Perempuan Muyu dalam Pengasingan pdf

Agung Dw i Laksono Khoirul Faizin Elsina M arice Raunsay Rachmalina Soerachman

Perempuan M uyu dalam Pengasingan

© 2014 Pusat Hum aniora, Kebijakan Kesehat an dan Pem berdayaan M asyarakat

Penulis

Agung Dw i Laksono Khoirul Faizin Elsina M arice Raunsay Rachmalina Soerachman

Edit or

Rachmalina Soerachman

Desain Cover

Agung Dw i Laksono

Cet akan 1, Novem ber 2014

Buku ini diterbit kan at as kerjasam a

PUSAT HUM ANIORA, KEBIJAKAN KESEHATAN DAN PEM BERDAYAAN M ASYARAKAT

Badan Penelit an dan Pengem bangan Kesehat an Kement erian Kesehat an Republik Indonesia Jl. Indrapura 17 Surabaya Telp. 031-3528748, Fax. 031-3528749

dan

LEM BAGA PENERBITAN BALITBANGKES (Anggot a IKAPI)

Jl. Percet akan Negara 20 Jakart a Telepon: 021-4261088; Fax: 021-4243933 e m ail: penerbit@litbang.depkes.go.id

ISBN 978-602-1099-09-4

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Dilarang m em perbanyak karya t ulis ini dalam bent uk dan dengan cara apa pun, t erm asuk fot okopi, t anpa izin t ert ulis

dari penerbit.

Buku seri ini merupakan sat u dari dua puluh buku hasil kegiat an Riset Et nografi Kesehat an Tahun 2014 di 20 et nik. Pelaksanaan riset dilakukan oleh t im sesuai Surat Keput usan Kepala

Kesehat an dan Pemberdayaan M asyarakat Nomor HK.02.04/ 1/ 45/ 2014, t anggal

Pusat Humaniora,

Kebijakan

3 Januari 2014, dengan susunan t im sebagai berikut :

Pembina : Kepala Badan Penelit ian dan Pengembangan Kesehat an Kement erian Kesehat an RI.

Penanggung Jaw ab : Kepala Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehat an dan Pemberdayaan M asyarakat

Wakil Penanggung Jaw ab : Dr. dr. Lest ari H., M M ed (PH) Ket ua Pelaksana

: dr. Tri Juni Angkasaw at i, M Sc Ket ua Tim Teknis

: dra. Suharm iat i, M .Si Anggot a Tim Teknis

: drs. Set ia Pranat a, M .Si Agung Dw i Laksono, SKM ., M .Kes drg. M ade Asri Budisuari, M .Kes Sugeng Rahant o, M PH., M PHM dra.Rachmalina S.,M Sc. PH drs. Kasno Dihardjo Aan Kurniaw an, S.Ant Yunit a Fit riant i, S.Ant Syarifah Nuraini, S.Sos Sri Handayani, S.Sos

Koordinat or w ilayah

1. dra. Rachmalina Soerachman, M Sc. PH : Kab. Boven Digoel dan Kab. Asmat

2. dr. Tri Juni Angkasaw at i, M Sc : Kab. Kaimana dan Kab. Teluk W ondama

3. Sugeng Rahant o, M PH., M PHM : Kab. Aceh Barat , Kab. Kep. M ent aw ai

4. drs. Kasno Dihardjo : Kab. Lebak, Kab. M usi Banyuasin

5. Gurendro Put ro : Kab. Kapuas, Kab. Landak

6. Dr. dr. Lest ari Handayani, M M ed (PH) : Kab. Kolaka Ut ara, Kab. Boalemo

7. Dr. drg. Niniek Lely Prat iw i, M .Kes : Kab. Jenepont o, Kab. M amuju Ut ara

8. drg. M ade Asri Budisuari, M .Kes : Kab. Sarolangun, Kab. Indragiri Hilir

9. dr. Bet t y Roosihermiat ie, M SPH., Ph.D : Kab. Sumba Timur. Kab. Rot e Ndao

10. dra. Suharm iat i, M .Si : Kab. Buru, Kab. Cirebon

KATA PENGANTAR

M engapa Riset Et nografi Kesehat an 2014 perlu dilakukan ? Penyelesaian masalah dan sit uasi st at us kesehat an masyarakat di Indonesia saat ini masih dilandasi dengan pendekat an logika dan rasional, sehingga masalah kesehat an menjadi semakin kom plek. Disaat pendekat an rasional yang sudah m ent ok dalam menangani masalah kesehat an, maka dirasa perlu dan pent ing unt uk mengangkat kearifan lokal menjadi salah sat u cara unt uk menyelesaikan masalah kesehat an masyarakat . Unt uk it ulah maka dilakukan Riset Et nografi sebagai salah sat u alt ernat if mengungkap berbagai fakt a kehidupan sosial masyarakat t erkait kesehat an.

Dengan mempert emukan pandangan rasional dan indigenous know ledge (kaum humanis) diharapkan akan menimbulkan kreat ifit as dan inovasi unt uk m engembangkan cara-cara pemecahan masalah kesehat an masyarakat . Simbiose ini juga dapat menimbulkan rasa memiliki (sense of belonging) dan rasa kebersamaan (sense of

t oget herness ) dalam menyelesaikan masalah unt uk meningkat kan st at us kesehat an di Indonesia.

Tulisan dalam buku seri ini merupakan bagian dari 20 buku seri hasil Riset Et nografi Kesehat an 2014 yang dilaksanakan di berbagai provinsi di Indonesia. Buku seri ini sangat pent ing guna menyingkap kembali dan menggali nilai-nilai yang sudah t ert imbun agar dapat diuji dan dimanfaat kan bagi peningkat an upaya pelayanan kesehat an dengan memperhat ikan kearifan lokal.

Kami mengucapkan t erima kasih kepada seluruh informan, part isipan dan penulis yang berkont ribusi dalam Kami mengucapkan t erima kasih kepada seluruh informan, part isipan dan penulis yang berkont ribusi dalam

Surabaya, Nopember 2014

Kepala Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehat an dan Pemberdayaan M asyarakat Badan Lit bang Kement erian Kesehat an RI.

