Kepercayaan pada Sesuatu yang M empunyai Daya Penyembuh

3.2. Kepercayaan pada Sesuatu yang M empunyai Daya Penyembuh

M asyarakat Et nik M uyu secara t radisional m engenal t anaman at au t empat yang diyakini memiliki khasiat . Khasiat ut ama berupa penyembuhan dan at au peningkat an kesehat an orang M uyu. Penelit i berhasil mengident ifikasi beberapa di ant aranya, sebagai berikut ;

1) Buah Kam ak at au Halia at au Alia

Buah halia at au kam ak lebih dikenal sebagai jahe bagi masyarakat Indonesia di daerah lain. Bila di daerah lain, t erut ama di Pulau Jaw a, jahe biasa dijadikan sebagai bahan makanan at au minuman yang bisa memberikan efek rasa hangat bagi t ubuh, maka bagi Et nik M uyu jahe memiliki fungsi yang sangat jauh berbeda. Bagi et nik M uyu, kam ak diyakini sebagai obat ant i roh at au ant i mahluk halus. Sedang Am ak (jenis alia hut an), diyakini lebih mempunyai daya t olak t erhadap roh halus dibanding kam ak .

Buah kam ak di w ilayah Pegunungan Tengah Papua ini berbeda dengan jahe di Pulau Jaw a yang besar-besar, di M indipt ana jahe t erlihat jauh lebih kecil. M eski demikian, pengalaman penelit i dalam mengkonsumsi kam ak yang dicampurkan dalam kopi, ‘pedas’nya t idak kalah dengan jahe di daerah lain.

kesempat an w aw ancara, informan menyebut kan bahw a kam ak seringkali menjadi

Dalam

beberapa

154 Ibid .

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

baw aan w ajib bagi ibu hamil dan anak kecil saat berjalan ke luar rumah. Kam ak digunakan bukan sebagai penaw ar at au obat , t et api sebagai bahan pencegahan agar mahluk halus t idak mau mendekat .

Pada aw alnya kamak yang hendak dipakaikan dicuci bersih. Kemudian dit usuk di pinggirnya unt uk ikat an. Tali yang dipergunakan unt uk gelang menurut Pet ronela Apai dipint al dari serat pohon gnem o (melinjo/ belinjo).

M asyarakat Et nik M uyu mengenal dua jenis kam ak yang berbeda. Dua kam ak t ersebut adalah kamak biasa yang berw arna put ih kekuningan dan kam ak merah. Tidak dilaporkan fungsi khusus yang berbeda di ant ara keduanya.

Kam ak seringkali dipakaikan pada anak kecil sebagai kalung. M enurut Phillips Leonard Bonggo, 64 t ahun, serat kam ak dipint al t erlebih dahulu sebelum dijalin sebagai mat a kalung. Pengalaman berbeda dicerit erakan oleh Pet ronela Apai, 32 t ahun, yang memakaikan kamak pada anaknya sebagai sebuah gelang yang dilingkarkan ke t angannya.

Berbeda dengan Et nik M uyu, kam ak at au jahe pada et nik lain lebih dikenal dengan beragam fungsinya yang t erkesan jauh dari dunia supernat ural. Secara ilmiah jahe (Zingiber Officinale Rosc) dikenal mempunyai kegunaan yang cukup beragam, ant ara lain sebagai rempah, m inyak at siri, pemberi aroma, at aupun sebagai obat . Sedang secara t radisional, jahe dikenal mempunyai kegunaan ant ara lain unt uk mengobat i penyakit remat ik,

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

asma, st roke, sakit gigi, diabet es, sakit ot ot , t enggorokan, kram, hipert ensi, mual, demam dan infeksi 155 .

Gambar 3.2

Kamak Put ih (Kiri) dan Kamak M erah (Kanan) Sum ber: Dokument asi Penelit i, M ei 2014

2) Éndém kat

Éndém kat (kulit kayu éndém ) adalah sejenis kulit kayu yang memiliki bau harum. M enurut Yohanes Konambe, 67 t ahun, dalam keyakinan masyarakat Et nik M uyu kulit kayu éndém kat mempunyai fungsi sama sepert i jahe hut an (am ak), yait u sebagai penangkal roh- roh halus. Selain it u éndém kat juga berfungsi mirip sepert i jahe biasa.

155 Hernani dan Christ ina Winart i, 2012. Kandungan Bahan Akt if Jahe dan Pemanfaatannya dalam Bidang Kesehat an. Bogor; Balai Besar Penelit ian dan

Pengem bangan Pascapanen Pert anian, 125-142.

