6 3.
Mengestimasi besarnya pengurangan beban emisi angkutan kota setelah ada
penerapan sistem shift angkutan kota di Kota Bogor.
4. Menganalisis persepsi pengemudi serta masyarakat pengguna angkutan kota
terhadap penerapan sistem shift.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah: 1.
Penelitian ini mengambil sample nomor trayek yang terkena penerapan sistem shift A B C. Nomor trayek yang diambil adalah 02, 03 dan 07.
Pemilihan nomor trayek 02 karena trayek ini memiliki jumlah kendaraan sebanyak 563, memiliki jarak pulang-pergi sekitar 28,8 km, dan melayani
lokasi yang strategis. Pemilihan nomer trayek 03 karena trayek ini memiliki jumlah kendaraan sebanyak 382, memiliki jarak pulang pergi sekitar 22,6
km, dan melayani lokasi yang strategis. Pemilihan nomor trayek 07 karena trayek ini melewati lintasan yang berbeda dari lintasan trayek 02 dan 03,
melewati lokasi yang strategis dan sistem shift ini baru ditetapkan pada November 2012.
2. Penelitian hanya dilakukan terhadap dinas terkait, supir angkot dengan
nomor trayek 02, 03 dan 07, pengusaha angkot dengan nomor trayek 02, 03 dan 07, dan masyarakat pengguna angkot nomor trayek 02, 03 dan 07 serta
karakteristiknya tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. 3.
Dalam penelitian ini, pendapatan pengemudi dan pengusaha sama dengan pendapatan bersih dari hasil usaha angkot, tidak menghitung pendpatan dari
pekerjaan lainnya. 4.
Beban pencemar yang diestimasi adalah beban pencemar dari polutan CO angkot dan hanya pada nomor trayek 02, 03 dan 07.
7
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari satu tempat ke tempat lain. Transportasi wilayah
merupakan sistem pergerakan manusia dan barang antara satu zona asal dan zona tujuan di suatu wilayah. Sistem pergerakan tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai sarana atau moda yang menggunakan berbagai sumber tenaga, dan dilakukan untuk suatu keperluan tertentu. Pada suatu kegiatan
transportasi dibutuhkan alat pendukung yang memiliki karakteristik aman, cepat, lancar, nyaman, ekonomis dan terjamin keberadaannya Miro 2005 dan
Setijowarno dan Frazila 2003. Objek yang diangkut seiring berjalannya waktu akan bertambah. Hal ini
karena adanya pertambahan penduduk, urbanisasi, produksi barang-barang ekonomi, peningkatan pendapatan dan kesajahteraan, adanya perkembangan
pusat-pusat kegiatan dan pertambahan keinginan untuk melakukan perjalanan. Adanya pertambahan tersebut dengan sendirinya akan menuntut pertambahan alat
pendukungnya yaitu sarana transportasi. Pertambahan tersebut harus diantisipasi agar di masa mendatang tidak terjadi masalah yang tidak diinginkan yaitu
terjadinya ketidakseimbangan antara kebutuhan transportasi dengan ketersediaan alat pendukung proses perpindah. Hal tersebut dapat menimbulkan persoaalan,
yaitu : 1.
Kemacetan, tundaan, kecelakaan, dan kesemrawutan lalu lintas 2.
Sulitnya suatu kawasan perkembangan 3.
Tingginya biaya ekonomi yang terjadi.
2.1.1 Angkutan Kota
Angkutan kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam wilayah kota dengan menggunakan bus atau mobil penumpang umum yang terikat
dalam trayek tetap dan teratur. Angkutan kota ini dapat berupa angkutan massal yang dapat mengangkut penumpang dalam jumlah banyak dalam satu kali
8 perjalanan. Sistem jaringan rute angkutan di perkotaan biasanya terbagi menjadi 2
kelompok, yaitu: 1.
Jaringan rute yang terbentuk dimulai oleh pihak-pihak pengelola secara sendiri-sendiri.
2. Jaringan rute yang terbentuk secara menyeluruh, yang dilakukan oleh
pengelola angkutan massal secara simultan dan bersama-sama. Pada sistem jaringan rute, jarak antara rute merupakan aspek yang cukup
penting untuk diperhatikan karena jarak antar rute berpengaruh langsung terhadap penumpang dan operator. Selain itu terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan
dalam masalah ini yaitu lebar koridor daerah pelayanan, frekuensi pelayanan, jarak tempuh penumpang ke lintasan rute dan waktu tunggu rata-rata di perhentian
Setijowarno dan Frazila 2003.
2.1.2 Peran Transportasi terhadap Ekonomi dan Lingkungan
Tujuan transportasi adalah memberikan kemudahan dalam pergerakan masyarakat, seperti mudahnya mencapai lokasi tujuan. Beberapa aspek
kemudahan dapat dilihat berdasarkan kemudahan dalam mendapatkan faktor- faktor produksi, mudahnya informasi menyebar, kemudahan pergerakan
mobilitas penduduk, dan lain-lain. Sektor transportasi merupakan bagian penting dari ekonomi yang sangat
mempengaruhi proses produksi, distribusi produk, dan pertukaran kelebihan. Pada proses produksi, transportasi berperan penting dalam menyatukan semua faktor
produksi sumber daya yang tersebar diberbagai tempat yang berbeda. Transportasi berfungsi mempermudah dan mempercepat tersedianya sumberdaya
atau faktor produksi itu di tempat tersebut. Pada proses distribusi, transportasi berfungsi mendistribusikan barang atau jasa ke suatu tempat yang
membutuhkannya dan menjamin sampai ketempat tujuan. Sedangkan pada proses pertukaran keahlian, transportasi berperan mengangkut tenaga-tenaga ahli ke
suatu daerah yang tidak memiliki tenaga ahli. Secara keseluruhan, transportasi mempengaruhi harga barang dan jasa yang siap dikonsumsi di pasar. Jika sistem
transportasi tidak efisien, maka akan menyebabkan biaya ekonomi tinggi dan harga barang atau jasa menjadi mahal Miro 2012.