Keistimewaan restoran ini ialah makanan dan minumannya yang lezat-lezat, pelayanannya megah dan harganya cukup mahal.
21. Family Type Restaurant
Restoran sederhana yang menghidangkan makanan dan minuman dengan harga tidak mahal; terutama disediakan untuk tamu-tamu keluarga maupun
rombongan. 22.
Main Dining Room Restoran atau ruang makan utama yang pada umumnya terdapat di hotel-hotel
besar, di mana penyajian makanannya secara resmi, pelan tapi pasti terikat oleh suatu peraturan yang ketat. Servisnya bisa mempergunakan pelayanan
a’la Perancis atau Rusia. Tamu-tamu yang hadir pun pada umumnya berpakaian resmi atau formal.
2.3 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai perilaku konsumen terhadap jenis usaha restoran memang sudah banyak dilakukan, baik mengenai tingkat kepuasan, loyalitas, dan
perilaku konsumen itu sendiri. Alat analisis yang digunakan berbeda-beda, antara lain yaitu Analisis Deskriptif, Importance and Performance Analysis IPA,
Costumer Satisfaction Indeks CSI, Structural Equation Model SEM dan lain-
lain. Penelitian-penelitian seperti ini antara lain dilakukan oleh Fathoni 2007, Neta 2007, Pratiwi 2006, Sary 2006, Marini 2003, yang secara lengkap
dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Penelitian Terdahulu Tentang Perilaku Konsumen
No. Peneliti Tahun Judul
Alat Analisis
1. Muhammad Fathoni
2007 Analisis Perilaku
Konsumen Terhadap Restoran Waroeng
Taman Di Kota Bogor Analisis Deskriptif,
Importance and Performance Analysis
IPA dan Costumer Satisfaction Indeks
CSI 2. Silvia
Neta 2007 Analisis Penilaian
Konsumen Terhadap Performance
Restoran Waralaba Lokal Studi
Kasus: Restoran Obonk Steak Ribs
, Bogor Analisis Deskriptif,
Importance and Performance Analysis
IPA dan Costumer Satisfaction Indeks
CSI 3. Noor
Annisya Haniyatti
Pratiwi 2006 Analisis Nilai dan
Loyalitas Pelanggan Macaroni Panggang,
Bogor Structural Equation
Model SEM
4. San Sary
2006 Analisis Perilaku
Konsumen Martabak Air Mancur Bogor
Kasus Cabang Jl. Pajajaran dan Cabang Jl.
Sudirman Analisis Deskripsi,
Analisis Angka Ideal dan Importance and
Performance Analysis
IPA 5. Evy
Marini 2003 Analisis Perilaku
Konsumen Restoran Fast Food “Hoka-Hoka
Bento” Cabang Bogor
di Kota Bogor Importance and
Performance Analysis IPA
Fathoni pada tahun 2007 melakukan penelitian mengenai perilaku konsumen terhadap restoran Waroeng Taman di Kota Bogor, dengan tujuan untuk
mengidentifikasi karakteristik konsumen Waroeng Taman, menganalisis proses keputusan pembelian yang dilakukan konsumen Waroeng Taman, menganalisis
tingkat kepentingan dan kinerja atribut serta kepuasan konsumen terhadap atribut dan pelayanan Waroeng Taman dan merekomendasikan alternatif kebijakan
pemasaran berdasarkan perilaku konsumen Waroeng Taman. Hasilnya menunjukkan bahwa karakteristik konsumen restoran Waroeng Taman sebagian
besar berusia antara 16-25 tahun, jenis kelamin laki-laki, berprofesi sebagai
pelajarmahasiswa, pendidikan terakhir SLTA, status menikah, dan rata-rata tingkat pendapatan atau uang saku per bulan sebesar Rp 500.000 hingga Rp
1.499.999. Pada proses keputusan pembelian, konsumen restoran Waroeng Taman melakukan pembelian produk untuk memperoleh manfaat sebagai makanan
selingan dan dengan alasan sedang lapar atau haus. Berdasarkan Importance and Performance Analysis
IPA terdapat empat atribut yang berada pada kuadran I prioritas utama yaitu kebersihan ruang dinning dalam restoran, kebersihan
wastafel dan toilet, musik dan sound, dan sarana parkir yang memadai. Pada kuadran II pertahankan perstasi terdapat atribut-atribut berupa kemudahan
masuk menuju lokasi, sikap pramusaji, harga, kehigienisan dan perlengkapan makan, rasa produk makanan, rasa produk miniman, kepraktisan kemasan bawa
pulang, variasi menu makanan, variasi menu minuman, kenyamanan ruang dinning
dalam dan luar restoran, serta temperatur atau kesejukan ruangan. Atribut- atribut yang terdapat pada kuadran III prioritas rendah antara lain sarana
transportasi umum, penampilan pramusaji, jumlah pramusaji yang melayani, kecepatan penyajian produk, kecepatan transaksi, layouttata letak ruangan,
dekorasiornamen ruangan, lokasi wastafel yang strategis, pemilihan warna ruangan, kebersihan ruang dinning luar restoran, tanggapan atau respon terhadap
keluhan responden, iklan dan promosi, aroma dan keharuman ruangan, serta display
produk. Pada kuadran IV terdapat atribut berupa pengetahuan pramusaji terhadap produk yang dijual, pencahayaan ruangan dan jumlah porsi makanan dan
minuman yang disajikan. Berdasarkan Costumer Satisfaction Indeks CSI dapat dikatakan bahwa keseluruhan atribut fisik restoran dan atribut produk Waroeng
Taman dapat dikatakan sudah memuaskan konsumennya.