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

Unt uk anak kecil M uyu, sama sepert i am ak, éndémkat juga biasa dipakaikan sebagai kalung. Kulit kayu éndémkat kering dipot ong kot ak kecil, kemudian diberi t ali, dan dipakaikan ke leher anak-anak. Sedang pada bayi yang baru lahir, pot ongan kecil éndém kat biasa diikat kan pada t angannya unt uk menghindari gangguan roh-roh jahat .

3) Buah Bit kuk

M enurut ket erangan Phillips Leonard Bonggo,64 t ahun, bit kuk t ermasuk salah sat u keluarga lengkuas. M eski bent uknya mirip lengkuas, t et api bit kuk bisa t umbuh dengan ada buahnya.

Gam bar 3.3 Pohon Bit kuk Sum ber: Dokum ent asi Penelit i, M ei 2014

Yohanes Konambe, 67 t ahun, menjelaskan bahw a bit kuk mempunyai fungsi at au kegunaan yang mirip dengan am ak. M enurut keyakinan masyarakat Et nik

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

M uyu bit kuk mempunyai kedudukan lebih t inggi dibanding dengan kam ak. Biasanya bit kuk dipergunakan set elah kam ak dianggap t idak berhasil.

Selain it u bit kuk juga biasa dipakai sebagai alat pembersih unt uk me” mandi” kan bayi at au anak kecil. Penggunaannya dengan

cara dipot ong t ipis-t ipis, kemudian pot ongan t ipis bit kuk digosokkan at au dibalurkan ke seluruh t ubuh unt uk menghilangkan lendir- lendir dan daki.

4) Kunim nòng

Kunim nòng adalah t anaman berbent uk t ali at au sulur-sulur. Kunim nòng diyakini mempunyai khasiat sebagai obat ant i malaria.

Bagian dari t anaman ini yang diyakini memiliki khasiat adalah get ahnya yang berw arna kekuningan. M enurut ket erangan informan rasanya dikenal sangat pahit , m irip dengan chloroquin.

5) Daun Nangka

Daun Nangka diyakini oleh perempuan Et nik M uyu mempunyai khasiat sepert i daun kat uk, yait u dapat meningkat kan kapasit as air susu ibu yang dihasilkan oleh para ibu saat menyusui bayinya. Hanya saja daun nangka t idak unt uk dimakan, t et api penggunaannya dengan cara daun nangka diremas-remas, kemudian dibalurkan ke sekit ar payudara.

6) Kòt ék

jenis t anaman yang mempunyai daun berw arna hijau dan berbent uk memanjang. M enurut keyakinan masyarakat Et nik M uyu kòt ék diyakini mampu menyembuhkan sakit remat ik dan juga bisa berfungsi unt uk menurunkan demam . Bagian

Kòt ék adalah

nama

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

dari t anaman ini yang diyakini memiliki khasiat adalah daun dan bat ang kayunya.

Caranya dengan merebus daun at au bat ang kayu yang sudah dikikis kulit nya. Rebusan air ini selanjut nya dipergunakan unt uk mandi.

Gambar 3.4. Tanam an Kòt ék Sum ber: Dokument asi Penelit i, Juni 2014

7) Kòw òròm òk

Kòw òròm adalah nama lain dari rot an dalam Bahasa M uyu, sedang òk art inya adalah air. Jadi secara harfiah pengert ian kòw òròm òk adalah air yang berasal dari pohon rot an.

Pohon rot an memiliki kadar air yang cukup banyak di dalam bat angnya. M enurut keyakinan masyarakat Et nik M uyu air yang berasal dari dalam pohon rot an

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

mempunyai khasiat bisa menurunkan dem am bila diminum. Caranya dengan memot ong bat ang rot an yang berbent uk sulur-sulur pada kedua sisinya, dan t et esan air dari bat ang t ersebut bisa langsung dikonsumsi.

Gambar 3.5. Tanam an Kòw òròm dan Tet esan Air (òk) dari Bagian yang Terpot ong Sum ber: Dokument asi Penelit i, Juni 2014

M eski diyakini memiliki khasiat , t et api air dari kòw òròm t idak boleh diberikan pada perempuan M uyu. M enurut orang-orang t ua M uyu, hal t ersebut bisa mengacaukan siklus menst ruasi menjadi lebih panjang dan t idak t erat ur.

Tanaman lain sejenis rot an dan mempunyai fungsi dan khasiat yang sama adalah nupnòng. Nupnòng juga berbent uk t ali at au sulur-sulur. Bagian yang berkhasiat juga sama dengan kòw òròm , t ermasuk juga cara mengambil airnya.

