Pendapatan Pengemudi Angkutan Kota
62
VIII ESTIMASI PENGURANGAN BEBAN EMISI ANGKUTAN KOTA SETELAH PENERAPAN SISTEM
SHIFT
Dampak lain yang bisa diperoleh selain peningkatan pendapatan pengemudi dan pengusaha angkot dari penerapan sistem shift adalah peningkatan
kualitas lingkungan karena dapat mengurangi pencemaran polusi kendaraan. Penerapan sistem shift dapat menyebabkan pengurangan penggunaan bensin untuk
satu angkot dalam satu bulan. Selain itu, angkot yang beroperasi dalam sehari juga berkurang. Apabila jumlah armada angkot berkurang maka polusi udara pun akan
berkurang. Berkurangnya jumlah angkot yang beroperasi dalam sehari, kemacetan dapat berkurang sehingga penggunaan BBM lebih hemat. Secara lebih jelas
jumlah angkot sebelum dan setelah penerapan sistem shift dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27 Jumlah angkot yang beroperasi sebelum dan setelah penerapan sistem shift
Nomor Trayek Sebelum
Program Shift Setelah
Program Shift Angkot
yang Tidak Operasi
07-AK Ciparigi-Terminal Merdeka 219
146 73
03-AK Bubulak-Baranangsiang 382
255 127
02-AK Bubulak-Sukasari 563
375 188
Jumlah 1.164
776 388
Sumber: Data sekunder diolah, 2013
Salah satu unsur gas buangan kendaraan bermotor adalah CO karbon monoksida. Gas CO merupakan gas yang berbahaya bagi tubuh manusia.
Estimasi pengurangan beban emisi CO menggunakan pendekatan konsumsi bahan bakar, di mana faktor emisi dikali dengan rata-rata volume penggunaan bahan
bakar yang digunakan angkot per bulan. Rata-rata volume penggunaan bahan bakar yang digunakan angkot per bulan didapat dari perkalian antara rata-rata
volume penggunaan bahan bakar per hari dengan jumlah hari angkot beroperasi dan tidak beroperasi dalam satu bulan. Sebelum ada penerapan sistem shift dalam
satu bulan satu angkot beroperasi selama 30 hari dan setelah penerapan sistem shift dalam satu bulan satu angkot beroperasi hanya 20 hari dan 10 hari tidak
beroperasi. Berdasarkan hasil survey, rata-rata konsumsi bahan bakar angkot dalam sebulan dapat dilihat pada Tabel 28 dan dan faktor emisi bahan bakar dapat
dilihat pada Tabel 29.
63 Tabel 28 Rata-rata konsumsi BBM liter per bulan sebelum dan setelah
penerapan sistem shift
Nomor Trayek Sebelum
Program Shift Setelah
Program Shift Pengurangan
07-AK Ciparigi-Terminal Merdeka 430,8 liter
287,2 liter 143,6 liter
03-AK Bubulak-Baranangsiang 749,1 liter
496,8 liter 248,4 liter
02-AK Bubulak Sukasari 732 liter
487 liter 243,5 liter
Sumber: Data primer diolah, 2013
Tabel 29 Faktor emisi CO bahan bakar gliter Bahan Bakar
Tetapan Emisi CO kgton
Faktor Emisi CO gliter Bensin
377 279
Solar 43,5
37
Sumber: Kementrian Lingkungan Hidup, 2007
Sebelum penerapan sistem shift, satu angkot beroperasi selama 30 hari. Beban emisi yang dihasilkan oleh angkot lebih besar, estimasi beban emisi CO
sebelum dilakukan sistem shift dapat dilihat sebagi berikut. Beban Emisi CO ton = FE gramliter x rata-rata konsumsi BBM literbulan x
∑ angkot x 10
-6
Beban Emisi CO angkot 07 tonhari = 279 gliter x 430,9 literbulan x 219 unit x 10
-6
= 26,33 tonbulan Beban Emisi CO angkot 03 tonhari = 279 gliter x 749,2 literbulan x 382 unit
x 10
-6
= 79,85 tonbulan Beban Emisi CO angkot 02 tonhari = 279 gliter x 732 literbulan x 563 unit x
10
-6
= 114,99 ton30 hari Setelah sistem shift diterapkan, dalam satu bulan satu angkot tidak
beroperasi 10 hari. Adanya hari libur tersebut, satu angkot dapat menghemat penggunaan bensin sehingga beban emisi dapat berkurang. Estimasi pengurangan
emisi CO per bulan dapat dilihat sebagai berikut. Beban Emisi CO angkot 07 tonhari = 279 gliter x
143,6
literbulan x 219 unit x 10
-6
= 8,78 tonbulan Beban Emisi CO angkot 03 tonhari = 279 gliter x
248,4
literbulan x 382 unit
64 x 10
-6
= 26,48 tonbulan Beban Emisi CO angkot 02 tonhari = 279 gliter x
243,5
literbulan x 563 unit x 10
-6
= 38,25 tonbulan Berdasarkan perhitungan di atas, beban emisi CO per bulan yang
dihasilkan dalam satu bulan sebelum diterapkan sistem shift pada nomor trayek 07, 03 dan 02 masing-masing adalah 26,33 ton, 79,85 ton dan 114,99 ton. Setelah
sistem shift diterapkan, pengurangan beban emisi CO per bulan pada nomor trayek 07, 03 dan 02 masing-masing adalah 8,78 ton, 26,48 ton dan 38,25 ton.
Tidak hanya beban emisi saja yang dapat berkurang, adanya penghematan penggunaan bahan bakar dapat mengurangi biaya konsumsi bahan bakar per
bulan. Biaya bahan bakar didapat dari penggunaan bahan bakar per bulan dikali dengan harga bahan bakar per liter, sementara biaya penghematan didapat dari
penghematan bahan bakar per bulan dikali dengan harga bahan bakar per liter. Biaya konsumsi bahan bakar sebelum penerapan sistem shift dan penghematan
biaya konsumsi bahan bakar dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30 Biaya konsumsi bahan bakar per bulan sebelum penerapan sistem shift
dan penghematan biaya konsumsi bahan bakar per bulan
Uraian Trayek 07
Trayek 03 Trayek 02
1. Biaya Bahan Bakar Sebelum Sistem Shift
Rata-rata konsumsi bahan bakar
literbulan 94.369,09
286.198,42 412.146,16
Harga bahan bakar rupiah per liter
4.500 4.500
4.500 Biaya bahan bakar
rupiah per bulan 424.660.909,1
1.287.892.895 1.854.657.723
2. Penghematan Biaya Bahan Bakar
Rata-rata penghematan
konsumsi bahan bakar literbulan
31.456,36 94.896,84
137.080,45 Harga bahan bakar
rupiah per liter 4.500
4.500 4.500
Biaya bahan bakar rupiah per bulan
141.553.636,4 427.035.789,5
616.862.008,9 Sumber: Data primer diolah, 2013