Pada tahun 2007 Neta melakukan penelitian mengenai penilaian konsumen terhadap performance Restoran Obonk Steak Ribs, Bogor. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis penilaian responden terhadap tingkat kepentingan atribut performance Restoran Obonk Steak Ribs, Bogor, menganalisis penilaian
responden terhadap tingkat pelaksanaan atribut performance Restoran Obonk Steak Ribs
, Bogor, memformulasikan alternatif strategi pemasaran bagi Restoran Obonk Steak Ribs, Bogor. Hasil analisis deskriptif mengenai
karakteristik umum responden Restoran Obonk Steak Ribs, Bogor diketahui bahwa sebagian besar responden berdomisili di Kota Bogor, berusia 16-25 tahun,
dan berjenis kelamin perempuan. Sebagian besar responden lulusan sarjana, berstatus sebagai pegawai swasta dan belum nikah. Umumnya responden
berpendapatan perbulan Rp 1.000.000-Rp 2.000.000 dan menggunakan kendaraan pribadi. Berdasarkan hasil Importance Performance Analysis, terdapat tiga atribut
pada kuadran I yaitu sarana parkir, keamanan tempat parkir, serta aroma ruangan. Di kuadran II terdapat atribut-atribut variasi jenis makanan dan minuman yang
tersedia, kualitas makanan dan minuman yang baik, higienis makanan dan minuman, keramahan dan kesopanan pramusaji, pengetahuan pramusaji terhadap
produk yang dijual, kesigapan pramusaji dalam melayani konsumen, kecepatan penyajian makanan dan minuman, ketersediaan toilet, kebersihan ruangan,
kebersihan toilet, kesejukan ruangan serta tanggapan terhadap keluhan. Pada kuadran III terdapat atribut jalan keluar masuk menuju lokasi, jumlah pramusaji
dalam melayani, penampilan pramusaji, kemasan bawa pulang, dekorasi ruangan, tata letak kursi dan meja, pemilihan warna ruangan, pencahayaan ruangan, serta
musik. Atribut yang terdapat pada kuadran IV hanya ada satu atribut yaitu
kecepatan transaksi. Sedangkan hasil analisis Customer Satisfaction Index menunjukkan bahwa secara keseluruhan responden puas terhadap kinerja atribut-
atribut Restoran Obonk Steak Ribs, Bogor. Penelitian juga dilakukan oleh Pratiwi pada tahun 2006 mengenai nilai dan
loyalitas pelanggan Macaroni Panggang, Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen Macaroni Panggang, menganalisis
karakteristik konsumen Macaroni Panggang, menganalisis nilai bagi pelanggan Macaroni Panggang dan loyalitas konsumen Macaroni Panggang. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa pelanggan Macaroni Panggang lebih banyak berasal dari luar Bogor. Hal ini dilihat dari total responden yang didapat yaitu
sebanyak 120 orang dengan persentase 56, 67 persen berasal dari daerah luar Bogor dan sisanya 43, 33 persen berasal dari Bogor, yang sebagian besar berjenis
kelamin laki-laki dan didominasi oleh usia remaja 16-25 tahun, pendidikan sarjana, pekerjaan sebagai pegawai swasta, status belum menikah, rata-rata
pengeluaran pelanggan untuk membeli produk Maacaroni Panggang adalah Kurang dari Rp 100.000. Nilai yang dipersepsikan oleh pelanggan terhadap
produk Macaroni Panggang dilihat dari variabel rasakelezatan, porsi, daya tahan dan kualitas penyajian menunjukkan bahwa pelanggan merasa puas dan hal ini
menunjukkan bahwa tingkat keinginan pelanggan yang tinggi untuk mengkonsumsi kembali, informasi pelanggan untuk membeli Macaroni Panggang
sebagian besar melalui teman atau kerabat. Faktor yang mempengaruhi nilai bagi pelanggan berdasarkan analisis Structural Equation Model adalah pelayanan,
karyawan dan citra. Loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh nilai bagi pelanggan dan faktor lain yaitu kinerja pesaing dan pengalaman pelanggan.