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

8) Get ah Kut ut kan

Dalam keyakinan masyarakat Et nik M uyu pohon kut ut kan dipercaya mempunyai fungsi sebagai ant isept ik. Bagian dari pohon kut ut kan yang diyakini mempunyai khasiat obat adalah get ahnya. Orang M uyu biasa memberikan get ah pohon kut ut kan pada luka. M enurut informan st af Puskesmas t erkadang get ah kut ut kan juga dit et eskan pada luka scabies.

9) Daun Gat al (At rim )

Daun gat al at au dalam Bahasa M uyu biasa disebut sebagai at rim dilaporkan ada dan t umbuh di seluruh w ilayah Papua dan juga beberapa w ilayah lainnya. Bagi beberapa et nik di w ilayah Pegunungan Tengah daun gat al juga sudah lazim sebagai obat at au pereda rasa capek at au pegal-pegal. Orang M uyu menggunakan daun gat al dengan cara menempelkan secara langsung daun gat al pada bagian yang dirasakan capek at au sakit . Pert ama- t ama daun gat al diremas-remas, kemudian remasan t ersebut dibalurkan sambil dipijat -pijat pada bagian t ubuh yang capek at au sakit . Efek pert ama yang sangat umum adalah rasa gat al yang dit imbulkan zat -zat yang t erkandung di dalam daun t ersebut .

Dalam Riset Et nografi Kesehat an yang pert ama di Kabupat en Pegunungan Bint ang, Kurniaw an, dkk., melaporkan bahw a Et nik Ngalum di Oksibil juga menggunakan daun gat al sebagai obat . Daun gat al dalam Bahasa Ngalum biasa disebut sebagai bep. Et nik Ngalum seringkali mengunakan daun gat al sebagai bahan pereda capek-capek, sakit panas, dan bahkan diyakini bisa

menyembuhkan sakit malaria 156 .

Aan Kurniaw an, dkk., 2012. Buku Seri Etnografi Kesehatan, 44-47.

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

Gambar 3.6. Daun Gat al (at rim) yang biasa dijual di Pasar Pagi M indipt ana Sum ber: Dokument asi Penelit i, M ei 2014

Daun gat al at au Laport ea Indica adalah t anaman famili Urt icaceae. Umumnya, t anaman jenis ini memang memiliki

sepert i m onoridin, t rypt ophan, hist idine, alkaloid, flavonoid, asam formiat , dan aut hraguinones. Asam semut ini sendiri t erkandung di dalam kelenjar ” duri” pada permukaan daun. Saat ” duri” t ersebut mengenai t ubuh, asam semut dalam kelenjar it u t erlepaskan dan mempengaruhi t erjadinya pelebaran pori-pori t ubuh. Pelebaran pori-pori ini rupanya merangsang peredaran darah. It ulah sebabnya orang yang

kandungan

kimiaw i

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

memanfaat kan daun gat al pada umumnya merasa pegal- pegal mereka lenyap at au merasa lebih baik 158 .

10) Daun Konaw óng

Konawóng adalah salah sat u t anaman yang t umbuh di hut an dengan daun yang t umbuh mirip dengan keladi. Hanya saja daun konaw óng bent uknya lebih kecil. Konawóng merupakan penyebut an dalam dialek Kaw iyet , biasa juga disebut sebagai awung kamang dalam dialek Okpari.

Gambar 3.7 Daun Konaw óng Sum ber: Dokument asi Penelit i, M ei 2014

Konawóng bagi masyarakat Et nik M uyu seringkali digunakan daunnya sebagai penyegar dan at au pengharum air yang unt uk diminum. Kesejukan air yang

158 Ibid .

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

t elah bercampur dengan get ah dalam remasan daun konawóng inilah yang diyakini mempunyai khasiat unt uk menjadikan t ubuh orang M uyu t et ap sehat ;

“ …daun konaw óng it u pak… daun dan bat angnya itu… digunakan unt uk penyum bat buluh (bam bu) yang diisi air unt uk dim inum , daun konawóng it u direm as-rem as… kem udian dijadikan sebagai penut up at au sum bat . Saat m inum it u sum bat daun konaw óng t idak perlu dilepas… langsung saja diminum . It u air rasa sejuk pak… rasa segar…” . (Thadeus Kam bayong, 54 t ahun)

11) Om diripak

Penelit i kesulit an dalam mengident ifikasi t anaman sejenis Om diripak. Penelit i belum pernah menemui t anaman ini sebelumnya.

Om diripak adalah sejenis t anaman berbat ang kecil yang mempunyai sulur menjalar yang mengit ari bat angnya. Seringkali Om diripak t umbuh di ant ara pohon- pohon besar. Omdiripak biasa dipergunakan oleh masyarakat Et nik M uyu sebagai obat penurun demam at au pereda panas.