drg. Agus Suprapt o, M .Kes

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI

vii DAFTAR TABEL

xi DAFTAR GAM BAR

xiii BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum St udi

1.1.1. Lat ar Belakang St udi

1.1.2. M asalah dan Tujuan St udi

1.1.3. Bat asan St udi

1.1.4. Desain St udi

1.1.5. Wilayah Kajian St udi

1.1.6. Kelemahan-kelemahan St udi

1.2. Kajian Terdahulu

18 BAB 2

1.3. Sist emat ika Buku

SEPENGGAL SEJARAH, ASAL-USUL DAN PERKEM BANGAN

2.1. M indipt ana; Kot a Tua M uyu

2.2. Luka it u M asih Terasa

2.3. Sekelumit Cat at an t ent ang Genealogi

2.3.1. M it os Pencipt aaan

2.3.2. Asal-Usul Ist ilah M uyu

2.4. Sub Suku Bangsa dan Bahasa

2.4.1. Sub Suku Bangsa

2.5. Kepercayaan Et nik M uyu

2.5.1. Kepercayaan Asli M asyarakat M uyu

2.5.2. M engenal Agama Baru 109

2.6. M uyu dan M indipt ana dalam Pusaran M odernisasi

2.6.1. Prinsip Hidup yang M enonjol 126

180 BAB 3

2.6.2. Et nik M uyu dalam Bingkai Para Pendat ang

POTRET DAN DINAM IKA BUDAYA KESEHATAN 189

3.1. Konsep Sehat -Sakit 190

3.2. Kepercayaan pada Sesuat u yang M empunyai Daya Penyembuh

3.3. Kejadian Kesakit an 222

3.4. Pelayanan Kesehat an M edis M oderen 225

3.5. Pelayanan Kesehat an Gigi 233

3.6. Upaya Kesehat an Berbasis M asyarakat

3.7. Pelayanan Pengobat Tradisional 241

3.7.1. M et ode Am bokimo Kangge/ Kanggaman

3.7.2. M et ode Áneyòdí-W ím èm 246

3.7.3. M et ode M urupkònó 249

3.7.4. M et ode Penyembuhan M enggunakan M edia Persembahan

3.7.5. M et ode Penyembuhan dengan M et ode

Aw ung Ambo 251

3.8. Perilaku Pencarian Pengobat an 253

3.9. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 259

3.9.1. Perilaku M erokok 261

3.9.2. Akt ifit as Fisik 267

3.9.3. Rumah Tinggal 269

3.9.4. Ket ersediaan Air Bersih 277 BAB 4

BUDAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK ETNIK 285 M UYU

4.1. M asa Remaja (Sebelum Kehamilan) 285

4.1.1. Penget ahuan t ent ang Kesehat an Reproduksi 285

4.1.2. Int eraksi Sosial Remaja 302

4.2. M asa Kehamilan 309

4.2.1. Pasangan yang Belum Punya Anak 309

4.2.2. Peraw at an Kehamilan 314

4.2.3. Peran Suami dalam M asa Kehamilan 315

4.2.4. Pola Pemeriksaan Keham ilan 317

4.2.5. Upaya M embat asi Kehamilan 321

4.3. M asa Persalinan 324

4.3.1. M enjelang Persalinan 324

4.3.2. Proses Persalinan 335

4.4. M asa Nifas 340

4.5. Neonat us dan Bayi 342

4.6 Pola M enyusui 346 BAB 5

PEREM PUAN M UYU DALAM PENGASINGAN 353

5.1. Tana Baram bon Am bip 354

5.2. St udi Kasus Persalinan Perempuan M uyu

5.3. Pandangan Tokoh M asyarakat ; Sepert i

5.4. M usuh! 377

5.5. Pandangan M asyarakat ; Orang Jaman 381

5.6. Denda Adat 386

5.7 Aspek Fisiologis Persalinan 388

5.8 Nilai dan Posisi Perempuan M uyu 394 “ M elaw an” Tradisi?

BAB 6 CATATAN PENELITI 399

6.1. Kesimpulan 399

6.2. Apa yang bisa kit a lakukan? 402

INDEKS 405 GLOSARIUM

DAFTAR PUSTAKA 429 UCAPAN TERIM A KASIH

439 TENTANG PENULIS

441

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbandingan Populasi Ant ar pemeluk Agama di dist rik M indipt ana, Kabupat en Boven Digoel, Propinsi Papua Tahun 1965-1995

39 Tabel 2.2.

Jumlah Penduduk Dist rik M indipt ana, Kabupat enBoven Digoel t ahun 2013

51 Tabel 2.3.

Tot al Dibapt is di Onderafdeling M enurut Kelompok Penduduk

111 Tabel 3.1.

Cakupan Tuberkulosis Puskesmas M indipt anaTahun 2013

222 Tabel 3.2.

Cakupan Kasus M alaria di Puskesmas M indipt anaTahun 2013

223 Tabel 3.3.

Part isipasi Kehadiran M asyarakat pada Posyandu Lansia di Dist rik M indipt ana Tahun 2013

238 Tabel 3.4.

Dist ribusi Sarana Perumahan di Dist rik M indipt ana,Kabupat en Boven Digoel Tahun 2013

275 Tabel 3.5.

Dist ribusi Sarana Jamban Keluarga di Dist rik M indipt ana, Kabupat en Boven Digoel, Tahun 2013

281 Tabel 3.6.

Dist ribusi Sarana Air Bersih di Dist rik M indipt ana, Kabupat en Boven Digoel, Tahun 2013

Tabel 4.1. Persent ase Cakupan Kunjungan Ibu Ham il (K1 dan K4)di Puskesmas M indipt ana Tahun 2013

319 Tabel 4.2.

Persent ase Cakupan K1 M urni dan K1 Kont ak IbuHamil di Puskesmas M indipt ana Tahun 2013

320 Tabel 4.3.

Persent ase Cakupan Keluarga Berencana di Puskesmas M indipt ana Tahun 2013

322

DAFTAR GAM BAR

Gambar 2.1. Wilayah Onderafdeling M uyu t ahun 1956

28 Gambar 2.2. Suasana Kot a M indipt ana t ahun 1956

29 Gambar 2.3. Tugu t apal bat as bagian Timur w ilayah NKRI di Sot a, M erauke

36 Gambar 2.4. M onumen Bung Hat t a di Tanah M erah, Boven Digoel

41 Gambar 2.5. Rumah Penduduk di Kampung Andopbit , M indipt ana

43 Gambar 2.6. Suasana Kot a M indipt ana Kini

45 Gambar 2.7. Pet a Wilayah Dist rik M indipt ana

50 Gambar 2.8. Sumber dan Tempat Penampungan Air

54 Gambar 2.9. Suasana Pelabuhan M indipt ana Tempo Dulu 56 Gambar 2.10 . Suasana Bandara M indipt ana

58 Gambar 2.11. Suasana Pasar Kot a M indipt ana

145 Gambar 2.12. Suparno Sedang M enunggui Barang Dagangannya di Emperan Rumah Tempat nya M enginap

155 Gambar 3.1. Sickness, Illness dan Disease

195 Gambar 3.2. Kam ak Put ih (Kiri) dan Kam ak M erah (Kanan)

208 Gambar 3.3. Pohon Bit kuk

209 Gambar 3.4 . Tanaman Kòt ék

211 Gambar 3.5 . Tanaman Kòw òròm dan Tet esan Air (òk) dari Bagian yang Terpot ong

212 Gambar 3.6 . Daun Gat al (at rim ) yang biasa dijual di Pasar Pagi M indipt ana

Gambar 3.7. Daun Konaw óng 216 Gambar 3.8. Pohon Om diripak (kiri), dan Sulur-sulurnya (kanan)

217 Gambar 3.9. 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas M indipt anaKabupat en Boven Digoel, Provinsi Papua Tahun 2013

