45 Berdasarkan Tabel 15 dijelaskan bahwa sinergisme antar stakeholder
dikategorikan tinggi. Sebanyak 61,58 responden menyatakan kualitas sinergisme tinggi dimana kerjasama dan interaksi antar stakeholder saling
mendukung. Sisanya 38,42 responden menyatakan sinergisme sedang yang artinya kerjasama dan interaksi antar stakeholder kurang saling mendukung. Hal
ini terjadi karena adanya beberapa pengemudi yang kurang setuju dengan penerapan sistem shift dan terkadang mereka merasa pendapatnya tidak didengar.
6.2 Aturan Sistem Shift
Pada sistem shift terdapat aturan-aturan yang berlaku. Sistem shift tidak akan dapat dijalankan dengan baik jika tidak disertai dengan adanya instrumen
regulatif dalam pengimplementasian sistem shift tersebut. Instrumen atau aturan- aturan tersebut terdiri dari aturan formal, aturan informal, boundary rule,
momitoring dan sanksi serta aturan dalam penyelesaian konflik.
6.2.1 Aturan Formal
Pada aturan formal terdapat aturan internal dan aturan eksternal. Aturan internal adalah aturan formal yang disepakati oleh sesama pelaksana secara
tertulis dalam mengatur pelaksanaan sistem shift. Aturan formal secara internal dalam sistem shift belum ada, aturan internal hanya dibuat secara lisan. Sedangkan
aturan eksternal adalah aturan formal yang mengatur tentang penyelenggaraan angkutan umum secara umum. Aturan eksternal ini dibuat oleh badan atau
lembaga pemerintah sehingga berlaku sama untuk seluruh dinas perhubungan. Aturan formal secara eksternal dalam pelaksanaan sistem shift terdiri dari:
1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan. 2.
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 47 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum.
3. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Perhubungan. 4.
Perturan Daerah Kota Bogor Nomor 6 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
46 Tabel 16 berikut ini menyajikan lebih rinci mengenai hasil analisis aturan
eksternal dalam sistem shift. Tabel 16 Aturan eksternal dalam sistem shift
Peraturan Hal yang Diatur
Implementasi Aturan Undang-undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan
Angkutan Jalan. Penyelenggaraan
Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan LLAJ dilakukan secara
terkoordinasi. Koordinasi dilakukan oleh forum LLAJ dan forum ini bertugas
melakukan koordinasi antar instansi penyelenggaraan
yang memerlukan
keterpaduan dalam merncanakan dan menyelesaikan LLAJ.
DLLAJ melakukan
koordinasi dengan
instasi terkait
Organda dan
Kepolisian dan pengusaha serta pengemudi angkot untuk
menerapkan sistem
shift angkutan kota.
Peraturan Gubernur
Jawa Barat Nomor 47
Tahun 2006
tentang Penyelenggaraan
Angkutan Orang di Jalan dengan
Kendaraan Umum.
Prinsip-prinsip penyelenggaraan
angkutan orang dengan kendaraan umum: a.
Keseimbangan antara penyediaan angkutan
dengan kebutuhan
masyarakat akan jasa angkutan. b.
Pengembangan angkutan orang di jalan dengan kendaraan umum
dilaksanakan dengan
memperhatikan sebesar-besarnya
kepentingan umum dan kemampuan masyarakat
serta kelestarian
lingkungan. DLLAJ melakukan evaluasi
jaringan trayek
dengan memperhatikan
kriteria tingkat permintaan angkutan,
faktor muatan
rata-rata dinamis dan statis sekurang-
kurangnya 70,
waktu perjalanan
pulang, pergi,
waktu antara tiap kendaraan, dan panjang lintasan trayek.
Adanya sistem shift dapat mengurangi tingkat polusi
sehingga terjadi pengurangan pencemaran lingkungan.
Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 3
Tahun 2011
tentang Penyelenggaraan
Perhubungan a.
Arahan kebijakan Daerah dalam peningkatan pelayanan angkutan jalan
secara terpadu melalui penataan, sistem jaringan dan terminal serta
perencanan manajemen dan rekayasa lalu lintas.
Penerapan sistem shift pada angkot
agar efektif
dan efisien sehingga mewujudkan
keamanan, keselamatan,
ketertiban dan
kelancaran mobilitas orang, barang dan
jasa serta
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Peraturan Daerah Kota
Bogor Nomor 6 Tahun
2005 tentang
Penyelenggaraan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan. a.
Manajemen lalu lintas yang meliputi kegiatan perencanaan, pengaturan,
pengawasan dan pengendalian lalu lintas untuk ketertiban, keselamatan
dan kelancaran lalu lintas.
b. Perumusan
kebijakan dan
pelaksanaan teknis
operasional dibidang lalu lintas dan angkutan
jalan. DLLAJ
Kota Bogor
merumuskan rencana
dan menerapkan sistem shift pada
angkutan kota.
Sumber: Data sekunder diolah, 2013
6.2.2 Aturan Informal
Aturan informal dalam sistem shift dibuat secara tidak tertulis dan dibuat berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah dan mufakat bersama antar pihak
pelaksana. Aturan informal berupa aturan dalam tahap operasional sistem shift.