Etnik M uyu dalam Bingkai Para Pendatang

2.6.2. Etnik M uyu dalam Bingkai Para Pendatang

Ibarat seorang gadis cant ik, Et nik M uyu adalah et nik yang sangat enak unt uk dipandang dan dibicarakan. Di sat u pihak, predikat sebagai pekerja keras, memiliki prinsip hidup manusia kat i , memiliki kecerdasan dan kepandaian melebihi et nik-et nik lain di sekit arnya begit u melekat erat dalam diri et nik ini. Di pihak lain, sifat iri hat i, kecemburuan t erhadap kesuksesan orang lain yang begit u t inggi, dan (kemudian) mudah mencelakai dengan “ cara adat ” adalah sifat -sifat menonjol lain yang t idak boleh

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

dit iadakan dari et nik ini. Begit u komplit , t idak membosankan unt uk dipandang dan dibicarakan.

Jat i diri sebagai orang kat i, membuat mereka mempunyai et os kerja yang jauh melebihi et nik lain di seluruh Papua. Set idaknya hal ini banyak dit egaskan oleh para pendat ang yang t elah menet ap dan t inggal bersama mereka.

” Orang M uyu it u pint ar-pint ar pak, banyak yang sarjana, banyak dari mereka kuliah ke Cendraw asih 120 , M anado,

Surabaya, juga Yogyakart a. M ereka sekolah dibiayai Pemda…” demikian pernyat aan M ukayyin.

Lebih lanjut lelaki Jaw a asal M egaluh, Jombang, Jaw a Timur yang sudah lebih dari separuh hidupnya t inggal di Dist rik M indipt ana bersam a Et nik M uyu t ersebut m enyat akan,

“ …m asyarakat Et nik M uyu it u sangat ram ah t erhadap siapa saja, dan banyak dari m ereka m enduduki jabat an pent ing di pem erint ahan Tanah M erah (m aksudnya pem erint ah Kabupat en Boven Digoel, pen.), bahkan sam pai ke M erauke (m aksudnya pemerint ah Kabupat en M erauke, pen.)…”

Nada yang sama dilont arkan Adi Renyakan 121 , 38 t ahun, yang menyat akan, ” …orang M uyu it u suku paling unggul di

w ilayah (Papua) bagian Selat an ini pak. M ereka pint ar-pint ar dibanding suku lain yang t inggal di Asmat , M appi, juga M arind- anim…” .

120 Universit as Cendraw asih di Jayapura. 121 Adi Renyakan, m erupakan pedagang ikan air t aw ar yang dat ang sem inggu dua kali menyuplai di w ilayah Dist rik M indipt ana. Lelaki yang berasal dari

Pulau Kei Kecil di M aluku ini tinggal di Asiki, sekit ar empat sam pai lim a jam perjalanan dari M indipt ana. Adi Renyakan sudah lebih dari 20 t ahun m alang m elint ang di w ilayah Papua.

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

Di sisi lain, masyarakat M uyu sangat menghormat i keberagaman. Dalam pengamat an penelit i, di w ilayah Dist rik M indipt ana t inggal orang asli M uyu yang berdampingan dengan para pendat ang dari banyak et nik di Indonesia, dengan beberapa keyakinan yang berbeda. Di t engah perkampungan M indipt ana berdiri Gereja Kat olik, Gereja Prot est an, dan M asjid dengan jarak yang t idak t erlalu berjauhan.

Dalam banyak int eraksi yang dilakukan oleh penelit i, t erlihat ket ulusan t anpa prasangka, percakapan yang diselingi dengan banyak t ert aw a lepas. Kondisi ini di-am in-i oleh M auliddin. Lelaki asal Pamekasan, M adura ini menyat akan bahw a sangat damai sekali t inggal di Dist rik M indipt ana ini, orang M uyu sangat ramah kepada siapapun, t ermasuk pada para pendat ang. Selama kurun w akt u kurang sembilan bulan, angot a TNI-AD berpangkat Sersan Sat u di Koramil 1711-02 Dist rik M indipt ana ini merasakan at mosfir t oleransi yang cukup t inggi di w ilayah ini.

Hal senada dilont arkan oleh Elpi M usa, 34 t ahun, t ent ang keramahan ala M uyu, “ Orang M uyu it u memang ramah-ramah pak. Kalau ket emu selalu mengucapkan salam… pagi pak... siang pak… begit u…” . M eski mengakui soal keramahan M uyu, peraw at asal Et nik Bugis yang sudah bert ugas di M indipt ana sejak t ahun 2005 ini cukup jengkel dengan t abiat orang-orang M uyu yang susah unt uk diberit ahu t erkait masalah kesehat an, ” …orang M uyu it u kalau sakit susah pak diberi t ahu… kadang dat ang berobat malah mendikt e mint a obat ini-it u…” keluh Elpi sambil t ersenyum.

Pada kesempat an berbeda, Suflan, 34 t ahun, seorang anggot a TNI-AD yang sudah t inggal di Kampung M indipt ana selama lebih dari set ahun menyat akan bahw a,” …w ah kalau sama kit a para pendat ang sih umumnya ramah pak. Cuman kalau pada sesama mereka sendiri it u suka cemburuan… suka iri hat i…” . Lebih lanjut lelaki berpangkat Sersan Dua dari Et nik Bima ini

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

menjelaskan bahw a sudah rahasia umum kalau orang-orang M uyu sangat gampang sekali merasa t idak senang apabila ada orang M uyu lainnya (t erut ama sesama Et nik M uyu) lebih berhasil, lebih kaya, at au bahkan sekedar menerima bant uan yang lebih besar dari pemerint ah.

Adi Renyaken mengisahkan, dulu saat ia masih bekerja sebagai karyaw an di PT. Korindo Group di Assiki, ia memiliki t eman se-kant or dan kebet ulan adalah t et angganya. Temannya bercerit a kepadanya bahw a kakaknya yang kepala dusun t elah menerima uang dalam jumlah yang besar karena hasil sew a lahan yang dimilikinya oleh perusahaan t ersebut . Namun meskipun demikian, t idak ada t anda-t anda perubahan apapun yang dit unjukkan oleh kakaknya it u. M isalnya membangun rumah dan membelanjakannya unt uk kebut uhan perabot rumah.

Ket ika hal it u dit anyakan kenapa? Temannya menjaw ab, “ kami t idak mau t erlihat mencolok dan nampak berbeda dari yang lain karena dapat menimbulkan kecemburuan dan t akut berakibat pada kemat ian” . Walhasil, kakak dan keluarganya t et ap menjalani hidup t anpa harus mengubah penampilan apapun, sama sepert i sebelumnya. Sama sepert i kebanyakan kondisi sosial ekonom i orang-orang dari et niknya, t idak kurang t idak lebih.

Tidak berbeda dengan Adi, cerit a yang hampir sama juga disampaikan oleh Slamet Sukart o. Pria kelahiran Srono, Banyuw angi 42 t ahun lalu dan sejak t ahun 1982 ikut orang t uanya menet ap di M erauke karena ikut program t ransmigrasi ini, pernah menjabat Kepala Cabang Bank BRI Cabang M indipt ana, nam un kemudian mengajukan pensiun dini. Slamet Sukart o menut urkan,

“ ...orang M uyu sangat ram ah, persaudaraannya kuat , juga t oleransinya. M ereka suka m enolong. Ibarat nya, kit a t idak akan m at i kelaparan di jalan apabila berada di

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

w ilayah ini. M ereka juga cerdas-cerdas dan krit is dalam berfikir. Nam un jangan sam pai m ereka sakit hat i. Dua hal yang dapat m engakibat kan kem arahan besar dan m em buat sakit hari bagi orang M uyu ini adalah apabila ada yang m encuri t anam an di kebunnya dan anak perem puan. Apabila m enyangkut dua hal, bisa panjang urusannya. …pokoknya jangan sam pai kit a m elakukan kesalahan dua hal t ersebut , m engam bil barang di kebun orang lain t anpa perm isi dan m engganggu anak perem puannya. Ini dapat m enjadi m asalah besar dan berujung pada kem at ian.”

At as nama persaudaraan dan kekerabat an, maka apabila set iap salah seorang dari anggot a keluarga, t erut ama yang sudah t idak t inggal serumah, mendapat rejeki, maka (seolah-olah) menjadi semacam kew ajiban, ia harus mengumpulkan seluruh anggot a keluarganya dan membagi rejeki yang dia peroleh it u. Apabila hal it u t idak dilakukan dan menyebabkan rasa sakit hat i bagi anggot a keluarga yang lain, maka t indakan mencelakai bahkan membunuh akan dilakukan.

Kondisi ini menyebabkan masyarakat Et nik M uyu akan berusaha bet ul menahan unt uk t idak sampai menunjukkan “ kelebihan” , baik di bidang hart a maupun kedudukan dengan sangat menyolok kepada yang lain. Dampak selanjut nya adalah, kehidupan yang dibangun haruslah sama; sama rat a sama rasa. Hal ini pula yang dapat dijadikan alasan pembenar mengapa kehidupan masyarakat di sini dari w akt u ke w akt u t idak menunjukkan perubahan yang signifikan, t erut ama dari penampakan kekayaan yang mereka miliki. Apabila seseorang ingin lebih maju dan sukses dibanding yang lain, maka t idak ada pilihan lain, pilihannya hanya sat u; keluar dari daerah ini dan hidup di daerah yang lain.

H. Iskandar mencerit akan, pernah ada seorang pembeli sat u karung beras di kiosnya. Pembeli it u memint a beras yang

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

dibelinya it u diant arkan ke rumahnya pada malam hari. Ket ika dit anya alasannya, pembeli it u mengat akan apabila beras sat u karung it u diant arkan siang hari, ia t akut kalau-kalau beras yang dibelinya dalam jumlah banyak it u akan dapat menimbulkan kecemburuan t et angganya dan orang lain yang melihat nya. Kecemburuan yang dapat berakibat celaka bagi diri dan keluarganya.

Cerit a senada juga disampaikan oleh Hj. Zulaihah. Ia mengisahkan,

“ Suat u ket ika ada seorang ibu m em beli bum bu m asak dalam jum lah banyak di kiosnya. Saya bercanda dengan m engat akan w ah m au m asak enak ya..., nam pak ibu it u t idak begit u suka. Ibu it u berkat a, ...eh ibu, ibu jangan bicara keras-keras begit u. Nant i saya punya t et angga ada dengar dan t ahu. Nant i m ereka cium harum m asakan saya, m ereka akan dat ang. Kalau saya t idak kasih, m ereka akan m arah dan bikin saya celaka.”

Sement ara pandangan masyarakat M uyu mengenai makna sakit dan kemat ian, bagi mereka set iap penyakit yang diderit a oleh seseorang past i disebabkan oleh orang lain. M aksudnya, orang lain sengaja membuat orang lainnya mencelakainya, menyakit inya, dan bahkan membunuhnya. Sebuah penilaian yang t imbul dari sifat yang selalu curiga dan t idak mudah percaya kepada orang lain.

Sukart o berikut menunjukkan bahw a anggapan dan keyakinan t ent ang konsep sakit dan mat i yang disebabkan perbuat an orang lain benar- benar t elah bersumsum t ulang dalam benak masyarakat Et nik M uyu.

Apa yang

dicont ohkan

Slamet

“ Suat u saat , Paulus Kom but uk, 60 t ahun, sesepuh adat di sini sakit . Paulus mengat akan kepada saya bahw a seseorang t elah m em buat nya sakit . Seseorang t elah

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

m engirim kan kupuk kepadanya. Ia sudah berupaya m int a bant uan “ orang pint ar” unt uk m engusir dan m enghilangnya penyakit it u dari dalam t ubuhnya. Berbagai rit ual sudah dilakukan, t et api penyakit yang diderit anya

disem buhkan. Penyakit nya t idak hilang bahkan m akin m em buat nya sem akin lem ah dan kesakit an. Seluruh anggot a keluarga dikum pulkan dan hanya pasrah m enunggu kem at ian Paulus.”

t idak

kunjung

dapat

Di t engah keput us-asaan dirasakan oleh seluruh anggot a keluar, Slamet memohon ijin unt uk membaw a Paulus Kombut uk berobat ke rumah sakit . Dengan menggunakan mobil dinas rumah sakit , Paulus Kombut uk pun dibaw a Slamet ke rumah sakit . Sesampai di rumah sakit , dokt er mengat akan bahw a t ernyat a Paulus t erserang penyakit malaria yang sudah akut . Akhirnya, Paulus diobat i, dan Paulus pun bisa sembuh. M eskipun demikian, kenyat aan ini mengajarkan dan mengubah sedikit penilaian masyarakat , t et api t idak mengubah Paulus keluarganya t ent ang cara pandang t erhadap konsep sakit , sembuh, dan kemat ian.

Rust am, 33 t ahun, pendat ang asal M akasar asli Suku Bugis ini juga memiliki penilaian yang kurang lebih sama. Lelaki perant auan yang sudah sejak t ahun 1998 lalu menet ap di kampung Osso Dist rik M indipt ana ini bahkan sampai pada sebuah t it ik just ifikasi bahw a pola pikir yang t elah berurat akar dalam kehidupan masyarakat M uyu it u susah unt uk diubah at au dihilangkan. Ia mengat akan,

“ ...susah unt uk diubah, m eskipun m ereka t elah berpendidikan t inggi dan m enet ap di sini. Ibarat nya sebuah sist em , m aka ia akan m asuk dan ikut pada sist em t ersebut . Budaya it u sudah sedemikian m endarah daging dalam m asyarakat M uyu. M enurut kit a it u kan t idak

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

m asuk akal, t api kan kit a t idak bisa m engat akan begit u karena it u adalah sebuah kepercayaan dan keyakinan m ereka.”

Namun, di ant ara sederet sifat “ negat if” yang melekat erat dalam set iap pribadi et nik ini, t erdapat sebuah sifat sangat posit if. Sifat it u adalah m udah memaafkan dan memint a maaf kepada orang lain at au pendat ang yang t inggal di daerah ini. Seorang informan mengat akan, orang M uyu it u mudah sekali marah dan dan t ersinggung, t et api mudah juga memint a maaf dan memaafkan. Benar-benar sebuah pribadi yang kompleks, begit u menarik unt uk didiskusikan.

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014