224 Gambar 3.10. Puskesmas M indipt ana, Kabupat en Boven Digoel

228 Gambar 3.11. Tenaga M edis dari Klinik M isi di M indipt ana pada Tahun 1954-1956

226 Gambar 3.12. Rumah Sakit Bergerak Kement erian Kesehat an Republik Indonesiadi Kampung Osso, Dist rik M indipt ana

227 Gambar 3.13. Alur Rujukan Pelayanan Kesehat an di Dist rik

228 Gambar 3.14. Ant rian Pasien di Loket Pendaft aran Puskesmas M indipt ana

M indipt ana, Kabupat en Boven Digoel

229 Gambar 3.15. Jumlah Kader dan Kader Akt ifdi W ilayah Kerja Puskesmas M indipt ana Tahun 2013

235 Gambar 3.16. Pelaksanaan Posyandu Lansia di Kampung Kamka

237 Gambar 3.17. Tarik-t arik Rambut dengan Lidi unt uk men” diagnosa” Penyebab Sakit

243 Gambar 3.18. Seorang Laki-laki M uyu Sedang M omong BayinyaSambil M erokok di Kampung Kamka 262 Gambar 3.19. Ayóm ru (Rumah Tinggi at au Rumah Pohon)

Et nik M uyu di Dekat Koreom pada Tahun 1954-1956

Gambar 3.20. Rumah Kayu Et nik M uyu (Kiri), danRumah Kayu Et nik M uyu yang t elah M engalami Pergeseran Bahan (Kanan)

272 Gambar 3.21. Rumah Sederhana Program RESPEK

274 Gambar 3.22. Profile Tank Penampung Air Hujan yang Disediakan oleh Pemerint ah Kabupat en Boven Digoel

279 Gambar 4.1. M en (Tas Rajut )

334 Gambar 4.2. Tana Ayit

335 Gambar 4.3. W onom (Caw at )

336 Gambar 4.4. Halaman Samping Rumah M art ina Denkok, Tempat Ancelina Temkon Bersalin

341 Gambar 4.5. Dat a Cakupan ASI Ekseklusif (0-6 bulan) Bulan Januari-Desember 2013di Wilayah Puskesmas M indipt ana

349 Gambar 4.6. Daun Bomkung

351 Gambar 5.1. Bévak Sangat Sederhana unt uk Pengasingan

366 Gambar 5.2. Posisi Bévak dari Rumah Panggung Ut ama, Berjarak 15 met er, di Kam pung Wanggat kibi 367

Pet roneladi Kampung Wanggat kibi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum Studi

1.1.1. Latar Belakang Studi

M empersiapkan generasi penerus yang t angguh dem i kesejaht eraan bangsa dan negara adalah t anggung jaw ab bersama, dan harus dipriorit askan. Banyak hal yang harus mendapat kan priorit as

sat unya adalah menyangkut pemeliharaan kesehat an generasi penerus it u semenjak dalam kandungan sampai remaja. Pemeliharaan kesehat an it u, baik kesehat an lahir dan bat innya.

t ersebut , salah

Sement ara it u, berbicara mengenai masalah kesehat an, t ernyat a t idaklah berdiri secara t unggal at au sendirian, t et api ia memiliki ket erkait an dengan beberapa hal lain. Salah sat u hal dimaksud adalah kondisi sosial budaya masyarakat dimana masalah kesehat an t ersebut diperbincangkan. Di pihak lain, masalah kesehat an t erkait sosial budaya masyarakat (t ernyat a) merupakan permasalahan yang memerlukan sebuah kajian secara mendalam dan spesifik. Terlebih kemudian apabila dikait kan dengan budaya yang dim iliki oleh et nik t ert ent u.

Secara sederhana, w ujud budaya dapat berupa suat u ide- ide, gagasan, nilai, norma, perat uran, dan lain sebagainya it u sering diist ilahkan sebagai adat ist iadat . Sedangkan w ujud budaya yang lain adalah berupa sist em sosial, yakni akt ivit as sert a t indakan berpola dari manusia dalam masyarakat . Selain

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

it u, w ujud budaya dapat pula berupa bent uk benda at au hal-hal yang dapat dilihat , diraba, dan difot o yait u hasil fisik dari akt ifit as, perbuat an, dan karya. Dalam kont eks kesehat an, w ujud budaya dimaksud dapat berupa, ant ara lain kosep sehat -sakit , alat sunat , alat penumbuk jamu, dan lain sebagainya.

Wujud budaya t ersebut merefleksikan budaya dan ident it as sosial dari masyarakat nya. Sebuah refleksi budaya dan ident it as sosial yang mew ujud dalam upaya mem aknai art i sehat dan sakit nya. Pengembangan at au inovasi at as perw ujudan budaya dimaksud dengan melibat kan peran sosial budaya lokal yang bermanfaat bagi upaya kesehat an sangat dibut uhkan. Target ut ama yang ingin diraih dari keinginan ini adalah peningkat an derajat kesehat an masyarakat . Salah sat unya melalui suat u “ int ervensi” yang dapat dit erima oleh masyarakat pelakunya.

Hal it u apabila diyakini bahw a permasalahan kesehat an seringkali merupakan masalah kesehat an yang lokal spesifik t erkait dengan sosial budaya set empat . Apabila memang demikian adanya, maka hal it u menjadi pent ing unt uk digali guna menget ahui permasalahan mendasar dan sekaligus langkah t epat sebagai

perbaikan at au pemberdayaan budaya yang berdampak posit if bagi kesehat an masyarakat pemiliknya dapat segera dilakukan. Dengan demikian kekayaan budaya Indonesia yang baik dapat t erus dikembangkan, dilest arikan, dan dimanfaat kan secara lokal, bahkan bila memungkinkan secara nasional.

penyelesaiannya.

Akhirnya,

M enjejak pada asumsi di at as, maka pemahaman t ent ang budaya masyarakat t erkait dengan masalah kesehat an sangat pent ing unt uk diperhat ikan. Selanjut nya, pemahaman yang diperoleh adapat digunakan sebagai fakt or penent u menuju keberhasilan program-program kesehat an yang bert ujuan meningkat kan kualit as hidup individu maupun masyarakat .

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

Sebuah kenyat aan yang t idak t erbant ahkan bahw a t ernyat a budaya memegang peranan amat pent ing dalam mempengaruhi st at us kesehat an masyarakat . Oleh karenanya, sekali lagi, riset sebagai sarana unt uk melihat bagaimana budaya dalam masyarakat it u bekerja dan membent uk perilaku sehat pemiliknya mut lak dilakukan. Harapannya, gambaran dan pemahaman t ersebut dapat dimanfaat kan, khususnya oleh para pet ugas kesehat an unt uk menget ahui, mempelajari, dan memahami apa yang berlaku di masyarakat . Berdasar budaya yang sudah “ t erpant au” it u, akhirnya dapat dirancang program kesehat an unt uk meningkat kan st at us kesehat an masyarakat yang sesuai dengan permasalahan spesifik lokal. Dalam proses ini pendekat an budaya merupakan salah sat u cara yang pent ing dan t idak bisa diabaikan.

Upaya ini jelas bukan sesuat u yang mudah dilakukan. Banyak fakt or yang dapat dijadikan sebagai alasannya. Salah sat unya adalah sifat budaya it u sendiri. Budaya yang t ercermin dalam t indakan it u t erbent uk melalui proses panjang dan dijiw ai oleh nilai-nilai yang dijunjung t inggi oleh masyarakat bersangkut an. Terlebih kemudian jika dihadapkan pada sebuah kenyat aan bahw a Indonesia memiliki ribuan ragam budaya yang hidup dan lest ari di ant ara para pemiliknya yang menghuni ribuan pulau it u. Budaya yang bersifat khas dari masing-masing “ pemiliknya” it u kemudian membut uhkan pemahaman secara cermat agar t idak t erjadi kesalahan memaknainya.

