seluruh masyarakat Papua yang berobat ke fasilit as pelayanan kesehat an yang disediakan pemerint ah, seluruh pembiayaan pelayanannya dit anggung oleh Pemerint ah Provinsi Papua. Sehingga pelayanan kesehat an di fasilit as kesehat an yang disediakan pemerint ah sam a sekali t idak dikenakan biaya kunjungan maupun biaya obat . M asalah yang t ersisa t inggal pembiayaan unt uk kebut uhan yang ‘beyond healt h’ . Pembiayaan yang diperlukan unt uk t ransport asi menuju fasilit as pelayanan kesehat an, dan biaya-biaya lain yang dit imbulkan t erkait hal t ersebut .