Perumusan Masalah Efektivitas Kinerja Serta Dampak dari Sistem Pergiliran Operasional Angkutan Kota terhadap Pendapatan dan Beban Emisi di Kota Bogor

8 perjalanan. Sistem jaringan rute angkutan di perkotaan biasanya terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu: 1. Jaringan rute yang terbentuk dimulai oleh pihak-pihak pengelola secara sendiri-sendiri. 2. Jaringan rute yang terbentuk secara menyeluruh, yang dilakukan oleh pengelola angkutan massal secara simultan dan bersama-sama. Pada sistem jaringan rute, jarak antara rute merupakan aspek yang cukup penting untuk diperhatikan karena jarak antar rute berpengaruh langsung terhadap penumpang dan operator. Selain itu terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam masalah ini yaitu lebar koridor daerah pelayanan, frekuensi pelayanan, jarak tempuh penumpang ke lintasan rute dan waktu tunggu rata-rata di perhentian Setijowarno dan Frazila 2003.

2.1.2 Peran Transportasi terhadap Ekonomi dan Lingkungan

Tujuan transportasi adalah memberikan kemudahan dalam pergerakan masyarakat, seperti mudahnya mencapai lokasi tujuan. Beberapa aspek kemudahan dapat dilihat berdasarkan kemudahan dalam mendapatkan faktor- faktor produksi, mudahnya informasi menyebar, kemudahan pergerakan mobilitas penduduk, dan lain-lain. Sektor transportasi merupakan bagian penting dari ekonomi yang sangat mempengaruhi proses produksi, distribusi produk, dan pertukaran kelebihan. Pada proses produksi, transportasi berperan penting dalam menyatukan semua faktor produksi sumber daya yang tersebar diberbagai tempat yang berbeda. Transportasi berfungsi mempermudah dan mempercepat tersedianya sumberdaya atau faktor produksi itu di tempat tersebut. Pada proses distribusi, transportasi berfungsi mendistribusikan barang atau jasa ke suatu tempat yang membutuhkannya dan menjamin sampai ketempat tujuan. Sedangkan pada proses pertukaran keahlian, transportasi berperan mengangkut tenaga-tenaga ahli ke suatu daerah yang tidak memiliki tenaga ahli. Secara keseluruhan, transportasi mempengaruhi harga barang dan jasa yang siap dikonsumsi di pasar. Jika sistem transportasi tidak efisien, maka akan menyebabkan biaya ekonomi tinggi dan harga barang atau jasa menjadi mahal Miro 2012. 9 Transportasi dan lingkungan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait antar satu dengan lainnya. Seiring dengan pesatnya perkembangan sistem dan teknologi transportasi, faktor lingkungan juga harus diperhatikan terutama masalah dampak yang diakibatkannya. Pergerakan transportasi yang terjadi di perkotaan berdampak negatif terhadap pengotoran udara. Selain itu pemakaian ruang terbuka yang tidak terkendali tanpa adanya manajemen transportasi yang baik akan berdampak luas terhadap lingkungan. Termasuk pemakaian energi yang berlebihan dapat mempercepat menghabiskan cadangan energi yang tersedia Setijowarno dan Frazila 2003. Dampak-dampak akibat aktivitas transportasi terhadap lingkungan diantaranya adalah pencemaran udara, kebisingan, getaran, dan pengotoran air. Dampak yang timbul bisa akibat keberadaan dari prasarana transportasi yang secara fisik mempengaruhi lingkungan sekitarnya atau akibat pengoprasian fasilitas tersebut. Dampak lingkungan yang dirasakan akibat pengoperasian transportasi ini, umumnya menjadi isu-isu yang berkepanjangan karena terus berkembang seiring dengan perkembangan aktivitas manusia Morolok 1978.

2.1.3 Kelembagaan

Kelembagaan terdiri dari norma dan konvensi norms and conventions serta aturan main rules of the game. Kelembagaan dapat ditulis secara formal dan ditegakkan oleh aparat pemerintah, dan kelembagaan juga dapat secara informal seperti pada aturan adat dan norma yang dianut masyarakat Arifin 2005. Kelembagaan dapat didefinisikan sebagai aturan-aturan sosial, kesepakatan dan elemen lain dari struktur kerangka kerja interaksi sosial Bardhan, 1989 dalam Yustika, 2006. Kelembagaan juga merupakan suatu aturan main pada suatu kelompok sosial dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, sosial dan politik. Institusi dapat berupa aturan formal atau dalam bentuk kode etik informal yang disepakati bersama. Aturan yang telah disepakati bersama tersebut merupakan infrastruktur dalam kelembagaan. Menurut North 1994 dalam Yustika 2006, aturan kelembagaan tersebut dibagi menjadi: 1. Aturan formal formal institutions yaitu konstitusi, statuta, hukum dan seluruh regulasi pemerintah lainnya. Aturan formal membentuk sistem politik struktur pemerintah dan hak-hak individu, sistem ekonomi hak 10 kepemilikan dalam kondisi kelangkaan sumberdaya dan kontrak, dan sistem keamanan peradilan dan politik. 2. Aturan informal informal institutions yaitu pengalaman, nilai-nilai tradisional, agama dan seluruh faktor yang mempengaruhi bentuk persepsi subjektif, agama dan seluruh faktor mempengaruhi bentuk persepsi subjektif individu tentang di mana mereka tinggal. 3. Mekanisme penegakan enforcement mechanism pada setiap kelembagaan harus terdapat penegakan tanpa adanya mekanisme penegakan kelembagaan tersebut tidak akan efektif.

2.1.4 Pendapatan

Keuntungan atau pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dengan total pengeluaran. Menurut Soekartawi 1995 perhitungan keuntungan atau pendapatan pelaku usaha digunakan rumus sebagai berikut: I=TR-TC Keterangan: I = Pendapatan Rp TR= Total Penerimaan Rp TC= Total Pengeluaran Rp Di mana ketika total penerimaan lebih besar dari total pengeluaran maka usaha menguntungkan. Sebaliknya jika total penerimaan lebih kecil dari total pengeluaran maka usaha dapat dikatakan rugi. Namun, jika total penerimaan dan total pengeluaran seimbang usaha dikatakan impas yaitu tidak untung dan tidak rugi.

2.1.5 Emisi Gas Buangan Kendaraan Bermotor

Emisi adalah zat atau bahan pencemar yang dikeluarkan langsung dari kendaraan bermotor melalui pipa pembuangan knalpot kendaraan bermotor sebagai sisa pembakaran bahan bakar dalam mesin. Terdapat lima unsur dalam gas buangan kendaraan bermotor yaitu senyawa CO, HC, CO 2 , O 2 dan senyawa NO X Suryani 2010. CO atau Karbon monoksida adalah salah satu unsur gas buangan yang banyak dikeluarkan oleh kendaraan bermotor. CO adalah gas berbau yang tidak