Ruang Lingkup Penelitian Efektivitas Kinerja Serta Dampak dari Sistem Pergiliran Operasional Angkutan Kota terhadap Pendapatan dan Beban Emisi di Kota Bogor

11 berwarna, lebih ringan dari udara, terbentuk sebagai hasil dari pembakaran tidak sempurna. Gas ini merupakan polutan udara yang paling lazim dijumpai. Gas ini sangat bercun bagi manusia dan hewan. CO dapat menyebabkan supply O 2 ke seluruh tubuh menurun sehingga kontraksi jantung dapat melemah dan volume darah yang didistribusikan menurun Kojima et al. 2000.

2.1.6 Estimasi Beban Emisi

Pengukuran kualitas dan beban emisi secara langsung dalam suatu kegiatan tidak mungkin dilakukan untuk setiap sumber pencemar, apalagi pengukuran langsung terhadap kendaraan bermotor yang jumlahnya tidak sedikit. Pengukuran perkiraan besarnya beban pencemar dapat dirumuskan dengan menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan panjang perjalanan kendaraan bermotor dan pendekatan penggunaan bahan bakar KLH 2007. Menurut Chandrasiri 1999 perhitungan emisi kendaraan bermotor dapat dirumuskan sebagai berikut: Emisi = FEabc x aktivitas abc Dimana : FE = faktor emisi Aktivitas = jumlah konsumsi bahan bakar atau panjang perjalanan kendaraan a = tipe bahan bakar bensin, solar, dll b = tipe kendaraan mobil, truk, dll c = kontrol emisi Faktor emisi adalah massa dari suatu polutan yang dihasilkan oleh setiap unit proses. Beban massa ini dapat berupa per satuan massa bahan bakar yang dikonsumsi atau per unit produksi Porteous 1996 dalam Kusuma 2010. Faktor emisi masing-masing gas buang kendaraan berdasarkan jenis bahan bakar tertera pada Tabel 1. Tabel 1 Faktor emisi kendaraan berdasarkan jenis bahan bakar Bahan Bakar CO NO X HC TSP SO 2 CO 2 Bensin kgton 377 10,3 14,5 2 0,54 3150 Solar kgton 43,5 11 26 2,4 19 3150 Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup, 2007 12

2.1.7 Persepsi

Sombowidjojo 1999 dalam Kurniawan 2013 mendefinisikan persepsi sebagai pengamatan yang merupakan kombinasi dari penglihatan, penciuman, pendengaran, serta pengalaman masa lalu. Persepsi seseorang terhadap objek yang sama dapat bervariasi karena pengamatan mereka dari sudut pandang yang berbeda-beda. Persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi dapat dikatakan juga memberi makna. Persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional Rakhmat 2003.

2.2 Penelitan Terdahulu yang Terkait

Agustina 2009 menganalisis persepsi dan preferensi pengunjung serta dampak ekonomi kegiatan wisata Gunung Salak Endah dengan menggunakan skala likert. Skala yang harus dipilih oleh pengunjung antara lain 1 untuk nilai sangat buruk, 2 untuk nilai buruk, 3 untuk nilai sedang, 4 untuk nilai baik, dan 5 untuk nilai sangat baik. Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan diinterpretasikan. Metode pengukuran persepsi menggunakan skala likert dengan lima skala tersebut dapat digunakan untuk mengukur persepsi informan mengenai efektivitas sistem shift, persepsi pengemudi angkot dan persepsi masyarakata pengguna angkot terhadap sistem shift yang sudah diterapkan di Kota Bogor. Ratmoko 2011 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Kinerja Kelembagaan Pangan Lokal terhadap Peningkatan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Miskin di Kasepuhan Sinar Resmi Kabupaten Sukabumi untuk menganalisis efektifitas kinerja kelembagaan dengan memperhatikan tiga hal yaitu, keefektifan kelembagaan dalam mencapai tujuan, efisiensi penggunaan sumberdaya, dan keberlanjutan kelembagaan. Dalam mencapai outcome dibutuhkan suatu kejelasan dan keefektifan. Indikator yang diperhatikan dalam kejelasan adalah kejelasan dan kelengkapan aturan serta tingkat pengetahuan masyarakat. Sedangkan indikator yang diperhatikan dalam keefektifan adalah perubahan perilaku, perubahan produktivitas, tingkat kegunaan dan tingkat