Hasil pembacaan dan sekaligus pemahaman at as budaya yang sedemikian beraneka ragam t ersebut secara spesifik, t erut ama yang bersangkut paut dengan kearifan lokal yang dimilikinya, (t ent u) dapat digunakan sebagai st rat egi unt uk meningkat kan st at us kesehat an dengan t epat —secara lokal spesifik. Sebab, diakui at au t idak, secara sederhana dapat dipast ikan bahw a set iap kelompok et nik masyarakat t ert ent u

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

mempunyai persepsi kesehat an—t erut ama bersangkut paut dengan konsep sehat -sakit —yang berbeda-beda. Dan sekali lagi, persepsi it u sangat dit ent ukan oleh cara pandang dan ekspresi mereka berdasarkan nilai-nilai budaya yang dimilikinya.

Sebut sebuah cont oh sederhana; set iap orang yang t erganggu kesehat annya (sakit ) past i akan mencari jalan at au cara unt uk menyembuhkan diri dari gangguan kesehat an at au penyakit yang diderit anya dengan cara yang dia yakini dapat menyembuhkan at as apa yang dikeluhkannya it u. Nah, pencarian pengobat an, baik melalui self t reat m ent maupun dengan bant uan t enaga kesehat an it ulah yang (seringkali) didasarkan at as persepsi mereka t erhadap konsep sehat -sakit dalam perspekt if budayanya.

Pengalaman menunjukkan bahw a masalah kesehat an t idak dapat dilepaskan dari fakt or-fakt or sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka t inggal. Fakt or- fakt or kepercayaan dan penget ahuan budaya sepert i konsepsi- konsepsi mengenai boleh dan t idak boleh, hubungan sebab- akibat ant ara makanan dan kondisi sehat -sakit , kebiasaan, dan segala hal ihw al t erkait masalah it u t ent unya berdampak t erhadap kesehat an, baik posit if maupun negat if.

Sekedar merujuknya sebagai cont oh; dalam budaya “ Sei” , bayi yang baru lahir akan dit empat kan dalam rumah yang

dibaw ahnya diberi pengasapan. 1 Beberapa kelompok masyarakat di Jaw a masih mempunyai kebiasaan memberikan makanan

pisang dilumat dengan nasi unt uk diberikan kepada bayi usia dini (kurang dari empat bulan).

1 Lihat hasil penelitian Rachm alina Soerachm an, dkk., 2009. St udi Kejadian Kesakitan dan Kematian pada Ibu dan Bayi yang melakukan Budaya Sei di

Kabupat en Timor Tengah Selat an, Nusa Tenggara Timur. Jakart a; Badan Penelit ian dan Pengem bangan Kesehat an Kem ent erian Kesehat an RI.

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

Dalam perspekt if penget ahuan kesehat an modern, dua prakt ek yang t imbul karena budaya t ersebut diklaim akan berdampak negat if kepada bayi. Prakt ek pert ama dapat menyebabkan t imbulnya gangguan pernafasan, sedang prakt ek kedua menimbulkan gangguan saluran pencernaan pada si bayi. Jadi, kedua prakt ek yang lebih berdasar pada budaya it u, dalam pandangan

modern dianggap menimbulkan dampak negat if. Hasil penelit ian Riset Et nografi Kesehat an t ahun 2012 yang dilakukan

penget ahuan

kesehat an

dan Pengembangan Kement erian Kesehat an di 12 et nik di Indonesia menunjukkan masalah kesehat an ibu dan anak t erkait budaya kesehat an begit u sangat memprihat inkan. Salah sat u alasan at as rasa prihat in it u karena kepercayaan t ent ang hal-hal mist is masih melekat kuat pada budaya mereka, khususnya menyangkut kesehat an ibu dan anak t ersebut .

oleh Badan

Penelit ian

Beberapa kasus dengan sangat mudah dicont ohkan. Sebut saja diant aranya adalah m it os bahw a ibu hamil rent an unt uk diganggu oleh roh jahat sehingga ibu hamil harus menjalani rit ual dan memakai jimat sert a memat uhi pant angan dan larangan agar t erhindar dari gangguan roh jahat dimaksud. Salah sat u bent uk pant angan it u adalah larangan mengkonsumsi beberapa jenis makanan yang just ru mengurangi asupan pemenuhan gizi dan (t ent unya) akan berpengaruh t erhadap st at us gizi ibu hamil dan sekaligus janin yang dikandungnya it u sendiri.

Terdapat juga anggapan bahw a ibu yang bekerja keras saat ia hamil akan mempermudah dan melancarkan proses melahirkan. Padahal, keharusan unt uk t et ap bekerja keras sampai mendekat i persalinan bagi ibu hamil, dalam perspekt if kesehat an modern, just ru sangat membahayakan baik bagi ibu maupun janinnya. Belum lagi masalah pilihan ut ama unt uk persalinan dilakukan di rumah dan dibant u oleh dukun karena ibu

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

merasa aman dari gangguan roh jahat sert a nyaman karena dit unggui oleh keluarga. Pemot ongan t ali pusat dengan sembilu (bambu yang dit ipiskan dan berfungsi sepert i pisau) juga masih banyak digunakan unt uk memot ong t ali pusat bayi yang baru dilahirkan.

Terdapat pula sebagian masyarakat yang masih menggunakan ramuan yang berasal dari berbagai t umbuhan, baik yang diminum maupun yang dimasukkan dalam liang vagina. Prakt ek it u mereka percayai dapat mempercepat kesembuhan dan mengeringkan vagina ibu yang habis bersalin. Selain it u kebiasaan pijat , baik bagi ibu pasca melahirkan maupun bayi baru lahir juga masih diprakt ekkan pada et nik t ert ent u. Demikian juga halnya, kepercayaan memandikan bayi yang baru lahir dengan air dingin, baik di sungai, danau at au sumber air lain dianggap dapat menjadikan bayi lebih kuat baik fisik maupun ment alnya.

M enjejak pada beberapa perilaku di at as, kit a semakin t idak dapat membant ah bahw a kesehat an merupakan bagian int egral dari kebudayaan. Sement ara pada sisi yang berbeda, manusiaakan mampu melakukan akt ifit as kebudayaan jika dalam kondisi sehat . Akhirnya dapat dijust ifikasi bahw a kesehat an merupakan elemen pent ing bagi kebudayaan. Begit u pula sebaliknya, kebudayaan juga dapat dijadikan sebagai pedoman masyarakat dalam memahami kesehat an.

Oleh karena it u, sekali lagi, memaham i masalah kesehat an yang ada di masyarakat melalui kebudayaannya sangat lah pent ing dilakukan. Hal ini karena, meminjam Heddy Shri Ahimsa- Put ra, masalah kesehat an t idak pernah dapat dilepaskan dari

sit uasi dan kondisi masyarakat dan budayanya. 2 Sebagai cont oh,

2 Lihat Heddy Shri Ahim sa-Put ra (edit or), 2005. M asalah Kesehat an dalam Kajian Ilmu Sosial-Budaya. Yogyakart a; Kepel Press,16.

