Tingkat Kepatuhan Persepsi Efektivitas Tingkat Pengawasan, Sanksi dan Tingkat Kepatuhan Sistem

59 Tabel 24 Rata-rata pendapatan bersih pengemudi sebelum dan setelah penerapan sistem shift No Uraian Sebelum Sistem Shift Rp Setelah Sistem Shift Rp Selisih Pendapatan Rp 1. Rata-rata pendapatan bersih angkot 07 per hari 67.636,4 80.818,1 13.181,7 Rata-rata pendapatan bersih angkot 07 per bulan 2.029.090,9 1.616.362,4 412.727,3 2. Rata-rata pendapatan bersih angkot 03 per hari 65.421,0 76.223,7 10.802,7 Rata-rata pendapatan bersih angkot 03 per bulan 1.962.632,0 1.524.474,0 438.157,9 3. Rata-rata pendapatan bersih angkot 02 per hari 57.633,9 70.401,8 12.767,9 Rata-rata pendapatan bersih angkot 02 per bulan 1.729.018,0 1.408.036 320.982,1 Sumber: Data primer diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 24, adanya sistem shift dapat meningkatkan pendapatan harian. Peningkatan pendapatan pengemudi nomor trayek 07 sebesar Rp 13.181,7 per hari. Peningkatan pendapatan pengemudi nomor trayek 03 sebesar Rp 10.802,7 per hari. Peningkatan pendapatan pengemudi nomor trayek 02 sebesar Rp 12.767,9 per hari. Tetapi, jika dilihat dari pendapatan per bulan terjadi peunurunan pendapatan. Penurunan pendapatan pengemudi nomor trayek 07 sebesar Rp 412.727,3 per bulan. Penurunan pendapatan pengemudi nomor trayek 03 sebesar Rp 438.157,9 per bulan. Penurunan pendapatan pengemudi nomor trayek 02 sebesar Rp 320.982,1 per bulan. Terjadinya penurunan pendapatan karena adanya pengurangan hari beroperasi dalam satu bulan. Sebelum ada penerapan shift, angkot beroperasi selama 30 hari sedangkan setelah ada penerapan shift angkot hanya beroperasi selama 20 hari. Namun pengurangan hari operasi angkot ini memberikan waktu libur bagi pengemudi untuk beristirahat atau mengerjakan kegiatan lain dan pekerjaan lainnya. Adanya hari libur ini pengemudi juga dapat menarik angkot di trayek lain untuk mendapatkan tambahan pendapatan.

