Gambar 4.57 Penelitian Tindakan Siklus II

demikian jika dilihat berdasarkan hasil intervensi yang diharapkan maka tindakan siklus II ini telah mencapai hasil intervensi yang diharapkan. Selain keberhasilan penelitian yang telah dicapai, namun masih saja terdapat kekurangan pada kemampuan representasi matematis siswa pada aspek ekspresi matematis. Sedangkan pada aktivitas siswa terdapat penurunan persentase pada dimensi afektif pada tahap III mengenai kemampuan siswa menemukan jawaban secara mandiri. Hal ini disebabkan siswa terbiasa untuk bekerjasama dan diskusi pada kegiatan tahap 1 dan tahap II.

B. Analisis Data

1. Tes Kemampuan Representasi Matematis Siswa

Pada penelitian ini dilaksanakan tes setiap akhir siklus tindakan pembelajaran. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan representasi siswa. Setiap tes yang dilakukan akan mengukur tiga aspek representasi matematis diantaranya adalah aspek visual, ekspresi matematis dan teks tertulis. Perbedaan hasil tes siklus I dan siklus II pada masing-masing aspek representasi matematis dapat diketahui dari tabel sebagai berikut. Tabel 4.12 Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis Siswa Aspek Representasi Siklus I Siklus II Peningkatan Visual 70 79 9 Ekspresi Matematis 60 73 13 Teks Tertulis 65 76 11 Tabel 4.12 menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada kemampuan representasi matematis siswa pada setiap siklus. Dapat dilihat pada tiap siklus siswa lebih menguasai kemampuan representasi matematis pada aspek visual, daripada teks tertulis dan ekspresi matematis. Adapun kemampuan representasi matematis pada aspek ekspresi matematis yang paling meningkat dengan peningkatan sebesar 13. Adanya peningkatan pada siklus II ini juga diperkuat oleh nilai rata- rata siswa. Adapun perbandingan hasil tes akhir siklus I dan siklus II pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.13 Peningkatan Hasil Tes Akhir Tiap Siklus Jenis Data Siklus I Siklus II Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Nilai siwa ≥ 75 9 29,03 19 61,29 Nilai siswa ˂ 75 22 70,97 12 38,71 Nilai rata-rata 65 76 Berdasarkan tabel terlihat bahwa rata-rata skor hasil belajar dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 11. Pada siklus I nilai rata-rata sebesar 65 dengan tingkatan ketuntasan mencapai 29,03. Kemudian pada sikklus II terjadi peningkatan perolehan rata-rata 76 dengan tingkat ketuntasan sebesar 61,29. Sehingga siswa yang mencapai ketuntasan dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 10 siswa. Sesuai dengan hasil intervensi yang diharapkan, maka pembelaran matematika sudah dikatakan berhasil. Sehingga pembelajaran dihentikan pada siklus II.

2. Hasil Aktivitas Belajar Matematika Siswa

Aktivitas belajar siswa diamati dengan observasi langsung, wawancara dan catatan lapangan. Berdasarkan hasil analisis lembar observasi siswa setiap