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

penelit ian yang dilakukan oleh Emiliana M ariyah dan M ohammad Hakimi dengan judul “ Ham bat an Budaya dalam Int eraksi Bidan- Ibu Ham il: St udi Ket aat an unt uk M eningkat kan Suplem en dan St at us Besi di Puskesm as Banyu Urip, Kabupat en Purw orejo, Jawa Tengah ” . Penelit ian ini menyimpulkan bahw a masih kuat nya sist em kepercayaan dan prakt ek pant angan yang dilakukan oleh ibu hamil. Ibu menghindari bahkan mengurangi jumlah dan jenis makanan t ert ent u yang mengandung gizi t inggi, sert a mengabaikan zat besi yang sangat dibut uhkan selama kehamilan. Hal-hal it u dilakukan karena berbagai alasan yang berkait an

dengan nilai budaya set empat dan kepercayaan. 3 Padahal saat hamil, secara medis ibu dan bayi memerlukan makanan yang

bergizi dan zat besi lebih banyak. Namun dalam prakt ek, yang t erjadi di lokasi penelit ian t ersebut adalah sebaliknya.

Disamping it u, mengut ip pandangan Ahimsa, bahw a dalam pandangan para ilmuan sosial budaya, masalah kesehat an dalam suat u masyarakat sangat erat kait annya ant ara fasilit as kesehat an, sarana t ransport asi, dan komunikasi yang t erdapat di dalam suat u masyarakat , dengan kepercayaan, jenis mat a pencaharian sert a lingkungan fisik t empat masyarakat t ersebut

berada. 4 Apabila dbaca dari perspekt if ini,maka dapat digarisbaw ahi

bahw a masalah kesehat an t idak lagi dapat dipahami dan diat asi hanya dengan memusat kan perhat ian pada kesehat an t ubuh. Kesehat an t ubuh adalah hasil dari proses int eraksi ant ara unsur- unsur int ernal t ubuh dengan unsur ekst ernalnya. M eminjam

3 Emiliana M ariyah dan M ohamm ad Hakim i, 2005. Hambatan Budaya dalam Int eraksi Bidan-Ibu Hamil: Studi Ket aat an untuk M eningkatkan Suplemen dan

St at us Besi di Puskesmas Banyu Urip, Kabupat en Purw orejo, Jawa Tengah Tahun 2005 , 105.

4 Heddy Shri Ahim sa-Put ra (edit or), 2005. M asalah Kesehat an dalam Kajian Ilmu Sosial-Budaya , 16.

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

perspekt if ini pula dapat dit arik sebuah kesimpulan, bahw a dalam memandang persoalan kesehat an manusia, para ilmuw an sosial budaya lebih memperhat ikan

unsur-unsur ekst ernalnya, sement ara para dokt er (t enaga kesehat an) lebih banyak berkut at dan hanya cenderung memperhat ikan unsur-unsur int ernalnya.

1.1.2. M asalah dan Tujuan Studi

St udi ini mengambil t opik budaya kesehat an dan dilaksanakan di beberapa w ilayah t ert ent u Indonesia dengan kat egori kabupat en bermasalah berat kesehat an, miskin dan non miskin ini. St udi ini diharapkan menjaw ab beragam aspek pot ensi budaya masyarakat secara menyeluruh t erkait masalah; Kesehat an Ibu dan Anak (KIA), Penyakit Tidak M enular (PTM ), Penyakit M enular (PM ), dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Lebih spesifik lagi, t ujuan yang ingin dicapai dalam st udi ini adalah: (1) mengident ifikasi secara mendalam unsur-unsur budaya yang mempengaruhi kesehat an di masyarakat , dan (2) mengident ifikasi peran dan fungsi sosial masyarakat yang berpengaruh t erhadap pengambilan keput usan t erkait dengan pelayanan kesehat an.

Luaran yang diharapkan adalah meningkat nya peran masyarakat dalam pembangunan kesehat an. Terlebih kemudian apabila menyandarkan pada st rat egi pembangunan kesehat an— sebagaimana t ert uang dalam Rencana Pengembangan Jangka Panjang (RPJP) Bidang Kesehat an t ahun 2005–2025, yang ant ara lain, menyebut kan t ent ang pemberdayaan masyarakat .

Asumsi ini berangkat dari sebuah penilaian bahw a keberhasilan pembangunan kesehat an dan penyelenggaraan berbagai upaya kesehat an harus berangkat dari masalah dan pot ensi spesifik daerah, t ermasuk di dalamnya adalah kondisi

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

sosial dan budaya set empat . At au dengan kat a lain, pemberdayaan kesehat an masyarakat berbasis pada masyarakat . Art inya pembangunan kesehat an berbasis pada t at a nilai perorangan, keluarga, dan masyarakat sesuai dengan keragaman sosial budaya, kebut uhan

permasalahan sert a pot ensi masyarakat (modal sosial).

1.1.3. Batasan Studi

St udi yang dilaksanakan dalam jangka w akt u dua bulan (M ei-Juni 2014) ini mengambil subyek penelit ian Et nik M uyu yang t inggal at au menet ap di Dist rik M indipt ana Kabupat en Boven Digoel, Provinsi Papua. Sekaligus mencakup pula 13 (t iga belas) kampung yang berada di dalam w ilayah administ rat if Dist rik M indipt ana ini.

Dua alasan mendasar yang dijadikan sebagai indikat or penent uan lokasi ini adalah (1) Kabupat en Boven Digoel, menurut dat a Kement erian Kesehat an RI t ahun 2007 merupakan

1 dari 19 kabupat en di Indonesia dengan ranking IPKM t erendah t ahun 2007. Art inya Kabupat en Boven Digoel merupakan kabupat en dengan priorit as permasalahan pada salah sat u komponen at au indikat or IPKM yang rendah, yakni bermasalah berat kesehat an miskin (KaA) dan non miskin (KaB), dan (2) pemilihan lokasi menggunakan krit eria dat a Komunit as Adat Terpencil dari Kement erian Sosial.

Dan, mendasarkan pada kedua krit eria dimaksud, maka Et nik M uyu yang menet ap di w ilayah Dist rik M indipt ana Kabupat en Boven Digoel dinilai memenuhi kedua krit eria dimaksud.

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

1.1.4. Desain Studi

Apabila mendasarkan pada krit eria-krit eria dan just ifikasi- just ifikasi mengenai korelasi ant ara kesehat an dan budaya masyarakat , sebagaimana diulas dalam sub bab lat ar belakang st udi di at as, maka t idak berlebihan apabila dikat akan bahw a sebenarnya st udi ini didesain sebagai ant hropologi kesehat an. Hal ini mengingat st udi ini berusaha membaca pengaruh budaya t erhadap pemaknaan kesehat an

masyarakat pemiliknya. M isalnya, meminjam t aw aran definisi Solit a Sarw ono, sepert i dikut ip oleh Djekky R. Djoht , bahw a ant hropologi kesehat an adalah pengaruh unsur-unsur budaya t erhadap penghayat an

masyarakat t ent ang penyakit dan kesehat an. 5 M eskipun sebenarnya, definisi yang dit aw arkan oleh

Solit a Sarw ono t ersebut dapat dikat akan masih sempit karena (senyat anya) ant hropologi sendiri bukan hanya t erbat as melihat penghayat an masyarakat dan pengaruh unsur budayanya saja. Akan t et api, sesempit apapun t aw aran yang disampaikan oleh Solit a Sarw ono, m inimal, dapat menggambarkan ket erkait an ant ara keduanya; kesehat an dan budaya masyarakat nya.