7.2 Pendapatan Pengusaha Angkutan Kota

Penerapan sistem shift selain memberikan dampak positif bagi pengemudi juga memberikan dampak positif bagi pengusaha angkot. Adanya sistem shift, 60 angkot memiliki waktu istirahat. Jika angkot ada kerusakan tidak mengurangi jatah waktu operasi, pada saat libur dapat digunakan untuk men-service atau membetulkan kerusakan. Selain itu, adanya waktu istirahat, angkot tidak setiap hari digunakan sehingga kerusakan mobil berkurang dan biaya pemeliharaan atau perawatan sperepart, olie, dan ban menjadi lebih hemat. Seperti pada trayek 03, rata-rata pengusaha mengganti ban sekitar setelah 6-10 bulan tetapi setelah ada penerapan sistem shift pergantian ban sekitar 8-12 bulan. Contoh lainnya busi dan platina, sebelum sistem shift masing-masing diganti 4-5 bulan dan 2-3 bulan, setelah sistem shift masing-masing diganti 6 bulan dan 4 bualan. Penghematan biaya pemeliharaan dapat meningkatkan pendapatan pengusaha. Perbandingan antara rata-rata setoran dan biaya perawatan sebelum dan setelah sistem shift tersaji pada Tabel 25. Tabel 25 Rata-rata setoran dan biaya perawatan angkot sebelum dan setelah sistem shift No Uraian Sebelum Sistem Shift Rp Setelah Sistem Shift Rp 1. Trayek 07 Rata-rata setoran per bulan 2.400.000,0 2.400.000,0 Rata-rata biaya perawatan 527.791,3 490.457,9 2. Trayek 03 Rata-rata setoran per bulan 3.490.909,1 3.527.272,7 Rata-rata biaya perawatan 655.462,1 569.840,5 3. Trayek 02 Rata-rata setoran per bulan 3.000.000,0 3.046.666,7 Rata-rata biaya perawatan 675.334,7 566.476,9 Sumber: Data primer diolah, 2013 Pendapatan pengusaha merupakan selisih antara rata-rata setoran per bulan dengan rata-rata biaya perawatan. Setoran didapat dari pengemudi angkot. Biaya perawatan terdiri dari biaya mengganti oli, filter oli, ban, rem, busi, platina, aki, sayap, kopling, dan biaya lain-lain per bulan. Biaya lain-lain merupakan biaya yang dikeluarkan pengusaha dalam sebulan untuk memperbaiki kerusakan mobil. Perbedaan rata-rata pendapatan pengusaha per bulan sebelun dan setelah sistem shift dapat dilihat pada Tabel 26. 61 Tabel 26 Rata-rata pendapatan pengusaha sebelum dan setelah sistem shift No Uraian Sebelum Sistem Shift Rp Setelah Sistem Shift Rp Selisih Pendapatan Rp 1. Rata-rata pendapatan pengusaha 07 per bulan 1.872.208,7 1.909.542,1 37.333,3 2. Rata-rata pendapatan pengusaha 03 per bulan 2.835.446,9 2.957.432,1 121.985,2 3. Rtata-rata pendapatan pengusaha 02 per bulan 2.324.665,3 2.480.189,8 155.524,5 Sumber: Data primer diolah, 2013 Tabel 26 menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan setelah penerapan sistem shift lebih tinggi dibandingkan pendapatan sebelum penerapan sistem shift. Hal ini menunjukkan terdapat peningkatan rata-rata pendapatan pengusaha. Peningkatan pendapatan pengusaha nomor trayek 07 per bulan sebesar Rp 37.333,3. Peningkatan pendapatan pada nomer trayek 07 tidak terlalu terasa bagi pengusaha karena sistem shift baru diterapkan selama lima bulan. Peningkatan pendapatan pengusaha nomor trayek 03 per bulan sebesar Rp 121.985,2. Peningkatan pendapatan pengusaha nomor trayek 02 per bulan sebesar Rp 155.524,5 . 62 VIII ESTIMASI PENGURANGAN BEBAN EMISI ANGKUTAN KOTA SETELAH PENERAPAN SISTEM SHIFT Dampak lain yang bisa diperoleh selain peningkatan pendapatan pengemudi dan pengusaha angkot dari penerapan sistem shift adalah peningkatan kualitas lingkungan karena dapat mengurangi pencemaran polusi kendaraan. Penerapan sistem shift dapat menyebabkan pengurangan penggunaan bensin untuk satu angkot dalam satu bulan. Selain itu, angkot yang beroperasi dalam sehari juga berkurang. Apabila jumlah armada angkot berkurang maka polusi udara pun akan berkurang. Berkurangnya jumlah angkot yang beroperasi dalam sehari, kemacetan dapat berkurang sehingga penggunaan BBM lebih hemat. Secara lebih jelas jumlah angkot sebelum dan setelah penerapan sistem shift dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27 Jumlah angkot yang beroperasi sebelum dan setelah penerapan sistem shift Nomor Trayek Sebelum Program Shift Setelah Program Shift Angkot yang Tidak Operasi 07-AK Ciparigi-Terminal Merdeka 219 146 73 03-AK Bubulak-Baranangsiang 382 255 127 02-AK Bubulak-Sukasari 563 375 188 Jumlah 1.164 776 388 Sumber: Data sekunder diolah, 2013 Salah satu unsur gas buangan kendaraan bermotor adalah CO karbon monoksida. Gas CO merupakan gas yang berbahaya bagi tubuh manusia. Estimasi pengurangan beban emisi CO menggunakan pendekatan konsumsi bahan bakar, di mana faktor emisi dikali dengan rata-rata volume penggunaan bahan bakar yang digunakan angkot per bulan. Rata-rata volume penggunaan bahan bakar yang digunakan angkot per bulan didapat dari perkalian antara rata-rata volume penggunaan bahan bakar per hari dengan jumlah hari angkot beroperasi dan tidak beroperasi dalam satu bulan. Sebelum ada penerapan sistem shift dalam satu bulan satu angkot beroperasi selama 30 hari dan setelah penerapan sistem shift dalam satu bulan satu angkot beroperasi hanya 20 hari dan 10 hari tidak beroperasi. Berdasarkan hasil survey, rata-rata konsumsi bahan bakar angkot dalam sebulan dapat dilihat pada Tabel 28 dan dan faktor emisi bahan bakar dapat dilihat pada Tabel 29.