Selanjutnya, guru menutup pembelajaran dengan mengucap lafadz hamdalah.
Gambar 4.21 Aktivitas Siswa Mempresentasikan Hasil Kerja Siswa
5 Pertemuan KelimaRabu,24 Agustus 2016
Pada pertemuan ini dilakukannya tes siklus I untuk siswa, tes siklus I ini diikuti oleh seluruh siswa, yaitu sebanyak 31 siswa.
Diadakannya tes siklus I dengan tujuan untuk melihat atau mengetahui kemampuan representasi matematis siswa pada kelas IV. Tes siklus I
sebanyak 6 enam butir soal untuk mengukur kemampuan representasi matematis siswa. Pertemuan ini berlangsung selama 2 × 35 menit 2 jam
pembelajaran. Sebelum siswa melakukan tes, peneliti meminta siswa untuk
mempelajari sekitar 5 menit tentang materi yang sudah dipelajari. Setelah siswa mengulang materi tersebut, peneliti meminta agar siswa
menyimpan buku matematika ke dalam tas mereka. Kemudian peneliti memberikan lembar tes siklus I kepada siswa.
Pelaksanaan tes siklus I ini berjalan dengan lancar, dalam menyelesaikan soal semua siswa mengerjakan dengan tenang meskipun
masih banyak siswa yang bertanya untuk membenarkan jawabannya.
Kondisi kelas pada saat itu berlangsung sangat kondusif. Ada beberapa siswa tidak paham dengan soalnya, tetapi setelah dijelaskan oleh peneliti,
siswa tersebut memahaminya. Secara keseluruhan proses pada tes siklus I berlangsung dengan baik dan tertib.
Kegiatan penutup, peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan jawabannya dibarisan masing-masing. Guru menggunakan waktu yang
tersisa untuk meminta tanggapan kepada siswa tentang soal yang diberikan. Sebagian besar mengatakan, “lumayan sulit, saya isi sebisanya
aja .” Selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan
lafadz hamdalah dan salam.
Gambar 4.22 Kegiatan Tes Kemampuan Representasi Siklus I
c. Tahap Observasi dan Analisis
Tahap observasi di siklus I dilaksanakan bersamaan dengan tahap pelaksanaan yaitu saat proses pembelajaran berlangsung. Guru kelas IV
sebagai observer dalam penelitian ini. Pengamatan dilakukan dengan lembar aktivitas belajar model treffinger, catatan lapangan dan
wawancara. Untuk lebih memahami dapat dilihat detail tabel data hasil observasi selama siklus I terdapat pada lampiran. Berikut tabel rata-rata
aktivitas pembelajaran model treffinger pada matematika siswa sebagai berikut.
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Model
Treffinger Siklus I
No. Aktivitas
Pertemuan ke- ̅
1 2
3 4
1. Kegiatan tahap I basic tool
Menuliskan ide atau pengetahuannya pada tahap
basic tool kognitif 2
3 3
3 69
Mengemukakan ide dengan rasa percaya diri afektif
1 2
3 3
56 2.
Kegiatan tahap II practice with process
Berdiskusi dengan kelompoknya untuk
menganalisis setiap kegiatan pada tahap ini kognitif
2 3
3 3
69
Mampu berkreasi untuk menemukan sesuatu yang
baru afektif 2
3 3
4 75
3. Kegiatan tahap III working
real with problem Mampu mengaplikasikan
konsep yang telah didapat pada tahap sebelumnya
kognitif 2
2 3
3 63
Siswa mampu menemukan hasil dengan mandiri
afektif 3
3 3
3 75
Jumlah
12 16
18 19
Persentase 50
67 75
79
Rata-rata 67,7
Berdasarkan tabel observasi pada siklus 1 di atas, diketahui adanya peningkatan tertinggi pada rata-rata persentase aktivitas belajar
siswa pada pertemuan satu ke pertemuan dua sebesar 17, pertemuan
dua ke pertemuan tiga meningkat sebesar 8 sedangkan peningkatan terendah pada pertemuan tiga ke pertemuan empat meningkat sebesar
4. Dapat dilihat pula rata-rata persentase aktivitas belajar siswa selama siklus satu ini sebesar 67,7 . Jika dilihat dari hasil intervensi tindakan
yang diharapkan, maka siklus satu ini belum berhasil. Agar mudah dipahami dapat dilihat grafik pada gambar berikut.
Gambar 4.23 Grafik Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
Keterangan: Tahap I : Basic Tool
Tahap II : Practice with Process Tahap III : Working Real with Problem
Dari grafik di atas, jika dilihat dari dimensi kognitif diketahui tahap I mengenai menuliskan ide atau pengetahuannya basic tool dan
tahap II mengenai diskusi siswa kelompoknya untuk menganalisis masalah practice with process yang memiliki persentase tertinggi
sebesar 69, sedangkan diketahui bahwa tahap III mengenai kemampuan
69 69
63 56
75 75
10 20
30 40
50 60
70 80
Tahap I Tahap II
Tahap III Rat
a -ra
ta
Tahapan Model Treffinger Kognitif
Afektif
siswa mengaplikasikan konsep yang telah didapat pada tahap sebelumnya working real with problem yang memiliki persentase paling rendah
hanya mencapai 63. Bila dilihat dari dimensi afektif didapat bahwa tahap II mengenai
kemampuan siswa berkreasi untuk menemukan sesuatu yang baru practice with process dan tahap III mengenai kemampuan siswa
menemukan hasil dengan mandiri working real with problem yang memiliki persentase tertinggi sebesar 75. Sedangkan tahap I mengenai
siswa yang mengemukakan ide dengan rasa percaya diri basic tool memiliki persentase terendah hanya mencapai 56.
Adapula, rata-rata persentase aktivitas belajar siswa secara keseluruhan hanya mencapai 63. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas
belajar siswa belum sesuai dengan intervensi tindakan yang diharapkan. Dengan demikian siklus I ini dapat dikatakan belum berhasil sehingga
masih diperlukan perbaikan pada siklus II. Untuk lebih rincinya aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada lampiran.
Selain itu, didukung juga dengan lembar observasi aktivitas guru dalam model pembelajaran treffinger. Tabel 4.2 menunjukkan terjadi
peningkatan pada rata-rata persentase aktivitas guru dari pertemuan satu ke pertemua dua sebesar 4 dan pertemuan dua ke pertemuan tiga
sebesar 13, tetapi pada pertemuan tiga ke pertemuan empat tidak menunjukkan peningkatan. Selain itu, ditemukan juga pada pertemuan ke
satu guru belum terlihat pada aktivitas membimbing siswa pada tahap basic tool. Pada pertemuan kedua juga guru belum telihat melakukan
konfirmasi pada tahap working real with problem. Pada pertemuan tiga dan pertemuan empat sudah terlihat perbaikan dari pertemuan
sebelumnya. Rata-rata persentase aktivitas guru pada model treffinger mencapai 63 sedangkan rata-rata persentase aktivitas guru secara