Penilaian sempit at as t aw aran Solit a Sarw ono t ersebut , paling t idak apabila disandingkan dengan konsep ant hropologi secara makro sebagaimana dit aw arkan oleh Koent jaraningrat . M enurut Koent jaraningrat , ilm u ant hropologi mempelajari

manusia dari aspek fisik, sosial, dan budaya. 6 Di lain pihak, t aw aran pengert ian ant hropologi kesehat an

oleh Fost er/ Anderson dapat dikat akan merupakan konsep yang

5 Djekky R. Djoht , 2002. “ Penerapan Ilm u Antropologi Kesehat an Dalam Pembangunan Kesehat an M asyarakat Papua” dalam Jurnal Ant ropologi Papua

Vol. 1 No. I Agust us 2002, 13. 6 Koent jaraningrat , 1994. Papua M embangun M asyarakat M ajemuk. Jakart a;

Djam bat an, 76.

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

t epat . Hal ini karena, sepert i dikut ip oleh Djoht , menurut Fost er/ Anderson, ant hropologi kesehat an mengkaji masalah- masalah kesehat an dan penyakit dari dua kut ub yang berbeda, yakni kut ub biologi dan kut ub sosial budaya.

kut ub biologi adalah pert umbuhan dan perkembangan manusia, peranan penyakit dalam evolusi manusia, dan paleopat ologi (st udi mengenai penyakit -penyakit purba). Sedangkan pokok perhat ian kut ub sosial budaya adalah sist em medis t radisional (et nomedisin), masalah pet ugas-pet ugas kesehat an dan persiapan profesional mereka, t ingkah laku sakit , hubungan ant ara dokt er-pasien, dan dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehat an

Adapun pokok

perhat ian

barat kepada masyarakat t radisional. 7 Sement ara menurut Horacio Fabrega Jr., sebagaimana

dikut ip oleh Djoht , ant hropologi kesehat an adalah st udi yang menjelaskan; (a) berbagai fakt or, mekanisme, dan proses yang memainkan peranan di dalam mempengaruhi cara-cara di mana individu-individu dan kelom pok-kelom pok t erkena oleh at au berespon t erhadap sakit dan penyakit , dan (b) mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan penekanan t erhadap

pola-pola t ingkah laku. 8 Berpijak pada desain dimaksud, maka st udi ini secara

khusus dit ujukan unt uk melihat , mendeskripsikan, dan memaknai konsep sakit dan sehat dalam pandangan dan perilaku Et nik M uyu berdasarkan budayanya. At au, st udi ini bermaksud melihat secara ut uh dampak at au pengaruh dari budaya yang dimiliki oleh masyarakat Et nik M uyu t erhadap cara pandangnya mengenai konsep sehat dan sakit .

7 Djoht , 2002. Penerapan Ilmu Ant ropologi Kesehatan Dalam Pembangunan Kesehat an M asyarakat Papua , 13-14. 8 Ibid ., 15.

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

Pengaruh budaya t erhadap kesehat an t ersebut akan dibaca menggunakan met ode et nografi. M et ode ini dipilih karena sangat relevan dengan luaran st udi yang ingin dicapai, yakni deskripsi suat u kebudayaan. Hal ini sekaligus memiliki kesesuaian dengan t ujuan ut ama et nografi yakni memahami suat u pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli. M eminjam t aw aran M alinosw ki, sepert i dikut ip oleh James P. Spradley, bahw a t ujuan et nografi adalah memaham i sudut pandang penduduk asli, hubungannya dengan kehidupan, unt uk

mendapat kan pandangannya mengenai dunianya. 9 Sement ara it u, apabila menjejak pada t aw aran LeCompt e

dan Schensul dalam Emzir, maka yang dimaksudkan dengan et nografi adalah sebuah met ode penelit ian yang bermanfaat dalam menemukan penget ahuan yang t ersembunyi dalam suat u

budaya dan kom unit as. 10 M asih mengut ip Spradley, penelit ian et nografi m elibat kan

akt ivit as belajar mengenai dunia orang yang t elah belajar melihat , mendengar, berbicara, berpikir, dan bert indak dengan cara-cara yang berbeda. Tidak hanya mempelajari mesyarakat ,

lebih dari it u, et nografi berart i belajar dari masyarakat . 11 Oleh karena it u, begit u mudah dapat dipahami alasan mengapa dalam

met ode et nografi ini penelit i diharuskan langsung t erjun ke lapangan unt uk mencari dat a melalui informan. 12

Terdapat (minimal) lima persyarat an yang harus dipenuhi dalam rangka memilih informan yang baik, yakni: (1) enkult urasi

Jam es P. Spradley, 1997. M etode Etnografi. Jogjakart a; PT. Tiara Wacana. 3.

10 Emzir, 2011. M et odologi Penelitan Kualitat if, Analisis Data.Jakart a; PT Rajagrafindo Persada, 18.

11 Spradley, 1997. M et ode Etnografi, 3. 12 Rat na, Nyom an Kutha, 2010. M etodologi Penelit ian, Kajian Budaya dan Ilmu

Sosial Humaniora pada Umumnya . Yogyakart a; Pust aka Pelajar, 88.

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

penuh, (2) ket erlibat an langsung, (3) suasana budaya yang t idak dikenal, (4) w akt u yang cukup, dan (5) non analit is. 13

mengenai manfaat penggunaan met ode ini dalam upaya mem ahami rumpun manusia, t erdapat lima manfaat yang akan diperoleh, yait u: a) memberikan informasi t ent ang adanya t eori-t eori ikat an budaya (cult ure-bound), sekaligus mengoreksi t eori sosial barat , b) menemukan t eori grounded, sekaligus mengoreksi t eori formal,

c) memahami masyarakat kecil (non-Barat ), sekaligus masyarakat kompleks (Barat ), d) memahami perilaku m anusia sebagai perilaku yang bermakna, sekaligus perbedaannya dengan perilaku binat ang, dan e) yang t erpent ing adalah unt uk

memahami manusia sekaligus kebut uhan-kebut uhannya. 14 Sement ara it u, kerangka konsep disusun berdasar t eori

Blum t ent ang st at us kesehat an, bahw a di dalam mempelajari st at us kesehat an sangat dipengaruhi oleh beberapa fakt or: perilaku, lingkungan (fisik, sosial, ekonomi, dan budaya),

pelayanan kesehat an, dan fakt or ket urunan. 15 Sedang penent uan unsur-unsur budayanya menggunakan krit eria t ujuh unsur

budaya yang dit aw arkan oleh Koent jaraningrat , yakni alam (kedudukan dan t empat t inggal), organisasi sosial dan sist em kekerabat an, sist em t eknologi, sist em penget ahuan, sist em mat a

pencaharian, sist em religi, dan kesenian. 16 Selain mengeksplorasi unsur-unsur budaya Et nik M uyu

yang berkait an dengan kesehat an, st udi ini juga didesain unt uk

13 Spradley, 1997. M et ode Etnografi, 61. 14 Ibid ., 12-20 15 Periksa Henrik L. Blum , 1974. Planning for Healt h: Development and

Application of Social Change Theory. New York; Behavioral Publicat ions 16 Koent jaraningrat , 2002. M anusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakart a; Djam bat an.