Pada tahun 2006, Sary melakukan penelitian mengenai perilaku konsumen Martabak Air Mancur Bogor Kasus Cabang Jl. Pajajaran dan Cabang Jl.
Sudirman. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan karakteristik pembelian Martabak Air Mancur di dua cabang yaitu cabang Jl. Sudirman dan cabang Jl.
Pajajaran, mendeskripsikan proses keputusan pembelian Martabak Air Mancur di dua cabang yaitu cabang Jl. Sudirman dan cabang Jl. Pajajaran, menganalisis
tingkat kepuasan terhadap Martabak Air Mancur di dua cabang tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumen Martabak Air Mancur di cabang Jl.
Sudirman mempunyai pendidikan terakhir den pendapatan lebih rendah dibandingkan dengan konsumen di cabang Jl. Pajajaran. Perilaku keputusan
pembelian adalah hampir sama antara dua cabang tersebut. Namun frekuensi pembelian di cabang Jl. Pajajaran lebih banyak dari di cabang Jl. Sudirman.
Persepsi konsumen di cabang Jl. Sudirman adalah martabak bervariasi dan terpengaruh oleh keluarga, sedangkan di cabang Jl. Pajajaran adalah martabak
rasa enak dan terpengaruhi oleh mereka sendiri. Terlihat bahwa konsumen di dua cabang memilih cabang yang sedang membeli karena faktor lokasi yang
terjangkau bukan karena kekurangan kualitas dari dua cabang tersebut. Hasil sikap responden di cabang Jl. Sudirman lebih baik daripada di cabang Jl. Pajajaran. Dan
penelitian di dua cabang Martabak Air Mancur mempunyai sebagian besar atribut berada pada kuadran II. Perbedaan yang muncul untuk dua cabang adalah terdapat
atribut kemasan, variasi menu dan aroma. Sebagai praktisi akademik, Marini pada tahun 2003 juga pernah
melakukan analisis tentang kepuasan konsumen yaitu kepuasan konsumen terhadap restoran Hoka-Hoka Bento cabang Bogor. Berdasarkan IPA, Marini
2003 memperoleh bahwa kuadran prioritas utama disusun oleh variabel kebersihan toilet dan wastafel, temperatur atau kesejukan restoran, harga, aroma
restoran, tanggapan terhadap keluhan di dalam restoran, musik, lokasi toilet dan wastafel yang strategis. Variabel pada kuadran pertahankan prestasi yaitu
kebersihan di dalam restoran, kecepatan penyajian produk, keramahan pelayanan, kecepatan transaksi, kebersihan di luar restoran, penerangan di dalam restoran dan
akses transportasi umum. Variabel pada kuadran prioritas rendah yaitu kemudahan parkir, layout ruangan, jalan keluar atau masuk menuju lokasi,
tanggapan terhadap keluhan konsumen setelah meninggalkan restoran, fasilitas delivery service
, kemudahan akses dari daerah perumahan, pembayaran dengan menggunakan kartu kredit atau debit. Sedangkan variabel pada kuadran
berlebihan yaitu penampilan pelayanan, dekorasi ruangan, pengetahuan tentang produk yang dijual dan display produk. Untuk tingkat kepuasan konsumen
terhadap atribut produk Hoka-Hoka Bento terdapat sembilan variabel di kuadran pertahankan prestasi yaitu higienis perlengkapan makanan, variasi minuman,
kegurihan produk, jumlah porsi makanan, kerenyahan produk, temperatur produk dan jumlah porsi minuman. Pada kuadran prioritas rendah ada enam variabel yaitu
label “halal” pada produk, bahan baku kemasan, variasi “pencuci mulut” dan ukuran kemasan. Pada kuadran berlebihan hanya ada satu variabel yaitu aroma
produk. Sedangkan untuk kuadran prioritas utama tidak ada satupun variabel yang terdapat pada kuadran ini.
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis