73
X SIMPULAN DAN SARAN 10.1
Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Implementasi sistem shift secara kelembagaan dapat dikatakan efektif. Hal
ini dapat dilihat pada berjalanannya sistem shift hingga saat ini. Pada pelaksanaan sistem shift ini juga memiliki hubungan antar stakeholder yang
tingkat keharmonisan dan sinergisme dikategorikan tinggi. Selain itu, mayoritas responden menjawab tingkat pengawasan dan tingkat kepatuhan
sangat tinggi. Hanya saja sanksi bagi pengemudi yang melanggar masih dalam kategori sedang yaitu hanya berupa teguran lisan dan peringatan.
2. Pendapatan pengemudi dan pengusaha angkot setelah implementasi sistem
shift mengalami peningkatan dalam satu hari. Rata-rata peningkatan pendapatan pengemudi nomor trayek 07 sebesar Rp 13.181,7 per hari. Rata-
rata peningkatan pendapatan pengemudi nomor trayek 03 sebesar Rp 10.802,7 per hari. Rata-rata peningkatan pendapatan pengemudi nomor
trayek 02 sebesar Rp 12.767,9 per hari. Tetapi, jika dilihat dari pendapatan per bulan terjadi peunurunan pendapatan. Rata-rata penurunan pendapatan
pengemudi nomor trayek 07 sebesar Rp 412.727,3 per bulan. Rata-rata penurunan pendapatan pengemudi nomor trayek 03 sebesar Rp 438.157,9
per bulan. Rata-rata penurunan pendapatan pengemudi nomor trayek 02 sebesar Rp 320.982,1 per bulan. Sisi positifnya dengan adanya pengurangan
hari operasi angkot dapat memberikan waktu libur bagi pengemudi untuk beristirahat atau mengerjakan kegiatan lain dan pekerjaan lainnya atau
menarik angkot di trayek lain. Sedangkan rata-rata pendapatan per bulan pengusaha angkot 07, 03, dan 02 mengalami peningkatan masing-masing
sebesar Rp 37.333,3, Rp 121.985,2, dan Rp 155.524,5. 3.
Pengurangan beban emisi CO per bulan setelah implementasi program shift pada nomor trayek 07, 03 dan 02 masing-masing adalah 8,78 ton, 26,48 ton
dan 38,25 ton. Selain mengurangi beban emisi, sistem shift juga dapat menghemat biaya konsumsi bahan bakar per bulan. Pada trayek 07 sebesar
74 Rp 141.553.636,4, pada trayek 03 sebesar Rp 427.035.789,5 dan pada
trayek 02 sebesar Rp 616.862.008,9. 4.
Menurut pengemudi dan masyarakat, adanya sistem shift memang mengurangi jumlah angkot yang beroperasi tetapi tidak dapat mengurai
kemacetan. Penerapan sistem shift tidak berpengaruh terhadap perubahan waktu tempuh, penggunaan BBM dan jumlah ritasi. Selain itu waktu tunggu
penumpang baik jam sepi maupun ramai sudah dikategorikan cukup baik yaitu di bawah 10 menit. Menurut masyarakat dengan adanya sistem shift
jumlah penumpang pada jam sepi sudah mencapai ideal yaitu 6-7 orang tetapi menurut pengemudi masih di bawah ideal yaitu 4-5 orang.
10.2 Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian, saran yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Adanya hukum yang lebih jelas dan pembuatan aturan sistem shift secara
tertulis dan penentuan sanksi yang lebih berat agar tidak terjadi pelanggaran dan pengemudi lebih tertib.
2. Sebaiknya pemerintah tidak hanya membatasi jumlah angkot yang
beroperasi tetapi membatasi juga penambahan jumlah armada angkot, membatasi izin trayek, adanya pembatasan umur angkot dan tidak ada
peremajaan angkot sehingga tidak terjadi ketidakseimbangan supply dan demand.
3. Memaksimalkan peran transportasi publik seperti peningkatan pelayanan
angkot yang lebih aman, nyaman dan murah sehingga masyarakat tidak beralih ke kendaraan pribadi dan pengemudi tidak kesulitan mencari
penumpang. 4.
Pemerintah juga sebaiknya menyediakan tempat pemberhentian angkot seperti di daerah stasiun, pasar dan lokasi lainnya agar angkot tidak
mengetem sembarangan sehingga tidak terjadi kemacetan. 5.
Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai alternatif kebijakan terhadap penataan angkutan kota di Kota Bogor dan penelitian mengenai sistem shift
di Kabupaten Bogor untuk perbandingan agar lebih mengetahui lebih dalam efektivitas dan dampaknya dari penerapan sistem shift.