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

mempelajari peran pelayanan kesehat an konvensional dan sekaligus pengaruhnya t erhadap perilaku sehat masyarakat M uyu unt uk meningkat kan st at us kesehat annya.

1.1.5. W ilayah Kajian Studi

Apabila membaca mengenai Angka Kemat ian Ibu (AKI) dan Angka Kemat ian Bayi (AKB) di Indonesia masih cukup t inggi dibandingkan Negara ASEAN lainnya. Survei Demografi Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan bahw a AKI 359 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 32 per 1000 kelahiran hidup. Berdasar kesepakat an global M DGs (M illenium Developm ent Goals) t ahun 2000 diharapkan t ahun 2015 t erjadi penurunan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Berbagai upaya Kesehat an Ibu dan Anak (KIA) t elah dilakukan unt uk mengat asi perbedaan yang sangat besar ant ara AKI dan AKB di negara maju dan di Negara berkembang, sepert i Indonesia.

Sement ara dat a Riskesdas 2007 menunjukkan prevalensi HT sebesar 31,7%, balit a st unt ing 36,8%, dan akses sanit asi 43%. Hal ini menunjukkan bahw a masalah kesehat an t idak hanya pada st at us kesehat an ibu dan anak saja, namun t ermasuk masalah penyakit t idak menular, gizi, dan PHBS.

Dat a Susenas 2007 menunjukkan bahw a hanya sekit ar 35% penduduk sakit yang mencari pert olongan ke fasilit as pelayanan kesehat an. Tampaknya penduduk cukup banyak yang t idak memanfaat kan fasilit as kesehat an t erbukt i 55,4% persalinan t erjadi di fasilit as kesehat an dan masih banyak yait u 43,2% persen melahirkan di rumah. Dari jumlah ibu yang

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

melahirkan di rumah 51,9% dit olong bidan dan masih t erdapat 40,2 yang dit olong dukun bersalin. 17

Sedangkan dat a Riskesdas 2010 menunjukkan bahw a set ahun sebelum survei, 82,2% persalinan dit olong oleh t enaga kesehat an namun masih ada kesenjangan ant ara pedesaan (72,5%) dan perkot aan (91,4%). M asih t ingginya pemanfaat an dukun bersalin sert a keinginan masyarakat unt uk melahirkan di rumah, t erkait dengan fakt or-fakt or sosial budaya.

Renst ra Kem ent erian Kesehat an t ahun 2010-2014 t ent ang program Gizi dan KIA menyebut kan beberapa indikat or t ercapainya sasaran hasil t ahun 2014. Indikat or-indikat or t ersebuat adalah (1) persent ase pert olongan persalinan oleh t enaga kesehat an t erlat ih sebesar 90%,(2) kunjungan neonat al pert ama (KN1) sebesar 90%, dan (3) persent ase balit a yang dit imbang berat badannya (jumlah balit a

Sement ara

apabila

melihat

dit imbang/ balit a seluruhnya at au D/ S) sebesar 85%. 18 M endasarkan pada dat a-dat a di at as, maka w ilayah kajian

dari st udi ini, sebagai dijelaskan dalam ruang lingkup masalah st udi, yakni Kesehat an Ibu dan Anak (KIA), Penyakit Tidak M enular (PTM ), Penyakit M enular (PM ), dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Hanya saja, keempat it em dimaksud, t idak dijelaskan secara keseluruhan dan mendet ail dalam buku ini. Hal ini dilakukan karena st udi ini dikhususkan membaca secara spesifik dan ut uh bagian-bagian t ert ent u dari keempat w ilayah kajian dimaksud.

17 Badan Penelitian dan Pengem bangan Kesehat an RI., 2010. Laporan Nasional

Riset Kesehat an Dasar Tahun 2010 . Jakart a; Badan Lit bangkes RI.

18 Keput usan M ent eri Kesehat an (Kepmenkes) Nom or 1798/ M ENKES/ SK/ XII/ 2010 t ent ang Pedom an Pem berlakuan Indeks Pem bangunan Kesehat an

M asyarakat .

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

1.1.6. Kelemahan-kelemahan Studi Deskripsi t ent ang Et nik M uyu dalam kait an ant ara unsur-

unsur yang mempengaruhi dan membent uk budaya dan (sekaligus) pengaruhnya t erhadap cara pandangnya t erhadap konsep sehat -sakit sudah diupayakan sedet ail mungkin. Namun, penelit i yakin masih t erdapat banyak celah yang membut uhkan diskusi lebih lanjut dan panjang at asnya. Sebut sat u hal misalnya menyangkut w ilayah t empat t inggal Et nik M uyu it u sendiri.

Dari perspekt if ket ercakupan w ilayah t inggal, jelas st udi ini t idak berkompet ensi unt uk mencakup seluruh w ilayah geografis dimana keseluruhan et nik ini berdiam , menet ap, dan membent uk

kemudian (apabila) mendeskripsikan at as perkembangan suku ini set elah mengalami pergumulan panjangnya dengan pihak-pihak lain, t erut ama kaki t angan modernisasi. Oleh karena it u, Et nik M uyu yang dideskripsikan secara (ut uh) dalam st udi ini hanya Et nik M uyu yang menet ap di w ilayah administ rat if Dist rik M indipt ana, dan bukan Et nik M uyu yang menet ap di w ilayah, baik dist rik-dist rik maupun kampung-kampung di w ilayah dist rik-dist rik t ersebut .

budayanya.

Terlebih

Belum lagi apabila menyangkut persoalan sub suku (marga) yang t erdapat dalam suku ini. St udi t ent ang kesehat an dalam kait annya dengan budaya ini t idak pula hendak memaparkan secara menyeluruh t ent ang hal dimaksud menurut masing-masing sub suku (marga) t ersebut . M eskipun demikian, hampir t idak t erdapat perbedaan yang menonjol ant ara masing- masing sub suku (marga) dalam kait annya dengan konsep budaya dan kesehat annya. Hal ini karena, meskipun t erdapat berpuluh- puluh marga dalam sat u suku ini, namun dalam hal prinsip hidup t idak t erdapat perbedaan. Perbedaan yang menonjol hanya dit emukan dalam dialek bahasanya.

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

1.2. Kajian Terdahulu

St udi t ent ang Papua, khususnya mengenai Et nik M uyu t elah dilakukan oleh beberapa penelit i, diant aranya adalah:

J.W. Schoorl 19 dengan judul Kebudayaan dan Perubahan Et nik M uyu dalam Arus M odernisasi Irian Jaya . Hasil penelit ian

yang kemudian dit erbit kan oleh Grasindo di t ahun 1997 ini mengkaji t ent ang masyarakat Et nik M uyu dan segala sendi kehidupannya dalam pengaruh arus modernisasi, pengaruh para pendat ang, t ermasuk adanya pengaruh gerakan keselamat an dari M erauke.

Eric Rum lus melakukan penelit ian pada masyarakat Et nik M uyu dan t elah dit erbit kan oleh Pusat Past oral Yogyakart a t ahun 1980 dengan judul Penggunaan Kekuat an-Kekuat an Gaib dalam Et nik M uyu (Irja) . Penelit ian Rumlus ini membahas t ent ang sist em religi yang meliput i seluruh segi kehidupan masyarakat Et nik M uyu, meski juga t elah menganut agama-agama modern yang didominasi agama Kat olik.

