Analisis Efektivitas Sistem Shift

25 kemudian diolah denga menggunakan software Microsoft Office Excel 2007, setelah itu hasilnya diinterpretasikan. Analisis persepsi dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis persepsi mengenai efektivitas sistem shift. Selain itu digunakan untuk melihat persepsi dari pengemudi dan masyarakat pengguna angkot terhadap dampak adanya penerapan sistem shift angkutan kota di Kota Bogor. Persepsi pengemudi dan masyarakat pengguna angkot dengan melihat pengaruh sistem shift terhadap kemacetan, jumlah angkot yang beroperasi, waktu tempuh perjalanan, jumlah penumpang pada saat jam sepi dan jam ramai, waktu tunggu penumpang pada saat jam sepi dan jam ramai, jumlah ritasi dan penggunaan BBM. Berikut adalah tabel yang menyajikan matriks analisis persepsi informan, pengemudi dan pengusaha mengenai efektivitas sistem shift, pengemudi dan masyarakat pengguna angkot terhadap sistem shift. Tabel 8 Matriks analisis persepsi terhadap sistem shift Tujuan IndikatorParameter Jenis Data dan Cara Mengumpulkan Data Menganalisis persepsi informan, pengemudi dan masyarakat pengguna angkot terhadap penerapan shift. a. Persepsi informan, pengemudi dan pengusaha terhadap efektivitas sistem shift 1. Kepatuhan pengemudi terhadap sistem shift 2. Sanksi bagi yang melanggar peraturan sistem shift 3. Pengawasan sistem shift b. Analisis persepsi pengemudi angkot pengaruh sistem shift terhadap : 1. Kemacetan 2. Jumlah Angkutan kota yang beroperasi. 3. Waktu tempuh Perjalanan 4. Jumlah penumpang 5. Waktu tunggu pengemudi 6. Jumlah ritasi 7. Penggunaan Bensin c. Analisis persepsi masyarakat pengaruh sistem shift terhadap : 1. Kemacetan 2. Jumlah Angkutan kota yang beroperasi 3. Waktu tempuh Perjalanan 4. Jumlah penumpang 5. Waktu tunggu Pengemudi Data Primer Wawancara menggunakan kuisioner kepada informan, pengemudi dan masyarakat pengguna angkutan kota. Sumber: Penulis, 2013 26 V GAMBARAN UMUM

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambaran Umum Lokasi Penelitian yang dijelaskan dalam penelitian ini meliputi kondisi fisik daerah dan kependudukan. 5.1.1 Gambaran Umum Kota Bogor Letak geografis Kota Bogor berada pada 106˚4330 BT - 106˚5100 BT dan 3030 LS - 6 ˚4100 LS. Kota Bogor memiliki topografi dengan ketinggian tanah rata-rata minimal 190 meter dan maksimal 350 meter di atas permukaan laut. Kemiringan tanah berkisar antara 0-15 dan hanya sebagian kecil daerahnya mempunyai kemiringan antara 15-30. Terdapat beberapa sungai yang mengalir di mana permukaan airnya jauh di bawah permukaan tanah, yaitu sungai Ciliwung, Cisadane, Cipakancilan, Cidepit, Ciparigi, dan Cibalok. Dengan kondisi sungai seperti ini, Kota Bogor relatif aman dari bahaya banjir. Luas wilayah Kota Bogor adalah 11.850 ha. Kota Bogor memiliki enam kecamatan yaitu, Kecamatan Bogor Timur, Bogor Selatan, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Tengah dan Kecamatan Tanah Sareal. Jarak Kota Bogor dengan ibukota Jakarta kurang lebih 60 km. BPS Kota Bogor 2011. Adapun batas-batas administrasi Kota Bogor yaitu sebagai berikut : 1. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. 3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja, Kecamatan Bojonggede, dan Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kemang dan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.

5.1.2 Kependudukan

Menurut data yang diperoleh dari BPS Kota Bogor 2011, jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2010 adalah 950.334 orang terdiri dari 484.791 laki-laki dan 465.543 perempuan. Berdasarkan hasil proyeksi tahun 2011 dan 2012, jumlah