Hasil Aktivitas Mengajar Analisis Data

11 pada siklus II sehingga indikator kemampuan representasi pada siklus II mencapai 76. Dapat dilihat bahwa terdapat temuan esensial pada kemampuan matematis yang diukur pada aspek ekspresi matematis mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari pada aspek lainnya yaitu sebesar 13. Walaupun ditemukan juga bahwa aspek ekspresi matematiss merupakan aspek yang memiliki persentase rata-rata terendah dari pada aspek lainnya disetiap siklus. Hal ini disebabkan siswa kurang teliti dalam perhitungan dan penulisan model matematikanya. Meningkatnya kemampuan representasi matematis juga didukung dengan adanya peningkatan rata-rata aktivitas belajar siswa pada setiap siklus. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran treffinger dapat membuat siswa menjadi lebih berpartisipasi dan aktif dalam pembelajaran. Hal ini dapat terlihat dari persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pada penggunaan model treffinger yang meningkat dari siklus I ke siklus II sebesar 9,5. Pada siklus I rata-rata aktivitas siswa sebesar 67,7 sedangkan pada siklus II rata-rata aktivitas siswa sebesar 77,2. Selain itu, ada pula peningkatan pada aktivitas belajar matematika siswa menggunakan model treffinger pada siklus I dan siklus II. Aktivitas yang mengalami peningkatan paling signifikan terjadi pada aktivitas siswa mengenai kepercayaan diri dalam mengungkapkan ide pada tahap basic tool dan aktivitas mendiskusikan dan menganalisis kegiatan pada tahap practice with process meningkat sebesar 19. Peningkatan ini disebabkan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih berperan aktif dimulai dari penemuan konsep hingga penerapannya. Aktivitas siswa dengan menggunakan model treffinger terlihat meningkat setiap siklusnya, kecuali pada aktivitas siswa mampu menemukan hasil dengan mandiri mengalami penurunan sebesar 6. Hal ini disebabkan sikap kerjasama siswa yang semakin tinggi membuat sikap mandiri siswa menjadi menurun pada siklus ini. Selain itu, kurangnya ketegasan guru dalam tahap working real with problem. Pada aktivitas mengemukakan ide atau pertanyaan dengan rasa percaya diri dan berdiskusi dengan kelompoknya untuk menganalisis setiap kegiatan pada tahap ini meningkat lebih pesat daripada aktivitas lainnya. Hal ini terlihat ketika siswa lebih sering bertanya dan berani mengemukakan pendapatnya. Hal ini dikarenakan pada siklus II guru memberikan tanda bintang sebagai reward kepada siswa yang aktif sehingga siswa lebih antusias dalam pembelajaran. Dari aktivitas mengajar, pada umumnya aktivitas mengajar meningkat tiap siklusnya. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan rata-rata persentase aktivitas mengajar guru dari siklus I mencapai 63 menjadi 78 pada siklus II. Peningkatan paling signifikan terjadi pada aktivitas guru membimbing siswa dalam menyampaikan gagasannya pada tahap basic tool meningkat sebesar 31 dari siklus I sebesar 44 menjadi 75 pada siklus II, sedangkan peningkatan terendah terjadi pada aktivitas guru membimbing siswa membuat kesimpulan dari kegiatan penemuan konsep pada tahap practice with process yang hanya meningkat sebesar 6 dari siklus I sebesar 75 menjadi 81 pada siklus II. Adapula, aktivitas yang tidak mengalami perubahan dari siklus I ke siklus II yaitu aktivitas guru mengarahkan siswa untuk menerapkan keterampilan yang telah didapat pada tahap sebelumnya. Dari hasil wawancara siswa tiap siklusnya diketahui bahwa siswa menganggap tantangan yang harus dikerjakan, akan tetapi sebagian besar menganggap LKS mempermudah siswa dalam memperlajari materi yang diajarkan. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh beberapa temuan menarik mengenai keterkaitan kemampuan representasi dengan penerapan model pembelajaran treffinger. Model Pembelajaran treffinger terdiri dari tiga tahapan, yaitu: 1 tahap basic tool apersepsi, 2 practice with process, dan 3 working with real problem. Kemampuan representasi matematis yang dilatih pada penelitian ini terbatas pada aspek visual gambar, aspek ekspresi matematika, dan 3 aspek teks tertulis. Hal ini menunjukkan bahwa setiap