71
9.4 Persepsi Pengemudi dan Pengguna Angkot 02
Sebanyak 91 responden pengemudi menilai dengan adanya sistem shift jumlah angkot yang beroperasi berkurang dalam sehari, tetapi pengurangan
tersebut menurut responden pengemudi tidak mengurai kemacetan. Terutama pada saat jam ramai. Kemacetan masih tetap terjadi karena saat ini jumlah kendaraan
pribadi meningkat. Selain itu 71 responden pengemudi angkot menilai pengurangan tersebut tidak mengurangi waktu tempuh perjalan ke tempat tujuan
dan 96 pengemudi angkot menilai adanya penerapan sistem shift tidak mempengaruhi jumlah rit dan penggunaan BBM dalam satu hari hari kerja.
Jumlah penumpang saat jam sepi menurut 50 pengemudi adalah sedikit yaitu antara 4-5 orang. Sama halnya dengan angkot 07 dan 02, hal ini
menunjukkan bahwa sistem shift tidak mempengaruhi peningkatan jumlah penumpang ketika jam sepi. Sedangkan pada jam ramai angkot selalu terisi penuh
menurut 50 responden pengemudi yaitu 10-12 orang. Mayoritas responden pengemudi angkot menilai lama pengemudi menunggu penumpang pada saat jam
sepi berkisar antara 6-10 menit yaitu cukup cepat. Hal tersebut karena pada saat jam sepi jarang penumpang sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
mengetem. Pada saat jam ramai, sebanyak 33 pengemudi menilai sangat cepat dalam menunggu penumpang yaitu sekitar 1 menit. Sebaran persepsi pengemudi
angkot 02 terhadap penerapan sistem shift dapat dilihat pada Tabel 36. Tabel 36 Persepsi pengemudi angkot 02 terhadap penerapan sistem shift
Keterangan Persentase
Mayoritas Persepsi
Sangat Buruk
Buruk Sedang
Baik Sangat
Baik Pengaruh ke Kemacetan
3,57 66,07
30,36 0 Sedang
Jumlah Angkot 3,57
5,36 91,07
0 Baik Waktu Tempuh Perjalanan
3,57 71,43
25 0 Sedang
Jumlah Penumpang jam sepi
26,79 50
19,64 3,57
0 Buruk Jumlah Penumpang jam
ramai 10,71
89,29 Sangat Baik
Waktu Tunggu Penumpang jam sepi
3,57 8,93
67,86 16,07
3,57 Sedang Waktu Tunggu Penumpang
jam ramai 14,29
21,43 30,36
33,39 Sangat Baik
Jumlah Ritasi 1,79
96,43 1,79
0 Sedang Penggunaan Bensin
1,79 96,43
1,79 0 Sedang
Sumber: Data primer diolah, 2013
72 Sama halnya dengan jalur angkot 03, jalur 02 juga melawati kawasan ramai.
Menurut 63 responden pengguna angkot menilai dengan adanya sistem shift tidak mengurai kemacetan. Sebanyak 77 responden pengguna angkot, adanya
sistem shift tidak mempengaruhi pengurangan jumlah angkot yang beroperasi dalam sehari. Hal ini karena pengguna tidak merasakan langsung pengurangan
tersebut. Selain itu dengan adanya pengurangan jumlah angkot yang beropersi, 87 pengguna angkot menilai pengurangan tersebut tidak mengurangi waktu
tempuh perjalan ke tempat tujuan. Menurut 43 pengguna angkot menilai jumlah penumpang saat jam sepi
adalah sedang yaitu berkisar antara 6-7 orang. Sedangkan pada jam ramai angkot selalu terisi penuh menurut pengguna angkot yaitu 10-12 orang.
Mayoritas 47 responden pengguna angkot menilai lama pengemudi menunggu penumpang atau mengetem pada saat jam sepi berkisar antara 6-10
menit yaitu cukup cepat. Pada saat jam ramai, sebanyak 37 responden pengguna angkot menilai cepat yaitu sekitar 2-5 menit pengemudi menunggu penumpang.
Sebaran persepsi pengguna angkot 02 terhadap penerapan sistem shift dapat dilihat pada Tabel 37.
Tabel 37 Persepsi masyarakat pengguna angkot 02 terhadap penerapan sistem shift
Keterangan Persentase
Mayoritas Persepsi
Sangat Buruk
Buruk Sedang
Baik Sangat
Baik Pengaruh ke Kemacetan
3,33 76,67
20 0 Sedang
Jumlah Angkot 6,67
63,33 30
0 Sedang Waktu Tempuh Perjalanan
6,67 86,67
6,67 0 Sedang
Jumlah Penumpang jam sepi
16,67 43,33
36,67 3,33 Sedang
Jumlah Penumpang jam ramai
60 33.33
6,67 0 Sangat
Baik Waktu Tunggu Penumpang
jam sepi 6,67
16,67 46,67
20 10 Sedang
Waktu Tunggu Penumpang jam ramai
6,67 26,67
36,67 30 Baik
Sumber: Data primer diolah, 2013
73
X SIMPULAN DAN SARAN 10.1
Simpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Implementasi sistem shift secara kelembagaan dapat dikatakan efektif. Hal
ini dapat dilihat pada berjalanannya sistem shift hingga saat ini. Pada pelaksanaan sistem shift ini juga memiliki hubungan antar stakeholder yang
tingkat keharmonisan dan sinergisme dikategorikan tinggi. Selain itu, mayoritas responden menjawab tingkat pengawasan dan tingkat kepatuhan
sangat tinggi. Hanya saja sanksi bagi pengemudi yang melanggar masih dalam kategori sedang yaitu hanya berupa teguran lisan dan peringatan.
2. Pendapatan pengemudi dan pengusaha angkot setelah implementasi sistem
shift mengalami peningkatan dalam satu hari. Rata-rata peningkatan pendapatan pengemudi nomor trayek 07 sebesar Rp 13.181,7 per hari. Rata-
rata peningkatan pendapatan pengemudi nomor trayek 03 sebesar Rp 10.802,7 per hari. Rata-rata peningkatan pendapatan pengemudi nomor
trayek 02 sebesar Rp 12.767,9 per hari. Tetapi, jika dilihat dari pendapatan per bulan terjadi peunurunan pendapatan. Rata-rata penurunan pendapatan
pengemudi nomor trayek 07 sebesar Rp 412.727,3 per bulan. Rata-rata penurunan pendapatan pengemudi nomor trayek 03 sebesar Rp 438.157,9
per bulan. Rata-rata penurunan pendapatan pengemudi nomor trayek 02 sebesar Rp 320.982,1 per bulan. Sisi positifnya dengan adanya pengurangan
hari operasi angkot dapat memberikan waktu libur bagi pengemudi untuk beristirahat atau mengerjakan kegiatan lain dan pekerjaan lainnya atau
menarik angkot di trayek lain. Sedangkan rata-rata pendapatan per bulan pengusaha angkot 07, 03, dan 02 mengalami peningkatan masing-masing
sebesar Rp 37.333,3, Rp 121.985,2, dan Rp 155.524,5. 3.
Pengurangan beban emisi CO per bulan setelah implementasi program shift pada nomor trayek 07, 03 dan 02 masing-masing adalah 8,78 ton, 26,48 ton
dan 38,25 ton. Selain mengurangi beban emisi, sistem shift juga dapat menghemat biaya konsumsi bahan bakar per bulan. Pada trayek 07 sebesar