Gambar 4.59 Tahap Refleksi Penelitian Tindakan Siklus II

pertemuan diperoleh informasi bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan model treffinger dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan baik kognitif ataupun afektif. Peningkatan aktivitas belajar matematika baik secara kognitif ataupun afektif siklus I dan siklus II dilihat dari tabel 4.12. Tabel 4.14 Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar Matematika Tiap Siklus No. Aktivitas Siklus I Siklus II 1. Kegiatan tahap basic tool Menuliskan ide atau pengetahuannya pada tahap basic tool kognitif 69 81 Mengemukakan ide atau pertanyaan dengan rasa percaya diri afektif 56 75 2. Kegiatan tahap practice with process Berdiskusi dengan kelompoknya untuk menganalisis setiap kegiatan pada tahap ini kognitif 69 88 Mampu berkreasi untuk menemukan sesuatu yang baru afektif 75 75 3. Tahap working real with problem Mampu mengaplikasikan konsep yang telah didapat pada tahap sebelumnya kognitif 63 75 Siswa mampu menemukan hasil dengan mandiri afektif 75 69 Rata-rata 67,7 77,2 Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa aktivitas siswa dengan menggunakan model treffinger meningkat setiap siklusnya, kecuali pada aktivitas siswa mampu menemukan hasil dengan mandiri mengalami sedikit penurunan sebesar 6. Hal ini terlihat pada siklus I sebesar 75 menjadi 69 pada siklus II. Pada aktivitas mengemukakan ide atau pertanyaan dengan rasa percaya diri dan berdiskusi dengan kelompoknya untuk menganalisis setiap kegiatan pada tahap ini meningkat lebih pesat daripada aktivitas lainnya sebesar 19. Hal ini terlihat pada aktivitas mengemukakan ide atau pertanyaan dengan rasa percaya diri dari siklus I sebesar 56 menjadi 75 pada siklus II dan pada aktivitas berdiskusi dengan kelompoknya untuk menganalisis setiap kegiatan pada tahap ini dari siklus I sebesar 69 menjadi 88. Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa menggunakan model treffinger dapat dilihat pada nilai rata-rata persentase aktivitas belajar matematika dari siklus I ke siklus II yang mengalami peningkatan sebesar 9,5. Pada siklus I, jumlah rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar 67,7. Kemudian pada siklus II meningkat menjadi 77,2. Jika dilihat pada hasil intervensi tindakan yang diharapkan, hal ini dapat dikatakan bahwa tes akhir siklus II sudah mencapai hasil yang diharapkan. Sehingga pembelajaran pun dihentikan pada siklus II. Selain itu, peneliti menggunakan wawancara dan catatan lapangan untuk memperkuat hasil data yang diperoleh. Berdasarkan catatan lapangan yang didapat secara umum terlihat peningkatan seperti pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.15 Catatan Lapangan Tiap Siklus Siklus Catatan Lapangan Siklus I  Terlihat beberapa siswa acuh tak acuh dengan tugas  Kerjasama antar siswa masih kurang terlihat  Beberapa kelompok masih bergantung dengan temannya yang pintar  Siswa masih malu-malu dalam mempresentasikan hasil kerjanya Siklus II  Kelas terlihat tenang walaupun ada sedikit siswa yang masih bertanya-tanya  Siswa terlihat saling membantu antar teman  Ada beberapa siswa yang keliru antara rumus segitiga dengan jajargenjang  Siswa terlihat aktif dalam bertanya dan presentasi