75
DAFTAR PUSTAKA
Agustina VS. 2009. Analisis Persepsi Dan Preferensi Pengunjung Serta Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Gunung Salak Endah [skripsi]. Bogor ID:
Institut Pertanian Bogor. Arifin B. 2005. Ekonomi Kelembagaan Pangan. JakartaID: Pustaka LP3ES
Indonesia. [BAPPEDA] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2012. Peta Wilayah
Adminstrasi Kota Bogor. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bogor.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 1997- 2010. Badan Pusat Statistik Indonesia.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Kota Bogor dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistik Kota Bogor.
________________.
2012. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun 2010-2012. Badan Pusat Statistik Kota Bogor.
Butar Butar M. 2008. Penggunaan Simulasi untuk Pemecahan Masalah Transportasi. KOMMIT [Internet]. [2013 Februari 25]. Tersedia pada:
http:sutanto.staff.uns.ac.idfiles200903heru.pdf. Chaeriwati. 2004. Analisis Permintaan Angkutan Kota Serta Kaitannya terhadap
Tata Ruang Wilayah Kotamadya Bogor [skripsi]. Bogor ID. Institut Pertanian Bogor.
Chandrasiri S. 1999. Controlling Automotive Air Pollution: The Case of Colombo City. Economy and Environment Program For Southeast Asia EEPSEA.
Dinah S. 1992. Profil Pendapatan dan Hubungan Kerja Usaha Transportasi Opelet di Kotamadya Palembang Suatu Studi Eksploratif [tesis]. Bogor ID.
Institut Pertanian Bogor. [DLLAJ] Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. 2012. Jaringan Trayek Angkutan
Kota, Angkutan Perkotaan AKDP, Angkutan Massal Trans Pakuan. Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Bogor.
________________.
2012. Peningkatan Kinerja Penataan Angkutan Umum Melalui Penerapan Operasional dengan Sistem Shift. Dinas Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Kota Bogor.
________________.
2013. Pertumbuhan Jumlah Kendaraan Bermotor Kota Bogor dari Tahun 2010-2013. Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Bogor.
Gumilar I. 2012. Partisipasi Masyarakat Pesisir dalam Pengelolaan Ekoistem Hutan Mangrove Berkelanjutan di Kabupaten Indramayu. Jurnal Akuatik.
32:198-211.
76 Invancevich JM, Konopaske R, Matteson MT. 2007. Perilaku dan Manajemen
Organisasi Jilid I. Gania G, penerjemah; Hardani W, Yoso BA, editor. Erlangga. JakartaID: Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Organizational
Behavior and Management. Ed ke-7.
[KLH] Kementrian Lingkungan Hidup. 2007. Penyusunan Metode Estimasi Beban Pencemar dari Kendaraan Bermotor. KLH [internet]. [2013 Maret 6].
Tersedia pada: http:www.http:langitbiru.menlh.go.id. Kojima M, Brandon C, Shah J. 2000. Improving Urban Air Quality in South Asia
by Reducing Emissions from Two-Stroke Engine Vehicles. World Bank Washington D. C. USA.
Kurniawan S. 2013. Analisis Persepsi dan Preferensi Pengunjung Serta Tingkat Kesejahteraan Pedagang di Lokasi Taman Margastwa Ragunan Jakarta
[skripsi]. BogorID: Institut Pertanian Bogor. Kusuma WP. 2010. Studi Kontribusi Kegiatan Transportasi terhadap Emisi
Karbon di Surabaya Bagian Barat [skripsi]. SurabayaID. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Mawardi I. 2006. Kajian Pembentukan Kelembagaan untuk Pengendalian Konversi dan Pengembangan Lahan, Peran dan Fungsinya. Jurnal Teknik
Lingkungan. 72:206-211. Miro F. 2005. Perencanaan Transportasi. JakartaID: Penerbit Erlangga.
. 2012. Pengantar Sistem Transportasi. JakartaID: Penerbit Erlangga. Morolok EK. 1978. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Hainim JK,
penerjemah; Sianipar Y, editor. Jakarta ID: Penerbit Erlangga. Terjemahan dari: Introductions to Transportation Engineering and Planning.
Nazir M. 1999. Metode Penelitian. JakartaID: Ghalia Indonesia. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Perhubungan. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 6 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 47 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan
Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum. Rahmawati. 2009. Analisis Penerapan Kebijakan Pengendaliaan Pencemaran
Udara dari Kendaraan Bermotor Berdasarkan Estimasi Beban Emisi Studi Kasus: DKI Jakarta [tesis]. Bogor ID. Institut Pertanian Bogor.
Rakhmat J. 2003. Psikologi Komunikasi. BandungID: PT Remaja Rosdakarya. Ratmoko D. 2011. Analisis Kinerja Kelembagaan Pangan Lokal terhadap
Peningkatan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Miskin di Kasepuhan Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi [skripsi]. BogorID. Institut Pertanian Bogor.