Gambar 4.19 Penelitian Tindakan Siklus I

Selanjutnya, guru menutup pembelajaran dengan mengucap lafadz hamdalah. Gambar 4.21 Aktivitas Siswa Mempresentasikan Hasil Kerja Siswa 5 Pertemuan KelimaRabu,24 Agustus 2016 Pada pertemuan ini dilakukannya tes siklus I untuk siswa, tes siklus I ini diikuti oleh seluruh siswa, yaitu sebanyak 31 siswa. Diadakannya tes siklus I dengan tujuan untuk melihat atau mengetahui kemampuan representasi matematis siswa pada kelas IV. Tes siklus I sebanyak 6 enam butir soal untuk mengukur kemampuan representasi matematis siswa. Pertemuan ini berlangsung selama 2 × 35 menit 2 jam pembelajaran. Sebelum siswa melakukan tes, peneliti meminta siswa untuk mempelajari sekitar 5 menit tentang materi yang sudah dipelajari. Setelah siswa mengulang materi tersebut, peneliti meminta agar siswa menyimpan buku matematika ke dalam tas mereka. Kemudian peneliti memberikan lembar tes siklus I kepada siswa. Pelaksanaan tes siklus I ini berjalan dengan lancar, dalam menyelesaikan soal semua siswa mengerjakan dengan tenang meskipun masih banyak siswa yang bertanya untuk membenarkan jawabannya. Kondisi kelas pada saat itu berlangsung sangat kondusif. Ada beberapa siswa tidak paham dengan soalnya, tetapi setelah dijelaskan oleh peneliti, siswa tersebut memahaminya. Secara keseluruhan proses pada tes siklus I berlangsung dengan baik dan tertib. Kegiatan penutup, peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan jawabannya dibarisan masing-masing. Guru menggunakan waktu yang tersisa untuk meminta tanggapan kepada siswa tentang soal yang diberikan. Sebagian besar mengatakan, “lumayan sulit, saya isi sebisanya aja .” Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan lafadz hamdalah dan salam. Gambar 4.22 Kegiatan Tes Kemampuan Representasi Siklus I

c. Tahap Observasi dan Analisis

Tahap observasi di siklus I dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan yaitu saat proses pembelajaran berlangsung. Guru kelas IV sebagai observer dalam penelitian ini. Pengamatan dilakukan dengan lembar aktivitas belajar model treffinger, catatan lapangan dan wawancara. Untuk lebih memahami dapat dilihat detail tabel data hasil observasi selama siklus I terdapat pada lampiran. Berikut tabel rata-rata aktivitas pembelajaran model treffinger pada matematika siswa sebagai berikut. Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Model Treffinger Siklus I No. Aktivitas Pertemuan ke- ̅ 1 2 3 4 1. Kegiatan tahap I basic tool Menuliskan ide atau pengetahuannya pada tahap basic tool kognitif 2 3 3 3 69 Mengemukakan ide dengan rasa percaya diri afektif 1 2 3 3 56 2. Kegiatan tahap II practice with process Berdiskusi dengan kelompoknya untuk menganalisis setiap kegiatan pada tahap ini kognitif 2 3 3 3 69 Mampu berkreasi untuk menemukan sesuatu yang baru afektif 2 3 3 4 75 3. Kegiatan tahap III working real with problem Mampu mengaplikasikan konsep yang telah didapat pada tahap sebelumnya kognitif 2 2 3 3 63 Siswa mampu menemukan hasil dengan mandiri afektif 3 3 3 3 75 Jumlah 12 16 18 19 Persentase 50 67 75 79 Rata-rata 67,7 Berdasarkan tabel observasi pada siklus 1 di atas, diketahui adanya peningkatan tertinggi pada rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada pertemuan satu ke pertemuan dua sebesar 17, pertemuan dua ke pertemuan tiga meningkat sebesar 8 sedangkan peningkatan terendah pada pertemuan tiga ke pertemuan empat meningkat sebesar 4. Dapat dilihat pula rata-rata persentase aktivitas belajar siswa selama siklus satu ini sebesar 67,7 . Jika dilihat dari hasil intervensi tindakan yang diharapkan, maka siklus satu ini belum berhasil. Agar mudah dipahami dapat dilihat grafik pada gambar berikut. Gambar 4.23 Grafik Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Keterangan: Tahap I : Basic Tool Tahap II : Practice with Process Tahap III : Working Real with Problem Dari grafik di atas, jika dilihat dari dimensi kognitif diketahui tahap I mengenai menuliskan ide atau pengetahuannya basic tool dan tahap II mengenai diskusi siswa kelompoknya untuk menganalisis masalah practice with process yang memiliki persentase tertinggi sebesar 69, sedangkan diketahui bahwa tahap III mengenai kemampuan 69 69 63 56 75 75 10 20 30 40 50 60 70 80 Tahap I Tahap II Tahap III Rat a -ra ta Tahapan Model Treffinger Kognitif Afektif siswa mengaplikasikan konsep yang telah didapat pada tahap sebelumnya working real with problem yang memiliki persentase paling rendah hanya mencapai 63. Bila dilihat dari dimensi afektif didapat bahwa tahap II mengenai kemampuan siswa berkreasi untuk menemukan sesuatu yang baru practice with process dan tahap III mengenai kemampuan siswa menemukan hasil dengan mandiri working real with problem yang memiliki persentase tertinggi sebesar 75. Sedangkan tahap I mengenai siswa yang mengemukakan ide dengan rasa percaya diri basic tool memiliki persentase terendah hanya mencapai 56. Adapula, rata-rata persentase aktivitas belajar siswa secara keseluruhan hanya mencapai 63. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa belum sesuai dengan intervensi tindakan yang diharapkan. Dengan demikian siklus I ini dapat dikatakan belum berhasil sehingga masih diperlukan perbaikan pada siklus II. Untuk lebih rincinya aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada lampiran. Selain itu, didukung juga dengan lembar observasi aktivitas guru dalam model pembelajaran treffinger. Tabel 4.2 menunjukkan terjadi peningkatan pada rata-rata persentase aktivitas guru dari pertemuan satu ke pertemua dua sebesar 4 dan pertemuan dua ke pertemuan tiga sebesar 13, tetapi pada pertemuan tiga ke pertemuan empat tidak menunjukkan peningkatan. Selain itu, ditemukan juga pada pertemuan ke satu guru belum terlihat pada aktivitas membimbing siswa pada tahap basic tool. Pada pertemuan kedua juga guru belum telihat melakukan konfirmasi pada tahap working real with problem. Pada pertemuan tiga dan pertemuan empat sudah terlihat perbaikan dari pertemuan sebelumnya. Rata-rata persentase aktivitas guru pada model treffinger mencapai 63 sedangkan rata-rata persentase aktivitas guru secara