Apa yang Bisa Kita Lakukan?

6.2. Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Riset Et nografi Kesehat an yang mengambil t ema “ Perempuan M uyu dalam Pengasingan” ini lebih dit ujukan unt uk menyikapi masih eksisnya t radisi pengasingan pada perempuan M uyu yang sedang bersalin. Hal ini dilakukan demi mendapat kan manfaat sebesar-besarnya bagi bidang kesehat an dengan t et ap mempert imbangkan kearifan lokal.

Keyakinan masyarakat M uyu t ent ang ìpt èm persalinan yang mew ujud menjadi “ asal persalinan t idak di dalam rumah” merupakan sebuah peluang yang harus bisa dit angkap. M emanfaat kannya unt uk menggeser pola persalinan “ asal t idak di rumah” ke persalinan di fasilit as pelayanan kesehat an oleh t enaga kesehat an. Fakt a ini adalah suat u hal yang posit if yang seharusnya dapat dilihat lebih jeli oleh jajaran kesehat an unt uk lebih mengarahkan para ibu melahirkan di fasilit as kesehat an dan bukan di rumah.

M uyu yang t idak mempermasalahkan

penolong persalinannya

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

merupakan sat u poin posit if yang bisa kit a ambil dengan mempromosikan t enaga kesehat an (bidan) sebagai penolong persalinan. Apalagi hal ini didukung dengan adanya Jaminan Kesehat an Papua (Jamkespa) yang menghilangkan hambat an biaya akses masyarakat ke fasilit as pelayanan kesehat an.

Kendala aksesibilit as ke fasilit as pelayanan kesehat an dalam hal pembiayaan sudah t idak ada. Demikian juga dengan aksesibilit as secara sosial pun bukan merupakan kendala, karena masyarakat t idak mempermasalahkan persalinan yang dilayani t enaga kesehat an. M aka langkah prakt is dan st rat egis ut ama yang harus diambil adalah menjamin ket ersediaan t enaga kesehat an sekaligus dengan fasilit as pelayanan kesehat an sampai pada level kampung (desa).

Ket ersediaan fasilit as pelayanan kesehat an yang melayani persalinan saat ini hanya Rumah Sakit Bergerak, it upun hanya dengan ket ersediaan dua t empat t idur. Hal ini dirasakan sangat kurang, bebannya pun semakin berat dengan t anggung jaw ab sebagai pusat rujukan, t idak hanya unt uk w ilayah Dist rik M indipt ana, t et api juga unt uk Dist rik Kom but , Sesnukt , dan Dist rik Woropko. Dengan pert imbangan t ersebut

maka penambahan ket ersediaan fasilit as pelayanan kesehat an yang bisa melayani persalinan menjadi sangat mendesak. Sehingga fasilit as pelayanan kesehat an yang seharusnya ada pada t ingkat desa t idak hanya melayani pengobat an saja, t api juga persalinan dengan didukung peralat an dan t enaga yang memadai.

Ket ersediaan fasilit as pelayanan kesehat an sampai ke t ingkat kampung ini akan menghapus dengan sendirinya kendala aksesibilit as sarana dan prasarana t ransport asi sebagai konsekuensi t opografi di w ilayah Dist rik M indipt ana yang ekst rem sebagai w ilayah pegunungan.

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

Terbukanya sist em yang berlaku pada masyarakat Et nik M uyu dengan t idak mempermasalahkan dan mau menerima dengan t angan t erbuka t enaga kesehat an dengan asal at au lat ar suku manapun juga merupakan nilai posit if yang bisa dipert ahankan. Sist em t erbuka ini dinilai akan lebih memudahkan langkah yang diambil pemerint ah set empat dalam upaya pengadaan at au pemenuhan t enaga kesehat an yang dibut uhkan unt uk keperluan t ersebut .

Dalam t at aran lebih luas, Pemerint ah daerah set empat harus melakukan akselerasi pembangunan sarana dan prasarana fasilit as umum lainnya. Akselerasi ini masih sangat diperlukan karena ket ersediaannya yang masih t ergolong m inim. Langkah ini mut lak harus dilakukan unt uk langkah ret ensi agar t enaga kesehat an yang dit empat kan di kampung-kampung nant inya merasa bet ah dan t erperhat ikan.