Proses Persalinan

4.3.2. Proses Persalinan

Ada beberapa pilihan penolong persalinan bagi perempuan Et nik M uyu yang hendak melahirkan. Paling banyak dit emui adalah persalinan yang dit olong oleh kerabat at au keluarga dekat perempuan. Pilihan ke-dua adalah t enaga kesehat an. Sedang pilihan lainnya adalah dukun beranak at au disebut w onong diw engge barambon (w onong: perempuan, diw engge: pegang, barambon: t empat melahirkan). Pilihan penolong persalinan ke-t iga ini sangat jarang dit emui di Dist rik M indipt ana.

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

Dalam sat u kasus persalinan, juga dit emui persalinan yang dit olong oleh suaminya sendiri. Kejadian ini bisa berlangsung karena kebet ulan para perempuan yang serumah t idak berada di t empat pada saat perempuan M uyu it u kesakit an hendak bersalin. Pada saat yang sama bidan yang dipanggil t erlambat dat ang.

Sedang unt uk t empat persalinan ada dua pilihan ut ama, yait u di t ana baram bon am bip (at au kadang disebut sebagai bévak ), dan di fasilit as pelayanan kesehat an (Rumah Sakit Bergerak). Pilihan ke-dua ini juga jarang dipilih sebagai t empat melahirkan. Hal ini lebih dikarenakan masalah akses jalan dan sarana angkut an yang sangat t erbat as. Terbukt i dalam sat u bulan, rat a-rat a persalinan di Rumah Sakit Bergerak hanya ada empat persalinan yang dit olong.

M asih ada sat u t empat yang juga sering menjadi t empat persalinan bagi perempuan M uyu, meski sebenarnya bukan sebuah pilihan, yait u persalinan “ out door” . Dalam realit as yang sering dit emui, t empat persalinan “ alt ernat if” ini lebih dikarenakan sit uasi yang mendadak, t idak siap bévak, dan jarak Rumah Sakit Bergerak dirasa sulit dit empuh oleh perempuan M uyu yang sedang kesakit an karena mau melahirkan. M aka t idak ada pilihan selain melahirkan di lapangan, di at as rumput , di jalanan, dan di dekat kandang babi sekalipun. Bisa dimanapun, asal t idak di dalam rumah, karena merupakan sebuah pant angan (am òp). “ ...w akt u it u mendadak sekali pak... baru sampai di depan rumah kakak saya sudah t idak t ahan... akhirnya t urun ke sit u di rumput -rum put ... karena t idak bisa melahirkan di dalam rumah t o,” t ut ur Ancelina Temkon (17 t ahun).

Proses bersalin di dalam t ana barambon ambip at au bévak dilakukan dengan cara perempuan yang hendak bersalin mengambil posisi jongkok. Si Ibu berpegangan pada t ali besar yang diikat kan pada at ap pondok. Proses persalinan biasanya

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

didampingi oleh ibu at au saudara perempuan ibu dari perempuan M uyu yang hendak melahirkan. Si ibu pendamping berdiri di sebelah kiri at au kanan dari ibu yang bersalin, sement ara perempuan lainnya yang membant u proses persalinan mengaw asi dari depan.

Beberapa persalinan yang berlangsung di bévak juga dit olong oleh t enaga kesehat an. Beberapa lainnya yang t idak berhasil menggunakan cara jongkok, dibimbing oleh bidan unt uk melahirkan dengan cara berbaring, sepert i persalinan m odern di rumah sakit . Hal ini sepert i dicerit erakan oleh Florent ina Ambokt em (40 t ahun) berikut ;

“ ...w akt u it u sa m elahirkan anak yang pert am a... si Ant onius Alfredo. Sa m elahirkan di bevak. Rasanya sakit sekali... lam aa. Wakt u it u sa pake m odel jongkok berpegangan di t ali at as... lebih dari t iga jam... belum lahir-lahir juga. Akhirnya ada bidan dat ang... kasih sa pet unjuk... sa disuruh sam bil berbaring saja. Tra (tak) lam a... set engah jam kem udian bayi su keluar... lega sekali rasanya... sepert i ant ara hidup dan m at i...”