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

Gambar 3.8

Pohon Omdiripak (kiri), dan Sulur-sulurnya (kanan) Sum ber: Dokument asi Penelit i, M ei 2014

Bagian dari t anaman ini yang dipakai adalah sulur- sulurnya, yang oleh masyarakat M uyu biasa disebut sebagai t ali, yang banyak mengandung air. Caranya sulur dipot ong pada dua sisinya, dari sulur akan keluar airnya. Aliran air inilah yang kemudian dit ampung. Tampungan air inilah yang sebenarnya dipergunakan sebagai obat pereda demam dengan cara diminumkan, at au menurut informan bisa juga dipergunakan dengan cara dibuat mandi. Phillip Leonard Bunggo menjelaskan,

“ …t ali omdiripak yang panjang it u dipot ong-pot ong saja... it u dua sisinya, lalu kasih t am pung air yang keluar pake buluh (bam bu)... at au bisa juga gelas. Gunakan it u

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014

air omdiripak yang sudah dit am pung unt uk kasih m andi at o dim inum kan…”

12) Kali Ógat i

Kali Ógat i adalah anak kali at au pecahan dari Kali Óga. M asyarakat Et nik M uyu mempercayai bahw a kandungan

Ógat i memiliki daya penyembuhan

mineral

Kali

berbagai penyakit , t erut ama yang berhubungan dengan penyembuhan luka-luka. Cara at au met ode penyembuhannya dengan mencebur, mandi dan at au menyelam langsung ke dalam Kali Ógat i;

“ …dulu ada pak, it u dia ada luka di kaki kanannya yang m em bandel… t idak sem buh-sem buh sakit nya. Dia ada dat ang beberapa kali m andi di Kali Ógati it u… sampai akhirnya dia pu sakit sem buh. Cepat pak it u sem buhnya…” . (Thadeus Kam bayong, 54 t ahun)

Keyakinan pada khasiat Kali Ógat i ini mirip dengan keyakinan pada beberapa kolam pemandian air panas di Pacet , Jaw a Timur, at au di Cipanas, Jaw a Barat , yang memang secara empiris airnya banyak mengandung belerang. Namun belum ada penelit ian lebih lanjut secara ilmiah unt uk menget ahui kandungan m ineral air di Kali Ógat i ini.

13) Áw ònkàt

Áw ònkàt secara harfiah adalah kulit babi. Áw ònkàt dipergunakan sebagai obat apabila seseorang t erus- menerus kehilangan berat badan. Ada keyakinan bahw a arw ah, khususnya benep (arw ah) seorang anggot a keluarga int i t elah menangkap dan membaw a pergi jiw a (t ek at au kingkin) si sakit , karena suat u at au sejumlah

Etnik Muyu, Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua

alasan. M isalnya, karena melupakan benep-nya, t erus- menerus

memperhat ikan benda-benda berharganya, at au karena menggunakan nam a benep secara t idak hormat .

t idak

Di seluruh daerah M uyu, kepercayaan kepada arw ah orang mat i, dan kemungkinan mereka campur t angan dalam kehidupan sehari-hari, memainkan peranan yang pent ing. Di Kaw angt et dan Yibi arw ah it u disebut t òw òt ; di Yipt em, M et omka, dan di Kakuna disebut

kát eròk; 159 di Woropko m ber, dan di Tumut u beket .

Unt uk it u diperlukan sebuah rit ual agar arw ah it u melepaskan jiw anya. Di at as daun dari pohon aw at dilet akkan gigi anjing dan sat u inam , kemudian belalang (mungkin gant inya jiw a yang dibaw a oleh benep, sebab jiw a dapat bergant i rupa dem ikian). Daun dengan belalang it u dibiarkan t erbaw a arus sungai sebagai sajian unt uk benep. Si sakit harus duduk di at as bangku yang dibuat dari kayu kut ut , yang di baw ahnya dinyalakan api kecil. Kemudian sepot ong kecil kulit babi yang disembelih unt uk keperluan it u, dimasukkan ke dalam api sehingga si sakit t ersent uh oleh ìpt èm . Orang yang memohon arw ah agar melepaskan jiw a si sakit menggosok badan si sakit dengan pot ongan kulit babi. Pot ongan kulit babi it u disajikan unt uk arw ah, babinya dimakan oleh kerabat dekat si sakit . Kalau diduga bahw a benep t idak t erlibat ,

hanya dilakukan upacara dengan kulit babi 160 .

159 Schoorl, 1997. Kebudayaan dan Perubahan Suku M uyu,181. 160 Ibid .

Buku Seri Etnografi Kesehatan Tahun 2014