Selain it u, juga t erdapat sebuah art ikel yang dit ulis oleh Dew i Indraw at i berjudul “ Kearifan Lingkungan pada M asyarakat M uyu Provinsi Irian Jaya” . Art ikel ini menjadi salah sat u bagian dari sebuah buku yang berjudul Bunga Ram pai Kearifan Lingkungan .

19 J.W. Schoorl adalah kepala onderafdeling (kabupat en) M uyu dari aw al t ahun 1955 hingga pert engahan t ahun 1956. Pada aw alnya Schoorl hanya

m enjalankan t ugas unt uk m enyelidiki kondisi sosial buruh dari gubernur daerah yang pada w akt u it u adalah Nederlands-Nieuw -Guinea, yaitu J. van Baal, dan di baw ah pengaw asan C.J. Grader, yang pada w akt u it u sebagai Kepala Urusan Pribum i. Schoorl m engadakan penelit ian it u di desa Kaw angt et dan Yibi. Schoorl t inggal dua pekan di m asing-m asing desa it u, dan juga m engum pulkan dat a di M indipt ana. Schoorl sangat popular di m at a para orang-orang tua Etnik M uyu yang menjadi inform an dalam riset et nografi kesehat an ini.

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

1.3. Sistematika Buku

Selanjut nya, di bagian ini pula akan dideskripsikan mengenai st rukt ur/ isi buku. Buku ini t erdiri at as enam bab dengan beragam t opik di masing-masing babnya. M eski demikian, deskripsi dan analisis yang dilakukan t et ap dalam ruang lingkup kajian dan t idak sama sekali keluar dari w ilayah st udi yang direncanakan. Keenam bab at au bagian t ersebut dideskripsikan secara umum sebagai berikut :

Bab I menjelaskan t ent ang gambaran umum at as st udi yang dilakukan, lat ar belakang, masalah dan t ujuan st udi, sert a bat asan-bat asan

dilanjut kan dengan pembahasan masalah desain st udi, w ilayah kajian, kelemahan- kelemahan, kajian st udi t erdahulu sert a sist emat ika buku.

st udi.

Kemudian

Bab 2 menjelaskan t ent ang sejarah, asal-usul, sert a perkembangan yang t erjadi pada masyarakat Et nik M uyu. Pada bagian ini akan dijelaskan perihal genealogi, asal-usul, suku bangsa, bahasa, sert a prinsip hidup yang menonjol bagi orang M uyu. Selain it u juga akan dipaparkan profil orang M uyu dalam pandangan para pendat ang.

Bab 3menjelaskan t ent ang pot ret dan dinamika budaya kesehat an yang berlaku pada masyarakat Et nik M uyu. Pada bagian ini dijelaskan masalah konsep sehat -sakit Et nik M uyu yang juga akan diperbandingkan dengan beberapa Et nik lain di w ilayah Papua. Selain it u juga dipaparkan t ent ang pengobat an t radisional sert a modern, dan juga perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat Et nik M uyu.

Bab 4 menjelaskan secara lebih spesifik budaya kesehat an khusus pada ibu dan anak. Pada kesehat an ibu at au perempuan akan dibahas sesuai dengan pent ahapan masa remaja, masa kehamilan, masa persalinan, dan masa nifas. Selain it u juga diuraikan t ent ang penget ahuannya dalam hal kesehat an reproduksi. M asa ibu t ersebut akan dilanjut kan sampai dengan

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

masa bayi at au anak-anak, yait u masa neonat us dan bayi sert a pola menyusui yang berlaku bagi bayi Et nik M uyu

Bab 5 menjelaskan lebih lanjut bahasan kesehat an ibu dan anak dalam t emat ik t ent ang pengasingan perempuan Et nik M uyu saat persalinan. Pada bagian ini dideskripsikan st udi kasus pada salah sat u perempuan M uyu yang mengalami pengasingan saat melakukan persalinan. Selain it u juga dipaparkan pandangan t okoh masyarakat dan juga pandangan masyarakat t ent ang hal t ersebut .

Bab 6 menjelaskan t ent ang cat at an penelit i t erhadap keseluruhan isi buku yang dirangkum dalam beberapa kesimpulan. Berdasarkan

kesimpulan-kesimpulan t ersebut penelit i mencoba melemparkan rekomendasi yang disesuaikan dengan kondisi yang spesifik lokal unt uk menjam in fisibilit as dari implement asi rekomendasi yang diajukan.

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

BAB 2 SEPENGGAL SEJARAH ASAL-USUL DAN PERKEM BANGAN

M endeskripsikan t ent ang eksist ensi Et nik M uyu—dengan segala t et ek bengeknya—t idak ubahnya mengurai gulungan panjang benang sejarah umat manusia, khususnya masyarakat Papua. Terlebih khusus lagi masyarakat di Provinsi Papua bagian Selat an. Hal ini disebabkan Et nik M uyu ini memiliki sejarah yang begit u panjang dan kompleks. Di sat u pihak, kompleksit as it u menyangkut pemahaman dan keyakinan menyangkut asal-usul (genealogi) dan perilaku sebagai ekspresi at as pemahaman dan keyakinan dalam w ujud budayanya. Sedangkan di pihak lain, juga bert alian dengan hiruk-pikuk konst alasi polit ik, ekonomi, agama dan t radisi (budaya) yang melingkari dan mew arnai hidup dan kehidupan mereka selama ini.

Terlebih kemudian, apabila menyebut M uyu, t ernyat a, bukanlah berart i t unggal, sat u. Sebab di dalamnya t erdapat banyak sub suku (marga/ fam) yang t idak hanya berbeda nama, berbeda dalam dialek bahasanya, juga berbeda dalam beberapa prinsip hidup lainnya. Kompleksit as it u semakin menampakkan w ujudnya ket ika kit a berupaya melukiskan bagaimana proses t egur-sapa mereka dengan budaya lain yang (t iba-t iba) hadir, hilir mudik, dan hidup di t engah-t engah mereka. Perset ubuhan (baca: int eraksi dan akult urasi) dengan budaya lain it u jelas semakin menambah deret an panjang gulungan benang yang harus diurai.

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

Sebelum secara khusus berbicara mengenai Et nik M uyu ini, mungkin lebih sempurna apabila dieksplorasi t erlebih dahulu mengenai kebudayaan Papua secara umum. Hal ini menjadi pent ing karena Et nik M uyu dan segala hal yang bersangkut paut dalam kebudayaannya menjadi sat u bagian yang t idak t erpisahkan dari kebudayaan masyarakat

Papua secara keseluruhan. Pulau Irian (kini Papua) yang berbent uk seekor burung raksasa, secara polit is t erbagi at as dua bagian dengan garis pembat as sekit ar 141  BT. Bagian yang t erlet ak di bagian Barat garis pembat as t ersebut adalah Provinsi Papua yang merupakan provinsi paling Timur di Indonesia. Sedangkan bagian Barat adalah negara Papua New Guenia (PNG).

Sedangkan bat as w ilayahnya dapat dikemukakan sebagai berikut :