Usia Karakteristik Masyarakat Pengguna Angkutan Kota

42 VI ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM SHIFT ANGKUTAN KOTA DI KOTA BOGOR 6.1 Pelaku Pelaksana Sistem Shift di Kota Bogor Sistem shift operasional Angkutan Kota angkot adalah salah satu program yang direncanakan oleh Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan DLLAJ sebagai solusi untuk mengurangi kemacetan di Kota Bogor dan mengatasi ketidakseimbangan supply dan demand angkot. Pada pelaksanaan tahap-tahap tersebut terdapat beberapa pihak pelaksana atau stakeholder yang saling berinteraksi dan bekerja sama. Stakeholder yang terlibat dalam pelaksanaan sistem shift ini terdiri dari DLLAJ Kota Bogor, DPC Organda Kota Bogor, KKU Kelompok Kerja Unit, KKSU Kelompok Kerja Sub Unit, pengusaha angkot dan pengemudi angkot. Stakeholder tersebut mempunyai peran yang sangat penting dalam berjalannya pelaksanaan sistem shift. Struktur hubungan antara stakeholder terkait dijabarkan pada Gambar 19. Sumber : Data primer diolah, 2013 Keterangan: : Alur keterkaitan : Alur koordinasi Gambar 19 Struktur hubungan pelaku pelaksana sistem shift Gambar 19 menunjukkan bahwa DLLAJ memiliki keterkaitan dengan DPC Organda dan DPC Organda memiliki keterkaitan dengan KKU dan KKSU dalam pelaksanaan sistem shift. Selain itu KKU, KKSU, pengusaha angkot, dan Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan DLLAJ DPC Organda Pengusaha Angkutan Kota Pengemudi Angkutan Kota Kelompok Kerja Unit KKU Kelompok Kerja Sub Unit KKSU 43 pengemudi angkot saling berkoordinasi satu sama lain dalam pelaksanaan sistem shift. Masing-masing pelaksana memiliki fungsi dan tugas dari setiap bagian adalah sebagai berikut : 1. Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Instansi yang pertama kali mengusulkan ide sistem shift. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyiapan bahan penyelenggaraan, dan pelaksanaan monitoring, evaluasi, serta pelaporan kegiatan penerapan shift. 2. DPC Organda DPC Organda sebagai pihak yang mewadahi kepentingan pengusaha dan pengemudi angkutan kota dan membantu DLLAJ dalam koordinasi rencana penerapan sistem shift. 3. KKU dan KKSU KKU dan KKSU merupakan bagian dari DPC Organda yang bertugas membantu DPC Organda dalam mewadahi kepentingan pengusaha dan pengemudi angkutan kota, membantu koordinasi rencana kegiatan penerappan sistem shift serta pihak yang melakukan pengawasan pelaksanaan sistem shift. 4. Pengusaha Angkutan Kota Pihak yang menyetujui dan mendukung operasional sistem shift. 5. Pengemudi Angkutan Kota Pihak yang menjalankan operasional sistem shift dan melakukan pengawasan sistem shift di lapangan. Pada perencanaan dan pelaksanaan sistem shift ini terdapat tahap-tahap yang harus dilakukan. Tahap-tahap tersebut terdiri dari rapat koordinasi upaya atau ide penerapan sistem shift, tahap sosialisasi, rapat persetujuan, persiapan, tahap uji coba, dan tahap operasional. Rapat koordinasi merupakan rapat penyampaian ide sistem shift dari DLLAJ kepada DPC Organda, KKU dan KKSU guna memperoleh saran, tanggapan, serta upaya lebih lanjut. Tahap sosialisasi merupakan tahap yang dilakukan oleh DLLAJ, DPC Organda, KKU dan KKSU kepada pengusaha dan pengemudi angkot. Rapat persetujuan merupakan rapat yang dilakukan oleh pengusaha dan pengemudi untuk menentukan apakah mereka ingin menerapkan shift atau tidak dalam waktu operasional angkot. Jika mereka