Selama proses persalinan, suami dari perempuan M uyu yang hendak melahirkan t idak diperbolehkan m endekat . Suami hanya berjaga-jaga bila ada sesuat u yang diperlukan unt uk membant u proses persalinan.

Proses persalinan yang berlaku pada Et nik M uyu ini mirip dengan yang dilaporkan oleh Kurniaw an, dkk 207 yang mengamat i

proses persalinan pada Et nik Ngalum di Oksibil, Kabupat en Pegunungan Bint ang. Hanya saja pada Et nik yang berada di sebelah Ut ara M indipt ana ini mempunyai penamaan khusus unt uk pondok kecil t empat bersalin, sukam . Sedang unt uk posisi

207 Aan Kurniaw an, dkk. 2012. Buku Seri Etnografi Kesehatan. 79-80

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

melahirkan relat if sama, dalam posisi jongkok, juga dengan berpegangan pada seut as t ali besar.

“ Proses m elahirkan dilakukan dalam posisi jongkok. Kedua t angan ibu berpegangan pada seut as t ali yang digant ungkan di at ap sukam. Dukun akan berada di depan ibu unt uk m enangkap bayi, sat u at au dua orang perem puan berdiri di belakang ibu unt uk m enopangnya, dan beberapa perem puan lain akan m em bant u dari sam ping si ibu” (Kurniaw an, dkk., 2012).

Selama dua bulan melakukan st udi di lapangan penelit i juga sempat menemukan kasus persalinan “ out door” yang dilakukan oleh perempuan M uyu di Kampung Kamka, Ancelina Temkon (17 t ahun). Sedianya persalinan direncanakan di Rumah Sakit Bergerak, t et api karena dirasa “ mendadak” , sekit ar jam t iga pagi, dan t idak mungkin unt uk t erus berjalan ke Rumah Sakit Bergerak, maka persalinan dilakukan di dekat rumah kakak iparnya. Berada di samping belakang rumah, di dekat kandang babi, beralaskan rumput -rum put liar, persalinan t ersebut dit olong oleh kakak ipar perempuannya, M art ina Denkok (30 t ahun), sendirian.

Sebenarnya sudah sejak sore hari Ancelina sudah merasakan sakit . Pada malam hari M art ina merebus sayur gedi dan menyuruh Ancelina unt uk memakannya. Hal ini merupakan sebuah kepercayaa dalam t radisi M uyu, yang dimaksudkan agar persalinannya dapat berjalan cepat . Sampai sekit ar jam t ujuh- delapan malam Ancelina masih merasa kesakit an, t et api dia berusaha unt uk t et ap bert ahan. Tepat jam t iga subuh, air ket uban Ancelina pecah. Akhirnya, M art ina mengant ar adik iparnya yang t inggal bersama orang t uanya, hendak menuju ke Rumah Sakit Bergerak.

Namun dalam perjalanan, Ancelina sudah t idak dapat menahan diri, dia kesakit an, karena Ancelina merasa bahw a

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

bayinya akan segera lahir. Akhirnya M art ina memut uskan unt uk membant u persalinan adik iparnya it u di t anah t erbuka beralaskan rumput di samping belakang rumah t empat t inggal M art ina dan suaminya.

Proses persalinan “ out door” sepert i di at as biasanya t erjadi di “ Kot a” M indipt ana, di mana masyarakat merasa jarak Rumah Sakit Bergerak t idak t erlalu jauh, sehingga dianggap dekat dan mudah dijangkau. Tet api pada kenyat aannya seringkali alasan “ mendadak” menjadi sangat sering dijadikan alasan persalinan “ out door” .

Gambar 4.4. Halam an sam ping Rum ah M art ina Denkok, tem pat Ancelina Tem kon bersalin Sum ber: Dokument asi Penelit i, Juni 2014

Sedang unt uk perempuan M uyu yang hendak bersalin, dan rumahnya dirasa jauh dari Rumah Sakit Bergerak, maka sudah bisa dipast ikan suaminya akan langsung membuat bévak di belakang rumahnya. Hal ini harus dilakukan, baik nant inya

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

persalinan akan dit olong oleh kerabat , at aupun oleh t enaga kesehat an, keduanya harus t et ap dilakukan di bévak.